7. Berikan konsekuensinya.
Orangtua perlu mengamati anak dan memberikan konsekuensi yang memuaskan atau menghukum tergantung pada perilaku yang ditunjukkan oleh anak. Konsekuensi adalah tanggapan terhadap perilaku yang meningkatkan atau menurunkan kemungkinan seseorang mengikuti perilaku tertentu. Menggunakan konsekuensi menunjukkan penentuan batas dan menjaga integritas sebagai figur otoritas orang tua.
(Baca juga : Stimulus Sederhana Untuk Melatih Disiplin Pada Anak)
8. Diskusikan tujuan disiplin.
Akhirnya, orangtua akan bertanya kepada anak-anak atau memberi tahu anak alasan disiplin untuk meningkatkan pemahaman dan mengurangi kebencian. Sesuai dengan usia anak, orangtua menjelaskan bagaimana pilihannya dapat mempengaruhi keluarga, teman, dan perkembangan anak sebagai pribadi. Semakin muda usia anak, semakin sederhana penjelasannya. Semakin tua usia anak, semakin kompleks penjelasan tentang alasannya.
Memberikan nilai kepada anak seperti cinta, ketaatan, rasa hormat, empati, kejujuran, kemandirian, tekad, hati nurani, pemikiran kritis, pengendalian rasa sakit, keterampilan sosial, dan kesadaran keselamatan adalah ungkapan cinta dari orangtua. Orangtua yang secara sadar telah mendisiplinkan anak, akhirnya akan menciptakan anak yang mampu mendisiplinkan diri. Munculnya disiplin diri pada individu-individu muda adalah tanda pasti cinta orangtua untuk anak.
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Penulis | : | Avrizella Quenda |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR