Bayi Jadi Sakit-sakitan Sejak Ditinggal Mama Bekerja?

By Gazali Solahuddin, Senin, 28 November 2016 | 05:30 WIB
Bayi jadi sakit-sakitan sejak ditinggal Mama bekerja? (Dini Felicitas)

Tabloid-Nakita.com - Tiga bulan bersama bayi setelah melahirkan, rasanya indah banget ya, Mam. Begitu juga yang dirasakan oleh si buah hati. Soalnya, selama  tiga bulan itu, Mama dan si kecil bisa terus-menerus berinteraksi dan bermesraan sepanjang waktu. Namun, setelah tiga bulan masa cuti bersalin habis, mau tak mau, Mama bekerja harus kembali ke rutinitas semula, berangkat pagi pulang sore untuk bekerja di kantor atau lapangan selama kurang lebih 8—9 jam setiap hari.

Anehnya, setelah Mama kembali bekerja, ada saja yang terjadi pada si kecil. Umumnya, para Mama mengatakan, bayinya jadi sakit-sakitan. Lucunya, saat Mama mengambil cuti 1—2 hari untuk merawat si kecil yang sakit, eh si kecil pun sembuh. Malah, ada beberapa Mama yang mengatakan, belum sempat ke dokter sudah sembuh duluan. Nah, dari sini timbul pertanyaan, apa yang membuat bayi jadi sakit-sakitan setelah ditinggal Mama bekerja?

Ternyata, biang keladinya adalah hal-hal sepele dan mendasar. Karena saat ini Mama sudah kembali berkerja, tentu pemenuhan kebutuhan ASI diupayakan dengan ASI perah. Nah, bisa jadi karena penyimpanan ASI perah yang tidak baik atau media/wadah penampung ASI dan alat menyuapkan ASI pada si kecil tidak bersih, sehingga ia jadi terinfeksi. Bisa juga, jika ASI dicampur dengan susu formula menyebabkan bayi menjadi sakit.

Hal lain yang diduga sering menjadi penyebab bayi jadi sakit-sakitan adalah kurang fasihnya pengasuh si kecil dalam memahami atau mengenali bayi. Misal, bayi BAB tapi diapernya tak kunjung diganti, tentu akan menyebabkan kulit sekitar selangkangan bayi teriritasi, bahkan bisa juga menginfeksi alat kelaminnya.

Lantas, apa yang harus Mama perbuat agar bayi tidak sakit-sakitan setelah ditinggal Mama bekerja? Berikut ini beberapa hal yang dapat Mama lakukan:

1. Kenalkan ASI perah sejak sebelum Mama kembali bekerja Dalam kaitannya dengan kegiatan Mama yang kembali bekerja, sebenarnya yang berubah adalah cara bayi mendapatkan ASI. Saat Mama setiap waktu berada bersama si kecil, pastinya dia akan mendapat suplai ASI langsung. Tak demikian halnya setelah Mama kembali beraktivitas, si kecil memang tetap mendapatkan ASI, tapi berupa ASI perah yang diberikan lewat sendok. Karena itulah, Mama disarankan mulai mengenalkan ASI perah kepada bayi minimal dua minggu sebelum kembali bekerja.

2. Biasakan pamit pada si kecil Setiap kali hendak berangkat kerja atau keluar rumah, biasakan untuk pamit kepada si kecil dengan memberikan kecupan dan mengucapkan salam. Sepulang dari tempat kerja lakukan hal yang sama pada si kecil. Kebiasaan ini akan menjadi pertanda positif bagi si kecil. Dengan begitu, dia akan menjadi lebih siap untuk ditinggalkan oleh Mama. Jika si kecil menangis saat Mama hendak berangkat, jangan larut dalam kesedihan karena hal ini akan membuat bayi lebih sulit untuk ditinggal bekerja. Sebaiknya, tunggulah sebentar hingga si kecil agak tenang dan yakinkan dia bahwa Mama akan kembali lagi nanti.

3. Kembali ke rumah, ambil alih pengasuhan si kecil Perlu diingat dan digarisbawahi, pengasuh hanya bersifat sementara. Maksudnya, setiba dari bekerja, pengasuhan bayi harus berada di tangan Mama sepenuhnya. Walau bagaimanapun, Mama adalah pengasuh yang paling utama bagi bayi. Oleh sebab itu pula, kontrol terhadap bayi dan aturan yang diterapkan kepada bayi merupakan kendali Mama, bukan pengasuh. Dengan begitu, Mama tidak selalu waswas ataupun bertindak bak detektif.

Dengan pengaturan seperti ini, mudah-mudahan tidak ada lagi cerita si bayi jadi sakit-sakitan karena ditinggal Mama bekerja, ya.

Narasumber: Dr. Fransisca Handy, SpA, Yayasan Orangtua Peduli (YOP)