Nakita.id - Anak usia balita memang sangat aktif dan bersemangat dalam segala hal, untuk itu anak yang tidak bisa diam sering dikatakan cerdas dan sehat.
Tapi, siapa sangka jika balita sudah pandai berbohong dan menggunakan berbagai cara untuk menarik perhatian orangtuanya. Kadang-kadang mereka mengeluh sakit hanya supaya bisa menghindar dari tugas atau kewajiban tertentu.
Inilah yang membuat orangtua tak mudah percaya dengan segala ‘alasan’ anak dan cenderung meremehkan saja. Bahayanya, orangtua jadi tidak peka dengan rasa sakit yang sering dikeluhkan anak.
Cegah sebelum terlambat, jangan sampai kita menyepelekan rasa sakit anak yang bisa menyebabkan anak mengalami kondisi serius ya! Berikut berbagai hal yang sering dikeluhkan anak dan cek, apakah gejalanya perlu diwaspadai atau tidak.
Baca juga : 5 Tanda Anak Sedang Pura-pura Sakit
Keluhan 1: Sakit kepala
Anak balita sering masih kesulitan untuk menggambarkan tingkat keparahan rasa sakit di kepala mereka, untuk itulah diperlukan dokter untuk segera memeriksa keadaan anak sebenarnya.
Jika anak terisak-isak, menutup matanya, atau tidak mau bermain atau bercanda, itu artinya ia sedang dalam kondisi buruk. Sebenarnya, jika sakit kepala bertahan lebih dari satu atau dua jam hingga tidak mampu merespons obat acetaminophen atau ibuprofen, sebaiknya anak tak perlu masuk sekolah dan periksakan ke dokter.
Sakit kepala parah yang kambuh (terutama yang disertai dengan perubahan penglihatan, mual, atau sensitif terhadap cahaya atau kebisingan) bisa jadi tanda anak mengalami migrain dan memerlukan diagnosis serta penghilang rasa sakit.
Bawa anak ke Unit Gawat Darurat (UGD) jika ia mengalami masalah saat hendak memindahkan lehernya; kesulitan berbicara, berjalan, berpikir, atau menggunakan tangannya; atau jika sakit kepala membangunkannya dari tidur atau menyebabkan muntah.
Baca juga : Bakteri Baik di Perut Sedikit, Bayi Mudah Sakit
Keluhan 2: Sakit perut
Kuman yang berkembang di dalam perut serta rasa mual, muntah, dan diare perlu mendapatkan penanganan yang cepat dan tidak boleh ditunda untuk diperiksakan ke dokter.
Untuk tahu bila anak mengalami sakit perut serius, cari gejala nyeri perut yang menstimulasi saraf vagus (hubungan langsung antara perut dan otak), yang efeknya dapat memperlambat kerja jantung, membuat kulit pucat dan lembap, meningkatkan produksi air liur, dan menyempitkan pupil mata.
Pikirkan kembali, ‘apakah anak sudah sarapan?’. Nafsu makan berkurang umumnya adalah hal pertama yang dipengaruhi oleh kuman perut, jadi jika anak kembali memiliki nafsu makan, berarti ia dalam kondisi baik-baik saja.
Jangan pernah mengabaikan keluhan sakit perut kronis atau berulang. Bisa saja anak menderita sembelit dan bila tidak diatasi, kondisinya akan semakin buruk.
Baca juga : 5 Tanda Anak Sakit
Keluhan 3: Suhu tubuh panas
Jika anak memiliki suhu tubuh di atas 36 derajat Celcius, sebaiknya jangan biarkan ia pergi ke sekolah. Langkah pertama yang perlu dilakukan ialah mengukur suhu tubuh anak secara berkala agar hasilnya lebih akurat.
Faktanya, makanan dan minuman hangat bisa memanaskan suhu di mulut hingga 15 menit, jadi jangan cepat ambil kesimpulan dan pastikan anak tidak hanya minum atau makan saja. Aktivitas fisik juga bisa menaikkan suhu inti, jadi jika anak tampak kedinginan, mintalah ia berbaring selama 20 menit terlebih dahulu.
Juga, jangan pernah mengandalkan tangan kita untuk mengukur suhu tubuhnya. Studi menunjukkan bahwa orangtua kurang akurat dalam mendeteksi demam dengan cara menggunakan tangan, dan sebaiknya gunakan termometer untuk hasil yang lebih akurat.
Baca juga : Cepat Turunkan Demam Anak Tanpa Obat
Keluhan 4: Batuk
Infeksi saluran pernapasan bagian atas adalah salah satu penyebab utama anak tidak masuk sekolah, dan hampir selalu disertai batuk. Itu karena dingin meningkatkan produksi lendir di saluran udara, dan batuk yang berfungsi membantu membersihkannya.
Sebenarnya, refleks batuk sangat kuat sehingga obat tidak pernah berhasil menekannya sepenuhnya. Siapa pun bisa batuk tapi tidak semua batuk terdengar sama. Terkadang, kita bisa mendengar kelebihan lendir yang tertinggal di saluran udara si kecil bila ia batuk.
Anak yang batuk biasanya bisa masuk sekolah asalkan ia tidak memiliki gejala lain seperti demam atau sakit kepala.
Baca juga : Ini Yang Harus Dilakukan Bila Si Kecil Demam
Keluhan 5: Sakit tenggorokan saat menelan
Sekitar 70% sampai 80% sakit tenggorokan timbul dari infeksi virus yang seharusnya membuat kondisi anak tetap baik-baik saja. Sisanya berasal dari infeksi bakteri, yang membutuhkan waktu 24 jam penggunaan antibiotik sebelum anak siap ke sekolah.
Jika anak tidak demam tapi batuk dan suara serak, virus adalah penyebab utamanya. Periksakan kondisi anak ini ke dokter anak untuk mendapatkan diagnosis cepat. Sebelum hasilnya keluar, biarkan anak beristirahat sementara waktu agar kondisinya pulih kembali.
(Sumber : Is your Child Really Sick? 6 Signs Your Kid Could Be Faking It)
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR