Si Kecil Lapar Fisik Atau Emosional, Kenali Dengan Cara Sederhana Ini!

By Fadhila Afifah, Rabu, 20 Juni 2018 | 08:35 WIB
Menentukan lapar emmosional atau lapar fisik pada anak dengan skala (iStockphoto)

Nakita.id - Moms, problem makan Si Kecil ternyata bukan hanya saat ia pilih-pilih makanan (picky eater), tetapi juga ketika ia sepertinya lapar terus-terusan.

Mungkin hal ini kerap membuat Moms mengeluh, karena sering kali Si Kecil lapar pada waktu yang tidak tepat.

BACA JUGA: Bukan Hanya Romantis, Ini Ragam Manfaat Tak Terduga Berpelukan dengan Pasangan!

Menurut Academy of Nutrition and Dietetics (eatright.org), ada dua tipe rasa lapar, yaitu lapar emosional dan fisik.

Lapar emosional berarti ia makan untuk mengatasi perasaannya, sedangkan lapar fisik adalah sinyal tubuh saat membutuhkan energi dan nutrisi.

Jangan takut membiarkan Si Kecil merasakan salah satu jenis kelaparan itu, Moms.

BACA JUGA: Ular Ingin Masuk dan Bersemayam di Dalam Rumah, Ternyata Ini Sebabnya!

Dengan perubahan hormonal dan pertumbuhan yang cepat, Si Kecil akan mengalami rasa lapar yang lebih besar.

Begitupun Si Kecil penting untuk mendengarkan rasa lapar mereka, Moms.

Moms dapat menggunakan skala rasa lapar untuk belajar tentang perbedaan antara lapar fisik dan lapar karena emosi (memuaskan emosinya).

BACA JUGA: Wah, Chia Seed Ternyata Punya Segudang Manfaat Untuk Ibu Hamil !

Cara menentukan rasa lapar dengan skala

Sebelum makan, tentukan seberapa lapar kita dalam skala 1 hingga 10:

- 1 berarti kita sangat, sangat lapar

- 5 berarti kita tidak lapar atau kenyang

- 10 berarti kita merasa terlalu kenyang

BACA JUGA: Putri Sulung Mona Ratuliu Dihujat Lagi, Eh Kok Mona Malah Komentar Begini

Setelah Moms menggunakan skala lapar untuk sementara waktu, lambat laun jumlah skala ini akan berarti.

Meskipun perlu waktu untuk mengetahui seperti apa rasanya skala 2 atau 7.

Dengan demikian Moms dapat meminta Si Kecil untuk menilai rasa laparnya.

Tapi perlu dicatat, patokannya adalah Si Kecil mulai makan ketika rasa lapar berada di skala 2 atau 3.

Pada titik ini, Si Kecil makan karena lapar fisik alias tubuhnya membutuhkan energi dari makanan.

Saat Si Kecil merasakan lapar fisik, ia membutuhkan makanan bergizi, buah-buahan, sayuran, biji-bijian, kacang atau yogurt.

Nah, Moms bisa meminta Si Kecil untuk berhenti makan ketika dia mencapai sekitar 7.

Pada titik ini, seseorang merasa puas tetapi masih dapat beraktivitas.

BACA JUGA: Hati-hati! Ular Senang Bersembunyi Ditempat Ini, No 4 Tak Terduga!

Moms perlu mengingat, jangan biarkan tingkat rasa lapar turun menjadi 1. Jika Si Kecil merasa sangat lapar, ia mungkin akan makan berlebihan.

Saat seseorang mulai makan pada skala di atas 5 (skala 4, 3, 2, 1), mereka makan karena alasan emosional.

BACA JUGA: Cara Mengatasi Batuk Pada Anak, Coba Dengan Ramuan Alami Ini Moms!

Ambil kesempatan ini untuk menemukan perasaan yang ada di balik keinginan mereka untuk makan.

Meskipun makan karena perasaan emosional tidak selalu buruk, tapi bisa jadi masalah jika makan adalah satu-satunya cara yang Moms lakukan untuk mengatasi emosionalnya.

Jika Si Kecil memiliki tipe seperti itu, Moms dapat membantunya dengan bertanya, "Bagaimana perasaan Adek?" meskipun Si Kecil mungkin kesulitan mengatakan perasaannya.

Moms bisa coba menyarankan beberapa: "cemas," "bosan," "kesepian," "bingung," "malu," bersemangat," atau "kewalahan".

BACA JUGA: Tiket Gratis Masuk Ancol Tanggal 25 Juni Terbatas, Catat Jam dan Ketentuannya!

Jika Si Kecil dapat memberi tahu Moms tentang perasaan-perasaan ini, itulah saat yang tepat untuk berbicara dengannya.

Moms dapat mendorong Si Kecil (bila ia sudah bisa menulis) untuk mencatat dalam jurnal tentang perasaan mereka.

Mungkin Moms dan Si Kecil dapat memikirkan kegiatan lain selain makan.

BACA JUGA: Teh Chamomile Bisa Redakan Kolik Pada Bayi, Tapi Perhatikan Takarannya

Misalnya, jika Si Kecil merasa kesepian, Moms bisa mengajaknya berbicara atau bermain game bersama.

Atau jika dia sedang marah akan sesuatu, Moms bisa berdiskusi untuk mencari solusi bersama. 

Dengan demikian,  makan tidak lagi menjadi 'senjata ampuh' saat mengatasi emosi Si Kecil. (*)