Jadi Favorit Orang Indonesia, Ini 5 Fakta Mengejutkan Di Balik Kelezatan Mi Instan

By Erinintyani Shabrina Ramadhini, Senin, 29 Oktober 2018 | 21:06 WIB
Banyak menjadi favorit, ini fakta mengejutkan dibalik kelezatan mie instan (Pexels.com/ tookapic)

Nakita.id - Belum lama, jagat dunia maya dikejutkan oleh meninggalnya seorang pemuda Taiwan yang baru berusia 18 tahun.

Pemuda ini sering belajar hingga larut malam demi bisa masuk ke universitas impiannya.

Karena bekerja keras hingga larut, saat lapar tengah malam melanda ia kerap membuat mi instan.

Meski ia berhasil masuk ke universitas impiannya, sayangnya umurnya tidaklah panjang.

Ia mulai menunjukkan gejala awal seperti perut kembung, mual, dan sakit perut.

Keluarganya cukup bijaksana dengan membawanya ke rumah sakit untuk melakukan pengecekan medis.

Baca Juga : Viral Buah Pisang Disuntik Darah Penderita HIV, Ternyata Ini Fakta Sebenarnya!

Ternyata, pemuda tersebut divonis kanker lambung stadium akhir.

Dengan kata lain, bukan mitos Moms jika mengonsumsi mi instan terlalu banyak tidak baik untuk kesehatan.

Berikut ini emapt fakta mengejutkan mengenai mi instan, yang belum banyak diketahui:

1. Makan mie instan tidak bisa menggantikan makanan penuh seseorang

Mungkin Moms sudah kenyang hanya dengan makan satu hingga dua porsi mi instan.

Namun, nyatanya makanan favorit orang Indonesia ini tidak bisa menggantikan kandungan gizi dalam makanan penuh yang kita konsumsi setiap hari.

Makanan penuh yang dimaksudkan di sini adalah makanan yang lengkap dengan gizi seimbang, yakni makanan pokok, sayuran, protein nabati, dan protein hewani.

Baca Juga : Sempat Rasakan Pahit Manisnya Hidup, Intip Kediaman Mona Ratuliu yang Super Nyaman

Dalam akun Facebook pribadinya, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia juga menyebutkan bahwa mie instan tidak mengandung nutrisi apapun.

Bahaya mie instan menurut Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia

Dalam satu kemasan, makanan ini mengandung hampir 2700 mg sodium.

Padahal, dalam sehari sebaiknya seseorang tidak mengonsumsi sodium lebih dari 2.000-2.4000 mg.

Jika berlebih, maka akan meningkatkan risiko seseorang mengalami diabetes, stroke, dan penyakit jantung.

2. Mi instan di Indonesia sudah ditambahkan zat gizi yang penting lainnya

Mi instan bisa dibilang salah satu makanan yang cukup digemari oleh banyak orang.

Oleh karena itu, mi instan dinilai merupakan produk yang tepat untuk dilakukan fortifikasi.

Fortifikasi adalah upaya yang dilakukan untuk menambahkan satu atau lebih zat gizi ke dalam suatu produk, yang bertujuan mencegah kekurangan zat gizi masyarakat.

Zat gizi yang ditambahkan ke dalam produk makanan tersebut biasanya merupakan zat gizi mikro yang penting.

Baca Juga : Kanker Tulang Renggut Nyawa Sang Ayah, Nia Ramadhani Dapat Wasiat Agar Tak Lakukan 2 Hal Ini!

Dalam hal ini, mi instan di Indonesia sudah ditambahkan dengan zat besi, zinc, vitamin A dan beberapa jenis mineral lainnya.

Kendati demikian, tetap saja makanan yang bervariasi lebih baik untuk dikonsumsi karena mengandung zat gizi yang lebih berkualitas.

3. Natrium yang terkandung dalam mi instan sangat tinggi

Mi instan memang tidak menyehatkan jika dikonsumsi dalam intensitas sering, apalagi oleh penderita hipertensi.

Dalam sebungkus mi instan, terdapat kandungan natrium yang sangat tinggi yakni 600-1500 mg.

Sementara, dalam kondisi sehat seseorang hanya dianjurkan mengonsumsi natrium sebanyak 1500 mg per hari.

4. Makan mie instan terlalu sering terbukti bisa menyebabkan penyakit jantung

Telah banyak penelitian dan studi yang membuktikan, bahwa makan mie instan terlalu sering menyebabkan seseorang mengalami berbagai penyakit jantung, seperti penyakit jantung koroner, gagal jantung, dan stroke.

Bahkan, penelitian yang dilakukan di Korea selatan yang melibatkan sebanyak 10 ribu orang dewasa menunjukkan, makan mie instan menjadi salah satu penyebab penyakit diabetes mellitus.

Baca Juga : Gagal Jantung Renggut Nyawa Krishna Raj Kapoor, Makanan Favorit Orang Indonesia Ini Jadi Pemicunya

Seorang profesor bidang gizi dan epidemiologi dari Harvard School of Public Health menyatakan, sebenarnya tidak masalah mengonsumsi mi instan sekali atau dua kali dalam sebulan.

Namun, jika dikonsumsi rutin setiap minggu maka hal tersebut sangat berisiko menimbulkan berbagai penyakit degeneratif.

Mie instan mengandung monosodium glutamate (MSG), yang bisa memacu kerja sel saraf berlebih dan mengakibatkan kerusakan saraf.

Menurut YLKI, perempuan yang mengonsumsi mie instan lebih dari dua kali dalam seminggu maka 68% lebih rentan mengalami penyakit yang berkaitan dengan metabolisme tubuh.

5. Air rebusan mi instan tidak berbahaya

Banyak orang mengatakan, air rebusan mie instan berbahaya dan jangan digunakan dalam penyajiannya.

Padahal, air rebusan mie instan mengandung zat-zat gizi yang telah ditambahkan sebelumnya, seperti zat besi, zinc, vitamin A, dan lainnya.

Ketika proses merebus, sebagian zat gizi larut dalam air dan kemudian hilang dari mi instan.

Oleh karena itu, menggunakan air rebusan untuk menyajikan mie instan sebenarnya aman untuk dilakukan.