Nakita.id - Rutin berhubungan seks tidak hanya bisa mempererat hubungan dengan suami, tapi juga dapat memengaruhi kesehatan vagina. Tahukah Ibu, apa yang terjadi pada vagina jika jarang berhubungan seks?
Menurut seorang terapi seks dari London, Dr. Louise Mazanti, orgasme secara regular dapat membantu menjaga jaringan vagina tetap sehat, yang berarti kecil kemungkinannya vagina menjadi meradang, menipis, atau kering. Manfaat lain hubungan seks adalah meningkatkan aliran darah ke daerah intim, sehingga lebih banyak oksigen mencapai vagina, yang kemudian memperkuat jaringannya.
Jika seorang perempuan tidak cukup sering melakukan hubungan seks, semakin besar kemungkinan terkena atrofi vagina atau vagina kering. Atrofi vagina adalah kelainan umum yang dapat memengaruhi kehidupan perempuan. Gejalanya meliputi rasa seperti terbakar, gatal, sulit buang air kecil, dan nyeri saat berhubungan seks.
“Sangat penting untuk memiliki kehidupan seks yang sehat dengan pasangan atau diri kita sendiri. Orang sering mengatakan, ‘Saya tidak memiliki kehidupan seks karena saya tidak memiliki pasangan’. Tetapi lupakan hal itu, dan lakukan hubungan seksual dengan diri sendiri," ujar Dr. Mazanti dalam wawancaranya dengan majalah Sun.
Dia merekomendasikan agar perempuan, atau pasangannya, memijat jaringan vagina secara teratur untuk memperbaiki aliran darah dan elastisitasnya, yang membantu kesehatan genital menjadi lebih baik. Peningkatan aliran darah yang meningkatkan oksigen di area intim juga dapat membantu menghilangkan racun yang berhubungan dengan atrofi vagina.
Dr Mazanti menambahkan, selain kesehatan fisik, perempuan yang merasakan orgasme secara teratur juga bisa meningkatkan kesejahteraan mental dengan mengurangi risiko depresi dan membuat dirinya merasa menarik secara seksual.
Sebuah penelitian pada bulan Juli mengungkapkan bahwa hubungan seks seminggu sekali dapat memperlambat penuaan pada perempuan. Periset dari University of California di San Francisco menemukan, perempuan yang aktif secara seksual bisa meningkatkan panjang telomer miliknya. Telomer adalah "tutup" ujung rantai DNA, yang jika ukurannya lebih panjang sering disebut bisa menunda penuaan, sehingga umur lebih panjang, dan meningkatkan kesehatan secara menyeluruh.
Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa ukuran telomer perempuan akan semakin panjang jika mereka rutin melakukan hubungan seksual, tanpa mempedulikan apakah ia menikmati atau tidak saat berhubungan intim, atau apakah mereka merasa puas dengan hubungannya dengan pasangan.
Atrofi vagina sendiri memengaruhi sebagian besar perempuan pada beberapa titik dalam hidup mereka, tidak hanya kurangnya kuantitas mereka berhubungan seks. Perempuan yang sedang atau pasca menopause lebih cenderung menderita karenanya.
Selain menopause, penyebab lain perempuan jarang berhubungan seks lagi biasanya persalinan, menyusui, kurang bergairah, penggunaan kontrasepsi tertentu, dan terapi kanker. Pengobatannya meliputi penggunaan gel pelumas dan terapi sulih hormon pada kasus yang parah.
Perbedaan Anak Aktif dan Hiperaktif, Kenali dan Awasi Agar Tidak Disalahartikan
Penulis | : | Dini Felicitas |
Editor | : | Dini Felicitas |
KOMENTAR