"Jadi, orangtua melakukan labelling setiap kali ia misalnya mengatakan 'Aduh, kok kamu malas banget sih', atau saat orangtua mengatakan 'Aduh.. memang kamu anak paling cantik di dunia', itu sebenarnya sudah merupakan labelling," jelasnya saat diwawancarai oleh Nakita.id.Ia menambahkan, "Disarankan kita sebagai orangtua hanya membahas perilakunya saja, misal saat anak menyisir rambut, kita ucapakan 'Nah, kan kamu nampak cantik dan rapih setelah menyisir rambut, coba kalau awut-awutan seperti tadi tampak berantakan.'Itu lantas tidak menjadi label, karena ia tahu ada sesuatu yang bisa ia ubah dari dirinya, lewat perilakunya."Lalu, apakah ada perbedaan efek antara label negatif dengan label positif?Menurut psikolog yang akrab disapa Nina ini, efeknya tergantung dari jenis label apa yang diucapkan.Baca Juga : Usia 53 Tapi Badan Masih Berotot dan Bugar, 5 Makanan Ini Jadi Rahasia Aktor Shah Rukh Khan"Kalau label negatif, efeknya lebih negatif, konsep dirinya jadi berkurang. Anak seringkali jadi minder karena tidak bisa mengubah perilaku menjadi lebih baik lagi, sehingga ia bisa putus asa," terangnya.
Penulis | : | Amelia Puteri |
Editor | : | Amelia Puteri |
KOMENTAR