Jessica, Anak Asal Sulawesi Meninggal Akibat Dibakar Ibu, Peneliti: 71 Persen Pelaku Kekerasan Anak Yaitu Orangtua Sendiri! Ini Penyebabnya

By Kirana Riyantika, Sabtu, 27 Oktober 2018 | 10:01 WIB
Jessica Mananohas meninggal karena dibakar ibu kandung, peneliti sebut penyiksaan anak paling banyak dilakukan orangtua sendiri! (Tribun Manado/Nielton Durado)

"Di rumah sakit Sangihe sudah 3 kali jalani operasi, dan di Manado sekali. Jadi sudah 4 kali," kata Nurlince Sahambangu, tante dari Jessica ketika ditemui Tribunmanado.co.id, Jumat (19/10/2018) di RSUP Kandou.

Baca Juga : Persis Kasus FX Ong, Satu Keluarga Tewas Tak Wajar di Samosir, Istri Hamil dan Dua Anak Masih Balita!

Selama di rumah sakit, Jessica berdoa agar ibunya mendapat pengampunan dari Tuhan. Hal tersebut diceritakan oleh salah satu kerabat Jessica.

"Dia (Jessica) juga sudah mendoakan sang ibu agar diberi pengampunan oleh Tuhan," kata Nurlince Sahambangu, salah satu kerabat Jessica, Selasa (23/10/2018).

Kondisi Jessica sempat membaik setelah menjalani perawatan, namun dalam sepekan terakhir kondisinya terus menurun. Pada hari Selasa (23/10/2018), Jessica dikabarkan telah meninggal dunia.

"Laporan yang saya terima memang meninggal pada pukul 14.08 Wita," ujar Direktur RSUP Kandou Malalayang Jimmy Panelewen.

Pihak kepolisian kemudian menahan OS atas kasus kekerasan terhadap anak hingga meninggal dunia.

Peneliti sebut kekerasan pada anak dilakukan oleh orangtua

Orangtua digadang-gadang memiliki kewajiban untuk menyayangi dan mendidik anak-anak dengan baik. Orangtua perlu memahami bagaimana cara menangani anak.

Selama ini, banyak pihak menganggap bahwa orang asing yang paling berisiko tinggi melakukan kekerasan dan pelecehan pada anak.

Namun, sebuah penelitian menunjukkan bahwa orangtua yang dianggap sebagai sosok paling dekat dengan anak ternyata juga paling banyak menyumbangkan kekerasan bagi anaknya.

Dikutip dari Time.com, menurut National Child Abuse and Neglect Data System (NCANDS), 71,8% kasus pelecehan anak atau kelalaian terjadi di tangan orang tua korban pada tahun 2015.