Nakita.id - Moms, kejuaraan McDonald's Junior Futsal Championship (MJFC) 2018 yang diselenggarakan Minggu (18/11/2018) di Spartan Futsal Arena, Alam Sutera, Tangerang sudah berakhir.
SD Pelita Permai dari Surabaya berhasil menjadi pemenang di tahun ini.
Namun, ada kisah unik dan menyentuh di balik perjuangan tim ini hingga akhirnya bisa menjadi juara.
Kisah ini bisa Moms baguikan kepada Si Kecil di rumah untuk menyemangatinya meraih cita-cita.
Selain itu, pesan moral mengenai para pemain yang mempunyai keterbatasan namun tetap dirangkul dapat membuat Si Kecil menghargai sesama manusia dari semua golongan.
Baca Juga : Punya Stamina Tinggi, Ini Makanan Rahasia Para Pemain Sepakbola Dunia
Berangkat dari keterbatasan, mereka akhirnya bisa mencapai puncak dan menjadi juara di Grand Final MJFC 2018 ini.
Sekolah dadakan
SD Pelita Permai yang ada di Surabaya ini didirikan sepuluh tahun lalu oleh Ibu Liana Christanty dan beberapa temannya, demikian cerita Ibu Liana langsung kepada Bobo.id usai pertandingan final.
Sekolah ini dibentuk secara mendadak karena Ibu Liana melihat ada banyak anak di Surabaya yang tidak bersekolah karena keterbatasan ekonomi.
View this post on Instagram
Pada 2008 lalu, Ibu Liana mengajak delapan anak yang tinggal di pinggir jalan untuk belajar di rumahnya.
Setelah itu, semakin banyak teman kita yang kurang mampu yang lalu diajak Ibu Liana ke rumah beliau untuk belajar.
Berawal dari main futsal
Awalnya teman-teman dari SD Pelita Permai ini tidak mau belajar dan bersekolah, lo.
Namun, Ibu Liana tidak kehabisan akal dan mengajak mereka untuk berlatih main futsal.
Dari futsal, karakter mereka dibentuk untuk menjadi anak dengan daya juang yang tinggi dan pantang menyerah.
Baca Juga : Kematian Pratyusha Banerjee 'Anandhi' Masih Jadi Misteri, Terbukti Aborsi Sebelum Bunuh Diri
Lewat bermain futsal juga, mereka mau bersekolah secara gratis, tidak perlu membayar uang sekolah pada Ibu Liana.
Tidak hanya memiliki nilai akademik yang baik, para siswa SD Pelita Permai juga dibentuk agar memiliki karakter yang baik juga.
Sendiri di Surabaya
Akelon Tabuni, salah satu anggota tim futsal dari SD Pelita Permai yang menjadi kiper, memiliki latar belakang yang menyentuh.
Ia datang dari Papua, tapi di Surabaya hanya sendiri dan tidak memiliki keluarga.
Beruntungnya, Akelon bertemu dengan salah satu teman Ibu Liana dan akhirnya bergabung di SD Pelita Permai.
Awalnya, Akelon merupakan anak yang sangat aktif, bahkan sampai suka memanjat pohon.
Baca Juga : Berita Kesehatan: Perjuangan Shahnaz Haque Melawan Kanker Ovarium, Salut!
Namun, setelah mulai bersekolah, Akelon dididik untuk menjadi anak yang bisa menaati peraturan.
Ternyata Akelon bisa menjadi anak yang lebih baik, bahkan sikap kepemimpinannya lebih baik daripada teman-temannya.
Akelon juga menemukan bakatnya yaitu jago main futsal.
Maka, dalam MJFC 2018 ini, Akelon diberi penghargaan sebagai salah satu pemain terbaik.
Selain Akelon, ada satu lagi siswa bernama Brenly yang juga bermain di dalam tim futsal SD Pelita Permai.
Namun, keterbatasan tidak menghalanginya untuk menjadi anak yang mandiri dan tidak manja.
Menurut Ibu Liana, Brenly merupakan anak yang gigih dan pantang menyerah.
Sama seperti Akelon, Brenly juga jago bermain futsal.
Nah, itulah kisah beberapa siswa berprestasi yang bersekolah di SD Pelita Permai.
Semoga Si Kecil di rumah bisa terinspirasi ya, Moms...
Artikel ini telah tayang di Bobo.ID dengan judul Tim Juara 1 MJFC 2018, Beranggotakan Anak-anak yang Berangkat dari Keterbatasan Namun Gigih Jadi Juara Futsal!
Rekap Perjalanan Bisnis 2024 TikTok, Tokopedia dan ShopTokopedia: Sukses Ciptakan Peluang dan Dorong Pertumbuhan Ekonomi Digital
Source | : | bobo.grid.id |
Penulis | : | Amelia Puteri |
Editor | : | Amelia Puteri |
KOMENTAR