Alergi Kacang, Jarang Diketahui Tapi Akibatnya Dapat Mengancam Jiwa

By Soesanti Harini Hartono, Kamis, 19 Juli 2018 | 15:15 WIB
Dilansir dari healthcare, siapa pun dapat mengalami alergi kacang, meskipun sebagian besar penderita adalah anak-anak. (Istock)

Nakita.id.- Seorang ibu dari Florida, Amerika Serikat, bernama Kellie Travers, mengunggah sebuah cerita pilu di Facebook, tentang anak gadisnya yang meregang nyawa karena salah makan.

Sang putri tercinta, Alexi Stafford, harus meregang nyawa karena 'pilihan fatal' namun sepele yang telah ia buat. Kellie bercerita, saat itu putrinya yang masih berusia 15 tahun sedang bermain di rumah sahabat Alexi dan mencicipi sebuah kukis.

BACA JUGA: Benarkah Menghindari Telur dan Kacang Bisa Cegah Risiko Alergi Anak?

"Ada paket terbuka kukis Chips Ahoy yang bagian atas paketnya terbuka dan kemasannya terlalu mirip dengan apa yang sebelumnya kami anggap 'aman' untuk Alexi," tulis Kellie.

Ia melanjutkan, Alexi hanya memakan satu kukis tanpa sadar bahwa kukis tersebut mengandung selai kacang yang dapat memicu reaksi alergi pada Alexi.

Mulut Alexi tiba-tiba terasa kesemutan dan ia memilih untuk pulang ke rumah. Sayangnya, kondisi Alexi dengan cepat memburuk.

Keluarga langsung memberikan dua suntikan EpiPen, tetapi ia mengalami syok anafilaksis dan mulai berhenti bernapas.

Alexi dinyatakan meninggal dunia tidak sampai 90 menit setelah memakan kukis tersebut.

"Sebagai seorang ibu yang rajin mengajarinya apa yang boleh dimakan dan apa yang tidak, saya merasa tersesat dan marah karena dia tahu batasnya dan menyadari kemasan yang dikenalnya, dia tahu apa yang aman," tutup Kellie dilansir news.com.au.

Alergi kacang adalah reaksi alergi yang terjadi akibat tubuh menyalahartikan makanan berbahan dasar kacang sebagai salah satu alergen yang berbahaya.

Dalam kondisi ini, sistem pertahanan tubuh akan bereaksi untuk melawan alergen tersebut dan terkadang dapat memberikan efek yang cukup fatal, misalnya syok anafilaksis.

Syok anafilaksis merupakan kondisi di mana tekanan darah akan menurun secara drastis dan saluran napas akan menyempit, sehingga pernapasan terhambat. Namun, tidak semua penderita mengalami kondisi ini.

Dilansir dari healthcare, siapa pun dapat mengalami alergi kacang, meskipun sebagian besar penderita adalah anak-anak.

BACA JUGA: Rumus 20-20 Jauhkan Moms dan Dads dari Mata Lelah, Coba Deh!

Alergi kacang tidak selalu bereaksi saat seseorang mengonsumsi kacang. Terdapat kasus dimana pasien sangat sensitif, sehingga terserang alergi saat menghirup bau kacang atau menyentuh kacang secara langsung.

Hingga sekarang, belum ada alasan yang jelas kenapa perbedaan kadar sensitivitas tiap orang ini bisa terjadi.

Potensi terserang alergi kacang akan lebih tinggi pada anak-anak, dan biasanya dimulai pada saat mereka berusia 14 bulan hingga 2 tahun dan berlanjut hingga dewasa.

Tidak seperti alergi lainnya, alergi terhadap kacang cenderung menetap dan tidak dapat dihilangkan atau disembuhkan. Hanya sekitar 20% penderita yang mampu sembuh saat beranjak dewasa.

Mereka yang berisiko punya alergi pada kacang adalah yang memiliki keluarga dengan riwayat alergi kacang atau alergi makanan lainnya.

Bisa juga orang yang memiliki kondisi dermatitis atopik atau sensitivitas yang berlebihan pada kulit.

Gejala alergi kacang biasanya mulai terlihat dalam hitungan detik hingga beberapa jam setelah mengonsumsi atau menyentuh kacang, seperti:Ruam, gatal-gatal, hingga pembengkakan pada kulit.

Bisa pula pembengkakan pada wajah, rasa gatal atau tidak nyaman di sekitar mulut dan tenggorokan, pilek, mual muntah, diare serta tenggorokan terasa seperti tercekik.

Bagi yang mengalami reaksi parah atau anafilaksis, beberapa gejala yang mungkin terlihat adalah penyempitan dan pembengkakan pada saluran pernapasan, pembengkakan pada bibir, lidah, dan bagian tubuh lainnya, kesulitan bernapas, tekanan darah menurun drastis, syok, serta denyut jantung berdetak cepat.

BACA JUGA: BPJS Tak Lagi Menjamin Obat Kanker Payudara, Ini Alasannya, Moms

Tiga puluh persen penderita alergi kacang mengalami serangan susulan dalam kurun waktu 8 jam setelah serangan pertama.

Segera temui dokter jika mengalami gejala alergi kacang, baik ringan atau parah, agar dapat ditangani dengan tepat dan terhindar dari komplikasi lebih lanjut yang dapat mengancam jiwa.

Walau terkadang sulit, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terserang alergi kacang, seperti memeriksa komposisi kandungan pada kemasan untuk memastikan makanan atau minuman bebas dari penggunaan protein kacang.

Minta Si Kecil untuk jangan mengonsumsi makanan atau minuman yang tidak pasti kandungannya.

Selalu tanyakan bahan makanan yang digunakan pada pramusaji atau penjual saat membeli makanan atau minuman dari luar.

Memberi tahu keluarga atau teman terdekat mengenai alergi yang dialami Si Kecil agar tidak disajikan makanan atau minuman dengan kandungan tersebut.

BACA JUGA: Waspadai Serangga Yang Banyak di Rumah, Ini Dampaknya Bagi Kesehatan

Selain yang mengandung protein kacang secara langsung, Moms juga disarankan untuk mencari tahu makanan atau minuman yang secara tidak langsung dapat mengandung kacang, seperti biskuit, kue, cokelat nougat, es krim, puding, sereal, granola, sup, saos kemasan, roti gandum, camilan, madu, dan salad.

Dalam kondisi tertentu, beberapa produk seperti sampo, losion, dan makanan hewan juga dapat mengandung protein kacang saat diproduksi.

Pastikan Moms mencari tahu lebih dahulu sebelum membelinya. (*)