Nakita.id - Dikenal sebagai keluarga harmonis, publik tiba-tiba dikagetkan dengan kabar perceraian Gisel dan Gading Marten.
Sempat dikira hoax, sebuah nomor perkara di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (908/Pdt.G/2018/PN JKT/SEL) menjadi bukti bahwa Gisel menggugat cerai Gading.
Hal ini juga diakui oleh pihak PN Jakarta Selatan kendati yang bersangkutan enggan memberikan informasi lebih dalam.
Humas Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Achmad Guntur pun mengonfirmasi kasus perceraian dengan nomor perkara No. 908/Pdt.G/2018/PN.JKT.SEL tersebut.
Ia mengatakan benar bahwa nomor perkara tersebut mengenai kasus perceraian, namun dirinya mengatakan, pengadilan tidak memiliki wewenang untuk memberikan informasi secara detail.
"Ya memang perkara No. 908/Pdt.G/2018/PN.JKT.SEL masuk ke pengadilan Senin 19 November 2018, mengenai pihaknya siapa penggugat, siapa tergugatnya pengadilan tidak diberi kewenangan untuk mempublikasikan karena ini perkara tertutup.
Baca Juga : Ada yang Menuai Pro dan Kontra, 3 Metode Ini Ternyata Membuat Proses Persalinan Lebih Cepat dan Mudah
Silahkan tanya ke yang bersangkutan ya, kalau yang bersangkutan yang memberikan informasi silahkan, tapi bukan dari pengadilan. Pengadilan hanya memberikan nomor perkaranya, jenis perkaranya yaitu perkara perceraian, kapan didaftar itu," demikian penuturan Achmad Guntur, Humas Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Kendati masih belum jelas secara pasti apa penyebab Gisel menggugat cerai Gading, umumnya ada beberapa alasan utama mengapa seorang istri bisa menggugat cerai suaminya.
Sebuah situs kencan khusus wanita yang telah bercerai, Next Love membuat survei untuk mengetahui apakah penyebab terbesar gugatan cerai yang dilayangkan istri untuk suami.
Survei yang diikuti oleh 43.000 wanita yang telah bercerai ini mengungkap hasil yang mengejutkan, dimana bukan hanya perselingkuhan penyebab utama perceraian.
Apa saja? Berikut ini ulasannya.
Ketika menikah, merupakan hal yang wajar jika wanita ingin memiliki tujuan hidup yang ingin dicapai bersama.
Baca Juga : Jangan Kaget Moms, 6 Hal ini Akan Terjadi Pada Organ Intim Setelah Melahirkan
Akan menjadi masalah jika ternyata tujuan hidup tak lagi beriringan, akan ada banyak konflik yang bermunculan.
Konflik tersebut bahkan bisa disebabkan oleh hal sepele, jika tak disiasati dapat mengakibatkan perpisahan.
Saat perselingkuhan dilakukan oleh satu pihak, nyaris mustahil untuk mempertahankan bahtera rumah tangga.
Ada beragam hal yang membuat seseorang berselingkuh, misalnya intensitas komunikasi dan permasalahan lain yang membuat pasangan akhirnya melibatkan lawan jenis untuk berbagi cerita.
Kendati bisa berdamai dan tetap bersama, besar kemungkinannya rasa percaya terhadap pasangan akan memudar karena adanya orang ketiga dalam pernikahan.
Selalu ribut dan bertengkar setiap hari tentu menguras tenaga dan perasaan, terlebih bagi wanita.
Baca Juga : Kekerasan Perempuan di Indonesia Kian Marak, Ayo Lawan dengan Kampanye Ini
Pertengkaran yang tak kunjung selesai biasanya juga membuat kondisi psikologis wanita menjadi lebih buruk.
Apalagi jika pasangan telah memiliki buah hati, pertengkaran orangtua yang intens akan berdampak buruk terhadap psikis Si Kecil.
Dr. Ji Su Hong, salah satu pakar perkembangan anak dari Washington University School of Medicine, di St. Louis, seperti yang dimuat di The Journal of Pediatrics mengungkapkan dampak buruk yang terjadi jika anak sering terpapar pertengkaran orangtua.
Di antaranya anak akan tertutup pada orangtua, anak tumbuh menjadi pembangkang, bahkan tak menutup kemungkinan anak akan enggan berkomitmen serius kala dewasa.
Tak hanya komunikasi, aktivitas intim menjadi kunci vital keharmonisan pernikahan.
Seringnya wanita ingin berlama-lama bermesraan, namun suami yang terlalu sibuk bekerja tentu kedepannya akan menimbulkan masalah.
Baca Juga : Jangan Ragu Lagi, Ini 7 Keuntungan Berhubungan Intim di Pagi Hari
Tak bisa dipungkiri, nafkah batin masih menjadi salah satu kebutuhan terbesar bagi pasangan suami istri sehingga harus selalu diperhatikan dengan baik.
Poin satu ini bisa berasal dari dua pihak, apakah istri yang menderita ketidak stabilan mental atau suami.
Hidup dengan pasangan yang memiliki masalah kesehatan mental bisa menjadi tantangan tersendiri.
Mungkin ada beberapa kesalahan dari berbagai segi yang membuat istri begitu marah pada suami.
Misalnya, perilaku atau kebiasaan yang dinilai salah dan suami gagal memperbaikinya.
Karakter pasangan yang terlalu gengsi untuk meminta maaf juga bisa menimbulkan masalah lebih lanjut.
Cukup banyak wanita yang mengatakan bahwa hubungan mereka membosankan.
Ini bisa terjadi karena kurangnya keinginan untuk mencoba hal-hal baru bersama pasangan atau terlalu sibuk dengan rutinitas harian masing-masing.
Untuk itu, tak ada salahnya Moms dan Dads untuk berlibur bersama dan sejenak meninggalkan rutinitas harian yang monoton.
Berdasarkan data yang dirilis oleh the National Violence Against Women, setiap tahunnya sebanyak 3,2 juta pria dan 1,9 juta wanita melaporkan bahwa mereka mengalami kekerasan fisik dalam rumah tangga.
Selain itu, data statistik yang ditunjukkan oleh National Society for the Prevention of Cruelty to Children, sebanyak 1 dari 14 anak (1 dalam 15 menurut Koalisi Nasional Melawan Kekerasan Dalam Rumah Tangga) merupakan korban kekerasan fisik.
Tak hanya luka fisik, kekerasan tentu akan menimbulkan luka psikologis sehingga perempuan lebih memilih untuk berpisah.
Rayakan Hari Ibu dengan Kenyamanan di Senyaman, Studio Yoga dan Meditasi Khusus Wanita Berdesain Modern serta Estetik
Source | : | the asian parent,Journal of American Pediatrics,marriage.com |
Penulis | : | Erinintyani Shabrina Ramadhini |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR