Nakita.id - Si kecil susah makan? Hati-hati, Bu, jangan dianggap remeh. Bila gangguan tidak segera diatasi, akibatnya bisa buruk bagi anak maupun keluarga, demikian menurut para ahli dari Duke University School of Medicine. Sebab, kondisi ini bisa berhubungan dengan gangguan depresi dan kecemasan.
Hasil penelitian yang dimuat di jurnal Pediatrics ini memaparkan, sekitar 20% anak berusia 2-6 tahun bisa disebut sebagai pemilih makan atau selective eater. Kebanyakan dari anak ini memiliki gangguan susah makan kategori sedang.
Baca: Anak Susah Makan, Bisa Jadi Karena Gangguan Bawaan
Sementara sekitar 3% dari anak-anak tersebut dikategorikan pemilih makan tingkat berat. Asupan makannya sangat terbatas, sehingga ini berpengaruh saat ia harus makan bersama orang lain. Ibu akan harus menyiapkan makanan khusus secara terpisah untuk anak-anak ini karena mereka tidak mau atau tidak bisa makan apa yang dimakan oleh anggota keluarga lain.
"Anak-anak dengan gangguan berat seperti ini tidak sama seperti anak yang sesekali mogok makan atau sengaja tidak mau makan sayur karena lebih suka daging," kata Nancy Zucker, PhD, Direktur dari Duke Center for Eating Disorders dan peneliti utama riset ini.
Anak-anak ini sangat pemilih soal makanan karena memiliki indera pencecap yang sensitif, sehingga tidak tahan dengan bau, tekstur, dan rasa dari beberapa jenis makanan. Ada yang lantas menolak, ada juga yang jijik, kata Zucker.
Baca: Trik Membujuk Anak Makan Sayur tanpa Memaksa
Faktor lain yang juga mempengaruhi adalah pengalaman buruk dengan bahan makanan tertentu. Ini membuat anak jadi cemas dan takut ketika harus makan makanan itu lagi ataupun mencicipi jenis makanan baru.
Penelitian yang dilakukan oleh Zucker terhadap anak-anak usia balita memperlihatkan adanya kaitan antara gangguan susah makan kategori sedang dan berat dengan gejala kecemasan ataupun depresi. Sementara William Copeland, PhD, Asisten Profesor di bidang Psikiatri dari Duke University yang juga salah satu peneliti riset, menekankan pentingnya peran dokter anak dalam memberi dukungan dan bantuan bagi para orangtua.
"Dokter perlu memantau anak. Sebab, kebiasaan susah makan ini bisa membuat anak rentan terhadap masalah emosional saat besar," kata Copeland.
Baca: 5 Kesalahan Mama yang Membuat Anak Susah Makan
Ada beberapa tips yang bisa Ibu lakukan untuk mengatasi anak susah makan.
* Coba dan coba lagi
"Ibu perlu terus-menerus memotivasi si kecil mencoba jenis makanan baru, meskipun ia menolaknya. Mintalah setidaknya mencicipi satu-dua gigitan, sehingga anak bisa menerima rasa makanan itu," kata Katherine K. Dahlsgaard, PhD, Psikolog dari Anxiety Behaviors Clinic dan Direktur Picky Eaters Clinic dari Department of Child and Adolescent Psychiatry and Behavioral Sciences, di Children's Hospital of Philadelphia.
* Berikan reward
Tawarkan barter pada si kecil. Misalnya, dia boleh menonton film kesukaannya sedikit lebih lama jika mau mencoba jenis makanan tertentu saat makan malam.
* Jangan beri perhatian saat anak berperilaku buruk
Menurut Dahlsgaard, tidak sedikit anak yang mencoba menolak makanan dengan cara merengek, menangis, atau menjerit. "Kalau perilaku seperti ini dapat perhatian, si kecil akan terus melakukannya," kata Dahlsgaard.
Baca: Anak Susah Makan Nasi, Apa Yang Harus Dilakukan?
Memang, tidak semua anak yang susah makan nantinya bisa kena depresi saat besar. Namun, lebih baik Ibu tidak membiarkannya dengan harapan suatu hari ia akan tidak susah makan lagi. Mintalah bantuan dokter bila dibutuhkan.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Penulis | : | Irene Harris |
Editor | : | Dini Felicitas |
KOMENTAR