Dianggap Tabu, Tidak Adanya Pendidikan Seksual pada Anak Jadi Risiko Tertinggi Maraknya Pelecehan Seksual

By Cynthia Paramitha Trisnanda, Minggu, 23 September 2018 | 13:34 WIB
Ilustrasi pelecehan (Tribun Manado)

Di mulai dengan menyoroti perbedaan bentuk organ perempuan dan laki-laki, kemudian bagaimana cara berbicara dengan lawan bicara dengan tidak melihatkan kontak fisik dari organ-organ intim.

Di Indonesia, pendidikan semacam ini belum terlalu diterapkan.

Ada beberapa sekolah yang sudah menerapkan, tapi banyak pula yang belum menerapkan karena tidak adanya standar kurikulum mengenai pendidikan seksual.

Bila terjadi hal itu, orangtua merupakan kunci penting untuk melindungi anak dari adanya bahaya pelecehan seksual.

Orangtua bisa menjadi garda terdepan untuk mengajarkan anak-anak perihal pendidikan seksual dan bahaya pelecehan seksual yang bisa mengancam anak-anak.

Bagaimana caranya Moms dan Dads berbicara pada Si Kecil mengenai pendidikan seksual?

1. Mulai berbicara dengan anak tentang kehidupan seksual ketika usia mereka sudah mempu mencerna. Sekitar saat anak-anak menempuh pendidikan sekolah dasar dan hampir mencapai masa suburnya, jangan lewat dari itu.

2. Biasakan anak-anak membedakan tentang pendidikan seksual atau pornografi, serta buatlah anak-anak maklum dengan segala hal yang mengenai pendidikan seksual.

3. Menekankan bahwa pendidikan seksual tidak mengarah pada pergaulan bebas.

Baca Juga : Najwa Shihab Hadir di Acara Konser Syahrini? Begini Keseruan Mereka di Balik Panggung

Keingintahuan anak-anak tentang seksual merupakan cara dini belajar mengenai struktur dan bagian-bagian pada tubuhnya.

Pendidikan seksual akan membantu anak-anak memahami tentang bagian tubuh mereka dan merasa positif dengan tubuh mereka sendiri.