Nakita.id - Mimpi buruk merupakan peristiwa yang bisa dialami oleh siapa saja, bahkan pada anak dengan usia yang masih sangat dini. Biasanya ketika anak baru terbangun dari mimpi buruk, ia akan langsung menangis dan tidak mau tidur kembali. Mimpi buruk yang dialami oleh anak pun berbeda-beda tiap umurnya. Anak balita lebih sering mengalami mimpi buruk akibat imajinasinya yang terlalu tinggi dan membuatnya takut akan kegelapan.
“Anak-anak yang belum sekolah akan lebih sulit membedakan antara imajinasi dan realita. Mereka bahkan akan mudah percaya pada monster yang ada di bawah tempat tidurnya,” jelas Kim West, seorang terapis anak dan keluarga yang juga menulis buku Good Night, Sleep Tight.
Sedangkan anak yang memasuki masa sekolah cenderung bermimpi buruk karena ketakutan yang sifatnya lebih aktual, seperti badai, cedera, kebakaran, atau musibah lain. “Anak-anak bisa saja takut akan dunia luar, seperti pencuri atau peristiwa bencana alam,” tambah West.
Pendapat tersebut diperkuat oleh Deirdre Barret, PhD, seorang psikolog yang menulis buku The Committee of Sleep: How Artists, Scientists, and Athletes Use Dreams for Creative Problem-Solving – and How You Can Too, and Trauma and Dreams. Menurutnya, mimpi anak yang sudah sekolah lebih berpusat pada ketakutan terhadap hal yang bersifat fisik, seperti tugas yang terlalu banyak, ulangan di sekolah, atau terbang di tempat ketinggian.
Saat mengalami kondisi ini, Mama perlu membantu si kecil untuk mengatasi ketakutan yang timbul dari mimpi buruknya. Berikut beberapa cara agar anak bisa mengatasi mimpi buruknya, dan kembali tidur nyenyak:
1. Mendengarkan
Saat anak mendapatkan mimpi buruk, tindakan pertama yang harus Mama lakukan adalah mendengarkan apa yang menjadi ketakutannya. Kemudian cobalah cari solusi yang setidaknya bisa diterima anak untuk mengatasi ketakutan yang timbul. Yakinkan si kecil bahwa dia berada di lingkungan yang aman dan semuanya sebenarnya baik-baik saja.
2. Cari tahu penyebab ketakutannya
Setiap anak memiliki ketakutan yang berbeda-beda. Mungkin mereka memiliki trauma tersendiri terhadap hal yang ditakutinya. Mama perlu mencari tahu dulu apa yang menjadi penyebab anak merasa takut. Setelah itu bantu anak untuk mengatasinya dengan cara yang menyenangkan. Misalnya, jika anak takut akan gelap, coba buat permainan untuk mencari barang-barang yang glow in the dark. Sedangkan jika anak takut akan monster, coba ajak anak untuk bermain dengan boneka monster yang lucu dan buat tokoh monster itu baik hati.
3. Hindari menceritakan cerita yang menyeramkan
Jangan pernah ceritakan cerita seram sebelum anak tidur. Pilihlah cerita dengan alur yang menyenangkan dan baik, seeperti bed time stories atau cerita princess versi Disney yang tidak ada tokoh penyihir jahat atau monster jahat.
4. Hindari tayangan yang menyeramkan
Sama halnya dengan cerita yang menyeramkan, tontonan yang seram juga akan membawa anak untuk mengimajinasikan tokoh buruk yang dilihatnya. Lebih baik pilih tontonan yang positif agar ia tidak terpancing membayangkan hal-hal yang negatif.
Apa Itu Silent Treatment? Kebiasaan Revand Narya yang Membuatnya Digugat Cerai Istri
Penulis | : | Deonisia Arlinta |
Editor | : | Dini Felicitas |
KOMENTAR