Anthony Sinisuka Ginting dan Kisah Hidupnya, Jagoan Baru Indonesia yang Kalahkan Juara Dunia Tanpa Ampun!

By Cynthia Paramitha Trisnanda, Minggu, 23 September 2018 | 16:54 WIB
Anthony Ginting, berhasil kalahkan para juara dunia bulu tangkis di China Open 2018 (kolase instagram)

Nakita.id - Saya bukan pecinta olahraga garis keras. Bahkan, saya tidak tahu siapa saja atlet andalan Indonesia yang patut dibanggakan karena prestasinya.

Selama ini, yang saya tahu, pencak silat hanyalah sekedar olahraga asli Indonesia yang memakai seragam kebesaran berwarna hitam dan identik dengan ke’sangar’annya.

Selama ini, sepak bola Indonesia yang saya tahu, mungkin hanya sebatas Bambang Pamungkas, mungkin? Bulu tangkis, yang saya tahu hanya Taufik Hidayat dan duo Owi Butet. Itu saja.

Bahkan prestasi apa yang mereka raih pun, saya cenderung tak peduli dulunya.

Asian Games 2018 lalu merubah stereotip saya mengenai olahraga dan juga dunia para atlet Indonesia.

Dari yang biasanya saya hanya tahu bahwa olahraga Indonesia hanya sekedar masuk telinga kanan, kemudian keluar telinga kiri, menjadi terbalik bahkan 180 derajat!

Puluhan bahkan ratusan atlet Indonesia ternyata berprestasi. Selain berprestasi, mereka punya cerita perjuangan sendiri di balik kesuksesannya di dunia olahraga tanah air dan berjuang di kancah internasional.

Baca Juga : Cetak Sejarah! Anthony Ginting Berhasil Jadi Atlet Pertama Indonesia yang Menang di #ChinaOpenSuper1000

Mulai dari pencak silat yang berhasil menyapu bersih medali emas, kehadiran The Minions (Kevin dan Marcus) yang membuat saya gemas, Jonatan Christie yang tampan dan hot, serta atlet lain yang namanya tak bisa saya sebut satu persatu.

Kemudian, muncul satu nama yang tak kalah berprestasi di cabang olahraga bulu tangkis Indonesia. Ia belum berhasil membawa medali emas. Tetapi ia berhasil membawa medali perunggu dengan kebanggaan yang berlebih.

Perjuangannya, tetes keringatnya, jatuh bangunnya, bahkan otot di wajahnya yang terlihat saat ia berhasil jadi pemenang di atas semua pemenang di hati Indonesia.

Anthony Sinisuka Ginting! Pemuda tangguh, gagah perkasa dan tak putus berjuang membuat saya jatuh cinta pada bulu tangkis, dan perjuangannya.

Kurang lebih lima jam, waktu saya habis untuk mencari informasi tentang Ginting saat ia berhasil mencuri perhatian saya setelah tampil memukau di Asian Games 2018.

Meski tak dapat informasi yang cukup banyak, setidaknya, saya tahu dari mana dia berasal dan juga wajahnya yang tak pernah mau putus asa.

Merupakan keturunan Suku Karo, siapa sangka Ginting lahir dan besar di Cimahi, Jawa Barat.

Ginting lahir 21 tahun silam, pada 20 Oktober 1996. Masih muda, tampan dan berprestasi. Siapa di sini yang tak suka?

Perjuangan dan drama pertandingan Ginting berlangsung saat ia melawan Shi Yuqi di nomor beregu bulu tangkis Asian Games 2018.

Pada babak ke dua, Anthony Ginting diduga mengalami cedera. Ia terlihat meminta break pada wasit, mungkin ia sudah terlalu kesakitan.

Sebelum mengalami cedera, Ginting berhasil mengalahkan Shi Yuqi pada babak pertama dengan poin 21-14.

Shi Yuqi yang merupakan pemain andalah dunia dan bahkan menduduki peringkat ke 3 dunia dalam cabang olahraga bulu tangkis angkat topi dengan kegigihan Ginting saat melawannya.

Ia tak menyangka bahwa di tengah rasa sakit yang dideritanya, Ginting tak patah semangat.

Ginting bahkan kekeuh untuk terus berjuang melawannya, sehingga ia mengambil sikap bermain pelan dan juga santai untuk memberi penghormatan pada lawannya yang tangguh.

Namun sayang, karena cederanya makin parah, Ginting harus kalah dari Shi Yuqi. Kemudian ia dibantu tim medis ditandu menuju ruang perawatan medis.

Kekalahan Ginting tak membuatnya lembek. Menilik ke belakang, saat insiden kram otot yang menimpanya pada Agustus 2018 lalu, Ginting justru diserang buzzer dengan kebencian, bully-an dan olokan.

Mereka bilang Ginting bermental tempe. Mereka bilang Ginting tak punya daya juang. Bahkan mereka bilang pada Ginting untuk pensiun karena mentalnya belum cukup kuat untuk jadi pemenang.

Apa yang dilakukan Ginting saat itu? Ia tak peduli! Ginting terus berjuang meraih yang terbaik.

Baca Juga : Cetak Sejarah! Anthony Ginting Berhasil Jadi Atlet Pertama Indonesia yang Menang di #ChinaOpenSuper1000

Bahkan permainannya makin terlihat apik dan prima pada nomor tunggal. Ia berhasil sampai ke babak semifinal dan berhasil bawa pulang medali perunggu.

Itu belum seberapa. Ginting bahkan menjadi atlet yang menduduki peringkat teratas untuk Indonesia di peringkat BWF World Rangkings.

Selesai Asian Games 2018, Ginting menduduki rangking BWF di posisi 13. Ginting merupakan atlet bulu tangkis Indonesia teratas, sebelum di peringkat ke-14 ada Tommy Sugiarto dan peringkat ke-15 disusul Jonatan Christie.

Meski terhempas dari peringkat sebelumnya, yaitu peringkat 10, nyatanya tak membuat Ginting berkecil hati.

Anthony Ginting membuktikan kegigihannya pada laga Japan Open 2018. Meski belum menduduki predikat pemenang, Ginting berhasil sampai pada babak perempat final.

Bahkan disebut bahwa permainan Ginting semakin apik dan juga meningkat, meski belum berhasil lanjut ke babak berikutnya.

Tapi tak disangka, lagi-lagi Ginting berhasil mencuri perhatian saya bahkan masyarakat seluruh Indonesia.

Bak roket, Ginting berhasil mulus melesat ke atas sampai ke babak final dengan kemenangan tanpa balas!

Ginting bahkan mengalahkan berbagai juara dunia dengan sangat baik.

Awal pertandingan China Open 2018, Ginting berhasil mengalahkan Lin Dan, atlet bulu tangkis dengan peringkat satu atas di atas Ginting. Mulus!

Kemudian, Ginting mengalahkan Viktor Axelsen. Viktor merupakan atlet bulu tangkis peraih peringkat pertama dalam BWF World Rangkings.

Saat itu, hati saya ikut bergetar. Luar biasa sekali Ginting bisa mengalahkan juara dunia.

Tak berhenti sampai di situ, Ginting berhasil mengalahkan Chen Long yang meraih peringkat ke enam.

Kemudian Chou Tien Chen dengan peringkat ke lima. Dan terakhir, ia bertemu Kento Momota di babak final.

Kento Momota yang saat Asian Games 2018 mengalahkannya dengan skor 21-14, 14-21, 16-21, kini berhasil ia kalahkan dengan poin 2-0!

Seperti yang kita tahu, Kento menduduki peringkat dua dunia bulu tangkis.

Tentu prestasi dan kegigihan Anthony Ginting ini patut diacungi dua jempol. Atau bila saya boleh pinjam jempol masyarakat seluruh Indonesia, saya akan meminta pada seluruh masyarakat Indonesia untuk mengacungkan jempolnya atas prestasi yang diraih Anthony Ginting.

Baca Juga : Ada Kamar Mandi Khusus, Begini Kamar Jonatan Christie yang Terkesan Hangat dan Kalem!

Bukan hal yang mudah tentunya mengalahkan lima juara dunia bulu tangkis. Mengingat sebelumnya, Ginting memang memiliki performa baik meskipun belum berhasil menang.

Oh ya, ada yang menarik dari kemenangan Ginting kontra Momota ini.

Ada video viral yang harus kalian lihat!

Bagaimana Ginting meminta Momota untuk naik di satu podium dengannya, membuat saya makin kagum.

Kerendahan hatinya, perjuangannya, seolah membuat Ginting menjadi idola baru bagi Indonesia di kancah internasional.

Tak hanya itu, kemenangan Ginting ini juga menjadi sejarah baru bagi Indonesia.

Anthony Ginting menjadi atlet pertama Indonesia yang berhasil meraih gelar juara di kandang China!

Seperti yang kita tahu, China memiliki banyak atau bahkan sebagian atlet China terbilang sangat berprestasi. China itu gudangnya juara olahraga! Benar, kan?

Tentu Ginting semakin membuat bangga masyarakat Indonesia dengan sejarah yang ia cetak ini.

Atas kemenangannya di China Open 2018, ia berhasil membawa pulang medali emas, predikat juara dan bahkan uang tunai sebesar 70.000 USD, atau setara dengan Rp1.037 miliar.

Besaran hadiah tersebut tentu tak seberapa penting bagi Ginting. Karena yang terpenting baginya, membuat Indonesia bangga.

Perjalanan Karir Anthony Sinisuka Ginting

Kata Ginting, tak mudah menjadi seorang atlet. “Harus capek, pasti capek,” tuturnya seperti saat ia dimintai keterangan di akun Youtube Rappler Indonesia.

Kemenangannya ini tentu bukan dengan cara instan. Ginting mulai ‘jabat tangan’ dengan bulu tangkis saat Taman Kanak-kanak (TK). Saat itu, usia Ginting mungkin masih 5 atau 6 tahun.

Ia tertarik dengan bulu tangkis saat ayahnya mengajak Ginting melihat olahraga bulu tangkis yang diikuti ayahnya bersama teman-teman kantor ayahnya.

Baca Juga : Selain Jago Bulu Tangkis, Atlet Tampan Jonatan Christie Juga Pernah Bermain Film! Ini Potret Masa Lalunya

Sebagai anak kecil yang serba ingin tahu dan juga selalu ingin menirukan yang dilakukan orang dewasa, Ginting yang terkenal jahil ini iseng ikut bermain bulu tangkis dengan asal-asalan.

Ayah Ginting mungkin melihat anaknya memiliki bakat saat itu, sebagai naluri seorang ayah, ayah Ginting memberi kesempatan Ginting bergabung dalam sebuah klub saat usia Ginting masih sangat muda.

Ginting mengaku mulai latihan sekitar usia 6 atau 7 tahunan. Bahkan saat usianya 9 tahun, Ginting sudah meraih gelar juara di kota Bandung.

“Tapi juara 3 sih waktu itu,” ujarnya. Tapi juara 3? Bukankah itu suatu sangat membanggakan? Di usianya yang sangat muda, di saat anak-anak lain seusianya dulu sibuk bermain gundu, bermain petak umpet, Ginting sudah berhasil menjadi pemenang dalam salah satu pertandingan.

Mulai dari prestasinya itu, Ginting meneruskan hobi yang ia sukai sejak Sekolah Menengah Pertama (SMP) akan menjelang Sekolah Menengah Akhir (SMA).

Saat itu, Ginting dengan dukungan keluarganya mulai serius dengan dunia olahraga bulu tangkis.

Pemuda yang mengidolakan Taufik Hidayat ini mengaku bila saat ia belum berprestasi di dunia bulu tangkis, ia sudah mengidolakan Taufik Hidayat yang karirnya sangat moncer pada zamannya.

Bahkan saking mengidolakannya, Ginting mengaku ada beberapa tekniknya yang mengikuti sang idola.

Untuk menambah keseriusannya di dunia bulu tangkis, Ginting dalam sebuah wawancaranya di akun Youtube Beritagar mengaku bahwa sejak SMP, ia mencari guru privat untuk melatihnya makin serius di olahraga bulu tangkis.

“Saya cari guru sendiri, bayar sendiri, cari lapangan sendiri,” ujar Ginting. Ungkapan tersebut membuktikan bahwa perjuangan Ginting memang dari titik nol.

Ia berjuang dan berlatih keras sehingga prestasinya kini mampu dibanggakan orangtuanya, pelatih, teman-temannya, masyarakat Indonesia dan juga kekasihnya tentunya. Iya kan?

Karirnya yang sudah mulai cemerlang membuatnya memutuskan bergabung dalam Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) dan memutuskan menetap di asrama Pelatnas PBSI saat SMA.

Ia harus merelakan masa SMA nya dan juga harus berhenti sekolah untuk fokus di olahraga bulu tangkis dan berlatih setiap hari tanpa kenal lelah di Cipayung.

Meski begitu, ia tak merasa kecewa karena ia mulai benar-benar fokus dan akhirnya berhasil berkat bimbingan juga pelatihan di PBSI, Cipayung.

Sudah berhasil memenangkan berbagai pertandingan, Ginting mengaku bahwa peran seniornya seperti Ahsan-Hendra mampu membangkitkan semangat juga perjuangannya di pertandingan-pertandingan yang ia jalani.

Terbukti, Ginting berhasil meraih berbagai prestasi sejak 2014 lalu.

Pebulu tangkis berusia 21 tahun tersebut memulai debut pelatnas Cipayung pada awal tahun 2014.

Saat itu, Ginting masih berstatus sebagai pemain junior dan mengikuti pertandingan level junior seperti kejuaraan dunia junior 2014.

Selain level junior, Ginting juga mencicipi pertandingan level grand prix/gold seperti Taiwan Open, Vietnam Open, dan Indonesia Masters 2014.

Baca Juga : Ternyata Ada Maksud 'Terselubung' Saat Jonatan Christie Mengepel Lantai di Final Asian Games 2018

Setahun kemudian Ginting menjadi rookie di level supeseries/premier di Indonesia Open 2015.

Prestasi tertinggi Ginting di level superseries saat itu adalah semifinalis Hong Kong Open dan terhenti di tangan tunggal putra, China, Tian Houwei.

Di level grand prix/gold, Ginting sukses membukukan dua kali semifinal yaitu Vietnam Open dan Indonesian Masters 2015.

Prestasi Ginting menurun di tahun 2016 dengan hanya mampu mencapai satu kali semifinal di Australia Open 2016.

Langkahnya selalu terhenti di babak awal dan tak mampu mencapai perempat final.

Setelah perjalanan yang naik turun, akhirnya Ginting sukses menjadi juara Korea Open 2017 pada bulan September lalu.

"Setelah mendapat gelar, target dan kepercayaan diri untuk lebih semangat buat pertandingan-pertandingan selanjutnya," ujar Ginting seperti dikutip BolaSport.com dari Badminton Unlimited.

“Ya udah yang penting saya latihan disiplin, segala macem. Yang penting maksimal di latihan, walaupu belum ada hasilnya tetap latihan,” ujarnya dengan tegas.

“Kalau bakat tapi malas-malasan kan sama aja. Tapi kalau kerja keras, nggak ada bakat juga sulit,” tambahnya.

Itu yang membuat Ginting akhirnya berhasil menjadi juara dalam China Open 2018 dan mencetak sejarah baru bagi Indonesia.

Baca Juga : Cedera, Anthony Ginting Akan Kembali Berlaga Jumat Nanti, Sekjen PBSI: Keadaannya Parah

Terima kasih Ginting. Terima kasih atas semangat, perjuangan dan juga bukti bahwa pemuda Indonesia mampu mencetak prestasi, tak hanya sekedar caci maki!