“Laju pernapasannya lebih teratur, termoregulasi pengaturan suhu tubuhnya jadi lebih cepat menyesuaikan diri dengan kondisi di luar rahim,” kata Wiyarni saat ditemui di Fakultas Kedokteran, Universitas Tarumanegara, Jakarta.
“Hal-hal seperti ini sulit kita tiru dengan teknik lain, misalnya dibedong. Tetap saja bayi akan stres, krostisolnya tetap tinggi. Tidak bisa dibandingkan dengan bayi IMD, dia dapat oksitosin secara alami yang akhirnya menekan stres.” lanjutnya.
Ketika bayi baru lahir bisa mengatasi stres, maka ia akan punya kemampuan untuk bertahan hidup, dengan sendirinya ia akan mencari tahu bagaimana caranya.
Baca Juga : #WelcomeMyLovelyBaby: Penerapan Gaya Tidur Bayi Baru Lahir, Sesuaikan dengan Kenyamanan dan Keamanan
Selain itu, sudah dikatakan jika bayi dengan IMD dapat lebih sukses menyusu bila dibandingkan dengan bayi yang tidak IMD.
“Bayi yang IMD 8 kali lebih mudah menyusu daripada bayi tidak IMD. Bayi mendapat fase relaksasi, lalu dia bisa belajar sendiri. Itu sangat penting,” ungkap Wiyarni beberapa waktu lalu.
Tak hanya bermanfaat untuk bayi, proses IMD pun tentu saja bermanfaat untuk para ibu pascapersalinan.
Dorong Bapak Lebih Aktif dalam Pengasuhan, Sekolah Cikal Gelar Acara 'Main Sama Bapak' Bersama Keluarga Kita dan WWF Indonesia
Penulis | : | Finna Prima Handayani |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR