Ia menambahkan selalu menyusui si kecil dua jam sekali di malam hari.
Aktivitas memerah ASI dilakukan pada pagi dan siang hari.
Kebetulan pada dini hari, si kecil sudah terlihat sakit.
"Pagi harinya, saya memerah ASI seperti biasa," ucap Mallory di Facebook-nya.
Mulanya Mallory tidak menyadari ada yang sedikit berbeda pada ASI hasil perahannya. Namun ketika membandingkannya dengan ASI hasil perahan di hari lain, dia melihat ASI-nya pagi itu tampak lebih kuning keemasan.
Dia pun meyakini, ASI tersebut mirip dengan kolostrum yang penuh antibodi dan leukosit. Kolostrum sendiri biasanya diproduksi pada awal-awal bayi dilahirkan.
Apakah ASI bisa berubah pada saat bayi sedang sakit?
Prof. Katie Hinde, BA, Ph.D, guru besar dan ahli biologi dan profesor di Pusat Evolusi dan Kedokteran School of Human Evolution & Social Change di Arizona State University, saat menyusu air liur bayi menyelinap ke puting ibu dan masuk ke saluran dalam tubuh ibu.
Nah, dalam kondisi itu, reseptor kelenjar susu menafsirkan dari air liur itu apakah mengandung bakteri dan virus. Jika reseptor itu mendeteksi kuman, maka tubuh ibu akan mengubah komposisi imunologis di ASI.
Komposisi ASI pun menjadi lebih kuat dan menyembuhkan.
Karena itu pula para ilmuwan berhipotesis bahwa menyusui langsung bayinya merupakan cara bagi ibu untuk 'mengetahui' kondisi anaknya.
Selanjutnya, tubuh ibu akan merespons dengan antibodi dalam ASI untuk membantu melawan infeksi di tubuh bayinya.
Penulis | : | Saeful Imam |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR