Nakita.id - Banyak orangtua yang mengeluhkan anaknya yang kurang tidur karena terbiasa begadang. Penyebabnya macam-macam, dari kelamaan tidur di siang hari, terbangun saat papa pulang dari kantor, atau punya siklus tidur yang terbalik dari anak-anak pada umumnya. Nah, Mama perlu hati-hati dengan dampak jika anak terlalu sering begadang.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Frontiers in Human Neuroscience menunjukkan, kebiasaan anak begadang bisa berdampak pada perkembangan kognitif atau pematangan otaknya di kemudian hari.
"Setelah tidur larut malam, anak-anak dan orang dewasa membutuhkan waktu tidur nyenyak untuk memulihkan tubuh," demikian dilansir EurekAlert!. Tetapi para peneliti menemukan bahwa dampak kurang tidur pada otak berbeda pada orang dewasa dan anak-anak.
Apakah si kecil kurang tidur?
Meskipun hasil riset mengenai hal ini belum begitu banyak, Mama perlu memandangnya sebagai pengingat bahwa kurang tidur bisa memengaruhi sejumlah masalah yang berbeda bagi anak dan orangtuanya. Para ahli sendiri sampai saat ini masih terus menggali apa perbedaan antara kurang tidur di kalangan orang dewasa dan anak-anak.
Menurut Better Health Victoria, dampak kurang tidur pada anak-anak cenderung berbeda dengan orang dewasa. Pada anak, mereka cenderung jadi makin aktif ketika merasa lelah, dan bukannya melambat seperti orang dewasa.
Berikut adalah beberapa gejala kurang tidur pada anak:
* Murung dan mudah tersinggung
* Gampang marah
* Cenderung mudah "meledak" ketika merasa terganggu
* Jadi overacting dan hiperaktif
* Tidur di siang hari
* Merasa pusing ketika bangun pagi
* Enggan bangkit dari tempat tidur pada pagi hari
Sedangkan gejala kurang tidur pada orang dewasa adalah:
* Menguap terus-menerus
* Cenderung tertidur ketika sedang tidak aktif beberapa lama, misalnya nonton televisi
* Pusing saat bangun tidur
* Mengalami pusing "kurang tidur" sepanjang hari (sleep inertia)
* Konsentrasi menurun, dan jadi gampang marah
Dampak jika si kecil sering begadang
Sering begadang menyebabkan anak jadi kurang tidur. Mama perlu menjaga betul agar anak jangan sampai kekurangan tidur, karena dampaknya enggak main-main:
* Masalah di sekolah, seperti kurang konsentrasi dan jadi nakal.
* Terlambat ke sekolah, sehingga mengurangi rasa ngantuk di siang hari, dan menurunkan kemampuan belajar.
* Remaja yang kurang tidur secara kronis cenderung punya dorongan impulsif saat melakukan sesuatu, sehingga kerap mengambil resiko.
* Meningkatnya risiko gangguan mental seperti depresi dan ADHD (attention deficit hyperactivity disorder).
* Anak sekolah yang biasanya mendapat nilai C, D, atau F untuk hasil tesnya, rata-rata karena tidur kurang setengah jam tiap malam daripada anak-anak yang mendapat nilai A dan B.
Mengingat dampak kurang tidur pada anak sangat memengaruhi kemampuan belajarnya, pastikan anak-anak tidur antara 9-10 jam tiap hari. Hasil studi menunjukkan, meningkatkan waktu tidur anak perlahan-lahan (setengah jam setiap hari) bisa memperbaiki kemampuan belajarnya secara dramatis, lho.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Dini Felicitas |
Editor | : | Dini Felicitas |
KOMENTAR