Nakita.id - Steven M. Demorest, profesor pendidikan musik di Universitas Northwestern, mengatakan semua anak dilahirkan untuk bernyanyi.
"Penelitian menunjukkan bahwa banyak orang dewasa yang menganggap diri mereka 'tidak bisa bermusik' karena mereka diberi tahu tidak dapat atau tidak boleh bernyanyi oleh guru dan anggota keluarga," jelasnya dalam esai untuk The Conversation.
"Penelitian saya sendiri menemukan bahwa jika anak-anak memiliki pandangan negatif tentang diri mereka sebagai penyanyi, mereka jauh lebih kecil kemungkinannya untuk berpartisipasi dalam jenis musik apa pun.
Baca Juga : Aktris Olivia Munn Bocorkan Rahasia Wajah Tanpa Keriput, Cukup Makan 1 Jenis Makanan Ini!
Persepsi diri ini tentang kurangnya bakat musik kemudian dapat menjadi ramalan yang terwujud dengan sendirinya," tambahnya.
Demorest melanjutkan untuk menjelaskan bahwa orang dewasa yang putus sekolah karena saat kecil kehilangan keterampilan menyanyi mereka.
Kurangnya penggunaan dan peluang, anak-anak yang mencintai musik tetapi tidak menganggap diri mereka sebagai pemusik dapat kehilangan banyak manfaat sosial dan kognitif dari partisipasi musik, serta pengalaman merasa terhubung dengan orang lain melalui lagu.
"Manfaat ini tidak ada hubungannya dengan bakat," tulisnya.
"Anak-anak adalah musisi alami, karena mereka siap menyanyi, menari, dan bermain musik sejak mereka masih bayi.
Orang-orang bertanya kepada saya sepanjang waktu bagaimana mereka dapat mengetahui apakah anak mereka memiliki bakat musik.
Saya meyakinkan mereka bahwa setiap anak memiliki kemampuan musik yang dapat dikembangkan menjadi hubungan yang memuaskan dan seumur hidup dengan musik.
Namun, ketika semakin tua, beberapa anak mulai mendapatkan pesan dari teman sebaya, anggota keluarga, media, dan (sayangnya) guru musik bahwa mereka tidak memiliki 'bakat'," jelasnya.
Baca Juga : Lunasi Cicilan Motor Gading Marten, Gisel Beberkan Penghasilan Gempi!
Menurutnya, pertunjukan seperti "American Idol" tidak membantu, karena mempunyai gagasan bahwa bernyanyi adalah kemampuan langka untuk beberapa orang berbakat.
Sementara mereka yang tanpa bakat hanya menghibur dengan diejek dan disingkirkan.
"Pola pikir acara bakat musik ini bertentangan dengan apa yang disebut psikolog Carol Dweck sebagai 'mindset berkembang' yang dianggap penting untuk belajar," kata Demorest.
"Siswa yang melihat keberhasilan mereka sebagai hasil kerja keras akan bertahan melalui tantangan, sementara siswa yang percaya keberhasilan mereka terletak dengan kemampuan bawaan seperti 'bakat' lebih cenderung menyerah," terangnya.
Baca Juga : Setelah Putus Reino Barack Baru Mau Bongkar Rasanya Tahu Kebenaran Masa Lalu Luna Maya dengan Ariel NOAH
Jadi bagaimana mengatakan kepada anak-anak bahwa menyanyi itu untuk semua orang?
Demorest mengatakan perubahan bisa dimulai baik di rumah maupun di sekolah.
Moms dapat bernyanyi lagu yang disukai tanpa harus khawatir tentang suara yang dimiliki.
Menjadi orang dewasa di dalam rumah yang menyukai musik dan bernyanyi tanpa malu mungkin adalah kekuatan terbesar untuk mempengaruhi anak-anak.
(Natasha Nur Ananda/Nakita.id)
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Source | : | parents.com |
Penulis | : | Amelia Puteri |
Editor | : | Amelia Puteri |
KOMENTAR