BPJS Kesehatan Defisit, Sejumlah Ahli Ekonomi Kesehatan Ambil Langkah Ini

By Nia Lara Sari, Rabu, 31 Oktober 2018 | 14:26 WIB
BPJS Kesehatan Alami Defisit, Sejumlah Ahli Ekonomi Kesehatan Ambil Langkah Ini (KOMPAS.COM)

Studi yang dilakukan oleh tim Komite Penilaian Teknologi Kesehatan (KPTK) Kemenkes RI dan PKEKK FKM UI, terkait pola penatalaksanaan dialisis telah menguatkan fakta bahwa CAPD lebih cost efektif dari segi biaya dan peningkatan kualitas hidup pasien dibandingkan HD (Hemodialisis).

Namun fakta ini kontras dengan jumlah pasien CAPD yang hanya sekitar 3% dari total pasien GGK, sementara 95% menjalani HD.

Sebenarnya salah satu kunci dalam menjamin keberlangsungan program JKN adalah dengan melakukan proses kendali mutu dan kendali biaya.

Baca Juga : Adelia Bagi Foto Lawas Saat Jadi Pramugari Lion Air, Pasha Ungu Ungkap Perjuangan Masa Muda Istri

Dalam hal ini, ketersediaan dan penggunaan data tentu menjadi faktor kunci dalam review utilisasi, penilaian kualitas luaran pelayanan kesehatan, analisis dampak, hingga berbagai evaluasi ekonomi kesehatan.

Terdapat berbagai macam metode yang dapat digunakan pada proses analisis dampak kebijakan dan evaluasi ekonomi dalam rangka mendukung penyusunan kebijakan kesehatan yang berbasis pada bukti.

Peran InaHEA sebagal asosiasi ahli ekonomi kesehatan menjadi kritis terutama dalam mendukung pemerintah pada proses penyusunan kebijakan kesehatan nasional.

Oleh karena itu, sebagai wadah pertukaran ide dan perkembangan isu ekonomi kesehatan, InaHEA menyelenggarakan pertemuan ilmiah pada tahun ini dengan tema "Spiraling Economic Evidence to Boost National Health Policies".

Prof. Budi Hidayat, SKM., MPPM., PhD, Kepala PKEKK FKM UI, ditemui dalam acara pertemuan ilmiah InaHEA di Jakarta (31/10), mengharapkan dalam pertemuan ini dapat dirumusakan rangkuman rekomendasi bagi kesehatan nasional dari perspektif ekonomi kesehatan.