Tak Disangka Justru Orang Baik yang Rentan Terkena Depresi, Kenapa?

By Dian Noviana Ertanti, Minggu, 26 Agustus 2018 | 21:09 WIB
stres cenderung dialami orang yang baik hati (pexels.com)

 

Nakita.id- Setiap manusia di dunia ini pastilah diberikan arahan oleh orang tuanya untuk mejadi pribadi yang baik.

Hal tersebut dimaksudkan agar kita selalu mendapatkan hal yang baik pula dalam hidup.

Akan tetapi penelitian berkata lain, Moms!

Beberapa sikap baik kita justru dapat berbalik arah, dan berdampak buruk bagi diri sendiri.

BACA JUGA: Makan Seperti Raja, Lihat Menu Makan Siang Pangeran George di Sekolah!

Orang baik atau orang yang terlalu peduli cenderung menunjukkan gejala depresi bila dibandingkan dengan orang yang egois atau cuek.

Menurut Dr.Masahiko, mereka yang rela berkorban demi keadilan dan kesetaraan lebih dekat dengan gejala klinis terkait depresi jangka panjang.

Penelitian ini dilakukan Dr.Masahiko dengan melibatkan 350 orang testi.

Disini para peneliti mengamati keinginan para testi untuk saling berbagi kepada mereka yang kurang mampu secara ekonomi.

BACA JUGA: Tiga Kali Terjerat Kasus Narkoba, Fariz RM Ternyata Juga Lakukan Transaksi di Mal Ternama Ini!

Setelah dipilah menjadi dua kelompok, testi kemudian diperiksa menggunakan MRI untuk mengetahui area otak mana yang aktif dalam situasi tertentu.

Nah, ternyata hsilnya cukup mengejutkan Moms!

Pindai MRI mengungkapkan adanya perbedaan terhadap kedua kelompok peneliti.

Saat memberikan uang kepada mereka yang kurang beruntung secara ekonomi, kelompok pro-sosial menunjukkan adanya aktivitas tinggi pada area amigdala (area otak yang berkaitan dengan perasaan).

BACA JUGA: Tulis Kata Kotor dan Tak Pantas di Twitter, Gadis Ini Batal Magang di NASA

Sedangkan area amigdala kelompok individualis hanya bereaksi tinggi saat orang lain menerima uang lebih banyak.

Area otak yang mengatur respon stres juga ikut bereaksi.

Para peneliti kemudian mendapatkan hasil bahwa pola peningkatan aktivitas otak ini berkaitan dengan kecenderungan depresi.

Dan dapat disimpulkan, orang yang masuk dalam kategori baik lebih rentan terhadap depresi.

Hal ini terjadi karena mereka lebih cenderung mengalami empati, rasa bersalah dan kasihan yang berlebihan.