Nakita.id - Wajarnya, kita selalu ingin tahu apa yang dirasakan seorang ibu, baik secara emosional maupun fisik selama kehamilan, persalinan dan kelahiran.
Pasti setiap ibu memiliki kecemasan, ketidaknyamanan, dan emosi yang akan dimengerti dengan baik bagi kita yang pernah mengalaminya.
Apa yang dirasakan seorang perempuan selama persalinan dan kelahiran mungkin adalah topik yang paling banyak dibicarakan dalam perjalanannya menjadi ibu, bahkan lebih daripada kehamilan.
Tapi, pernahkah kita memikirkan apa yang mungkin dirasakan bayi saat lahir? Apakah ia merasakan kegembiraan, kesedihan, sukacita atau bahkan rasa sakit? Dan pertanyaan-pertanyaan lainnya seputar ibu dan bayi.
Baca juga : Bayi Ini Dilahirkan dengan Kelainan Genetik yang Berisiko Keterbelakangan Mental
Mungkin saja, setiap ibu mengira bahwa kitalah satu-satunya yang merasakan kontraksi, tapi faktanya bayi kecil di dalam kandungan juga tahu saat ibunya sedang mengalami kontraksi.
Hal ini tercermin dari denyut jantungnya yang berdetak lebih cepat saat kontraksi sedang berlangsung. Selama kontraksi, bayi juga menerima sedikit oksigen, tapi ia dilengkapi dan disiapkan dengan baik untuk menangani hal ini, bahkan kadang-kadang bayi tetap tertidur.
Itu karena bayi bisa merasakan rahim seperti ‘meremas’ sekelilingnya, sehingga detak jantungnya terus dipantau saat ibu dalam persalinan.
Penurunan denyut jantung bayi pada saat itu mungkin mengindikasikan bahwa ia dalam keadaan tertekan dan mungkin akan melewati mekonium saat masih berada di dalam rahim.
Baca juga : Ini Alasannya Mengapa Bayi Baru Lahir Perlu Tes Glukosa
Tapi perlu diingat juga, bahwa saat ibu melahirkan, kita akan menghasilkan banyak hormon oksitosin atau yang dikenal dengan sebutan 'hormon cinta' dan ini membantu bayi tetap tenang dan bahagia.
Lalu bagaimana ibu bisa membantu bayi? Saat kontraksi, bayi sangat selaras dengan emosi ibunya sehingga stres kita juga bisa membuatnya stres.
Maka, gunakan teknik seperti visualisasi yang menggambarkan kebahagiaan untuk membantu bayi tetap tenang, yang pada gilirannya membuatnya juga terbebas dari stres.
Seiring kontraksi menjadi lebih intens dan dekat bersamaan, kepala bayi bergerak lebih dekat dan mendekati jalan lahir, di mana pada umumnya kepala bayi akan segera tersangkut.
Sementara, bila kontraksi terjadi dengan cepat, bayi pasti dapat merasakan dinding rahim meremas di sekitarnya. Namun para ahli mengatakan, bayi tidak mungkin merasakan sensasi ini sebagai rasa sakit.
Baca juga : Begini Penampakan Bayi Baru Lahir yang Sebenarnya
"Tampaknya koneksi saraf yang akan menyebabkan bayi menafsirkan sensasi karena 'rasa sakit' mungkin tidak dikembangkan pada saat persalinan," kata Dr. Anne Deans, seorang konsultan kebidanan dan ginekologi di Rumah Sakit Frimley Park di Surrey, Inggris.
Selain itu, penting bagi ibu untuk tetap fokus pada pengaturan pernafasan, sehingga bayi mendapat banyak oksigen untuk membantunya melewati 'dorongan besar' yang terakhir.
Bayi akan melakukan yang terbaik untuk bisa memberikan tekanan bantuan dan menempuh jalan lahir dengan masing-masing dorongan.
Meskipun beberapa bayi mengalami kondisi kelahiran yang lebih sulit (misalnya, bayi sungsang, posterior dan transversal), semua bayi disiapkan secara fisiologis untuk kelahirannya sendiri.
Baca juga : Berikan ASI Satu Jam Setelah Bayi Lahir
"Karena lempeng tengkoraknya tidak tetap, tengkoraknya mampu 'membentuk' jalan lahir saat ia hendak melewatinya," jelas Dr. Anne.
Penggunakan gravitasi juga menjadi hal yang menentukan proses persalinan berjalan lebih cepat dan lancar. Bila umumnya seorang ibu berbaring telentang secara pasif selama persalinan, kita bisa menggunakan cara persalinan merangkak, atau menggunakan air.
Kita mungkin merasakan sensasi terbakar atau saat-saat yang paling menyakitkan, namun ini adalah pertanda baik bahwa bayi akan segera tiba dan bisa hadir dalam dekapan kita.
Tekanan pada tubuh bayi saat ia meremas melalui jalan lahir yang sempit sebenarnya sangat membantu dalam mempersiapkan dirinya untuk tinggal di luar rahim.
Kompresi mengeluarkan cairan dan lendir dari paru-parunya dan juga mencegahnya bernafas dan menghirup cairan dan darah saat melewati jalan lahir. Ini semua membantu mempersiapkannya menarik nafas pertamanya.
Baca juga : Ini Tanda Normal Pup Bayi Baru Lahir
Jika si kecil lahir di lingkungan yang dingin dan terang, ia mungkin akan merasa syok. Sebaliknya, lingkungan yang samar dan sejuk akan menenangkannya.
Selain itu juga, bayi yang telah lahir perlu dilakukan tindakan skin-to-skin untuk membantu mengatur detak jantung dan pernapasannya.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR