Catat Moms, Ternyata Hipotensi Sama Bahayanya Dengan Hipertensi!

By Soesanti Harini Hartono, Rabu, 8 Agustus 2018 | 14:37 WIB
Baik hipertensi maupun hipotensi sama-sama memiliki dampak dan risiko yang dapat menimbulkan komplikasi penyakit dalam jangka panjang . (WebMD)

Nakita.id.- Hipotensi dan hipertensi merupakan istilah untuk penyakit mengenai tekanan darah.

Tekanan darah tinggi disebut hipertensi. Sebaliknya, tekanan darah rendah disebut hipotensi.

Tekanan darah juga terdiri dari dua nilai, yaitu tekanan sistolik dan tekanan diastolik.

Tekanan sistolik adalah tekanan pada dinding pembuluh darah saat jantung memompa darah ke seluruh tubuh, sedangkan tekanan diastolik adalah tekanan pada dinding pembuluh darah saat jantung beristirahat di antara denyut.

BACA JUGA: Makan Enak Tekanan Darah Tetap Stabil, Begini Resepnya, Moms

Tekanan darah yang normal dibutuhkan tubuh guna menjalankan berbagai fungsinya secara optimal.

Tanpa tekanan, darah tidak dapat mengalir melalui pembuluh darah ke jaringan atau organ tujuannya.

Padahal, darah berfungsi sebagai pembawa oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan sel tubuh.

Normalnya, tekanan darah pada orang dewasa terukur pada angka 120/80 mmHg.

Moms dan Dads dikatakan hipertensi jika hasil pengukuran tekanan darah lebih dari 120/80 mmHg.

Jika hasil pengukuran tekanan darah kurang dari 90/60 mmHg, ini merupakan hipotensi.

Tekanan darah secara alami dapat berubah-ubah sesuai dengan aktivitas dan kondisi tubuh seseorang.

Bila Moms dan Dads sehat, tekanan darah terendah dialami saat tidur atau beristirahat.

Sedangkan tekanan darah tertinggi terjadi ketika sedang beraktivitas fisik dan mengalami tingkat stres dan kecemasan tinggi.

Maka itu, pengukuran tekanan darah sebaiknya dilakukan saat tubuh dalam kondisi istirahat atau tidak melakukan apa pun selama 5-15 menit, tidak habis merokok, tidak melakukan aktivitas berat seperti berolahraga, dan sedang tidak marah.

BACA JUGA: Catat Moms, 6 Aktivitas Harian Ini Bisa Membahayakan Tulang Punggung

Pada kasus hipertensi yang telah berlangsung lama, komplikasi yang dapat terjadi bisa berupa kerusakan pada organ vital dan pembuluh darah.

Kerusakan pada pembuluh darah ini dapat menyebabkan komplikasi yang lebih fatal seperti serangan jantung, gagal jantung, gagal ginjal, stroke, gangguan pada mata, demensia, dan masih banyak lagi.

Sedangkan pada kasus hipotensi, keadaan ini menyebabkan darah tidak mampu dipompa ke seluruh tubuh.

Hal ini akan menyebabkan berkurangnya aliran darah ke jantung, otak, dan organ vital lainnya.

Aliran darah yang berkurang memiliki dampak bagi sel-sel tubuh karena mengakibatkan berkurangnya oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan untuk menjalankan fungsinya.

Apabila kondisi ini terus dibiarkan dan terus berlanjut, maka akan menimbulkan kerusakan pada sel, jaringan, organ, dan akhirnya berujung pada kematian.

Maka Moms dan Dads, jangan bangga bila tekanan darah selalu rendah yang termasuk kategori hipotensi. 

Sebab, baik hipertensi maupun hipotensi sama-sama memiliki dampak dan risiko yang dapat menimbulkan komplikasi penyakit dalam jangka panjang .

BACA JUGA: Cara Lain Bakar Kalori Setara Jogging 15 Menit, Tontonlah Film Horor!

Lebih baik lakukan pencegahan atau jalani terapi atas dua kondisi tersebut, sebelum muncul komplikasi yang tidak diinginkan.

Untuk menjaga tekanan darah tetap normal jaga  berat badan tetap ideal, menerapkan pola makan sehat dan seimbang, istirahat yang cukup, olahraga secara rutin, mengurangi stres, serta berhenti merokok dan minum minuman beralkohol.

Jika Moms atau Dads sudah mempunyai riwayat darah tinggi atau darah rendah, lakukan pengukuran tekanan darah tinggi secara berkala untuk memantau. (*)