Nakita.id – Keputihan atau munculnya cairan memang jadi salah satu gejala atau tanda awal kehamilan yang umum terjadi. Namun, tak selamanya keputihan saat hamil muda ini adalah hal yang normal terjadi. Ada batas-batas normal yang sebaiknya Ibu pahami sehingga tahu kapan perlu khawatir dan mencari cara untuk mengatasinya.
Menurut Dr. Sheryl Ross, dokter obgin di Pusat Kesehatan Providence Saint John, California mengungkapkan keputihan saat hamil muda dikenal dengan leukorrhea. Menurut Sheryl, keputhan ini biasanya berwarna bening atau seperti putih susu, tidak menggumpal serta tidak terlalu berbau.
Baca juga: Sering Keputihan Saat Hamil
Keputihan saat hamil muda biasa berlangsung satu hingga dua minggu setelah pembuahan. Biasanya cairan vagina akan kembali keluar di akhir kehamilan. Di akhir minggu kehamilan, Ibu akan mengeluarkan lendir tebal dengan bercak darah yang bisa jadi tanda awal persalinan.
Mengapa bisa terjadi keputihan saat hamil muda? Perubahan kadar hormon menjadi salah satu penyebab utamanya. Hormon inilah yang membuat Ibu tak lagi mengalami keputihan. Perubahan serviks selama kehamilan juga menyebabkan keputihan.
Baca juga: Keputihan, Awal dari Infeksi Vagina?
Leher rahim dan dinding vagina jadi melembut untuk mencegah terjadinya infeksi. Hal ini akan membuat tubuh jadi lebih banyak memproduksi cairan. Kepala janin yang menekan serviks di akhir kehamilan juga menyebabkan munculnya kembali keputihan di akhir kehamilan.
Sementara, Ibu perlu waspada sebab keputihan saat hamil muda bisa jadi gejala terjadinya infeksi vagina misalnya infeksi jamur. Infeksi jamur biasanya ditandai dengan keputihan yang mengeluarkan cairan berwarna kuning atau hijau saat hamil. Biasanya cairan ini gatal dan berbau cukup menyengat. Ibu perlu segera memeriksakan diri ke dokter jika diikuti gejala kulit kemerahan, gatal dan ada benjolan pada vagina.
Baca juga: Keputihan Saat Hamil, Ini Cara Mencegah Infeksi
Ibu juga bisa mencegah terjadinya keputihan saat hamil muda maupun keputihan yang tidak normal sepanjang kehamilan. Saat hamil, Ibu sebaiknya menggunakan pakaian longgar dan tidak panas. Keringat akan mempercepat berkembangnya bakteri.
Pilih celana dalam berbahan katun agar tak tumbuh bakteri di area vagina. Jangan lupa untuk mengeringkan area vagina setelah mandi atau pergi ke toilet misalnya. Ibu juga bisa mengonsumsi makanan kaya probiotik misalnya yogurt untuk meningkatkan bakteri baik dalam tubuh.
Mengatur Jarak Kelahiran dengan Perencanaan yang Tepat, Seperti Apa Jarak Ideal?
Penulis | : | Saeful Imam |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR