Memang betul, secara umum bayi laki-laki lebih aktif bergerak karena memiliki saraf motorik kasar. Hal tersebut menyebabkan bayi laki-laki terlihat lebih agresif. Pada awalnya, mungkin bayi umur 0—12 bulan belum bisa berjalan secara tegak.
Namun, dapat terlihat dari usaha dan gerakan-gerakan kecilnya yang menandakan bahwa ia ingin berjalan. Bisa dimulai dari bergoyang ke kiri dan kanan, menggerakkan kaki dan tangan, ataupun mengubah posisi menjadi tengkurap.
Lagi-lagi perlu diwaspadai jika bayi cenderung malas untuk bergerak. Bisa jadi hal tersebut disebabkan oleh bayi yang kegemukan atau karena penyakit tertentu. Jika melihat si kecil kurang aktif bergerak padahal sudah berumur di atas 3 bulan, segera periksakan bayi ke dokter.
- Bayi perempuan lebih cepat bicara.
Secara ilmiah, bayi perempuan memiliki kemampuan untuk menguasai kosakata lebih dulu dibandingkan dengan bayi laki-laki. Namun, perbedaannya tidak terlalu signifikan, hanya berselang satu bulan. Umumnya, bayi berjenis kelamin perempuan lebih cakap dalam kemampuan yang bersifat verbal, terlebih dengan hal-hal yang berhubungan dengan kata.
Selain itu, bayi perempuan memiliki kemampuan kontak mata yang baik. Ia akan lebih fokus ketika diajak berbicara. Berbeda dengan bayi perempuan, bayi laki-laki cenderung memiliki kemampuan fisik, seperti melindungi diri, membela diri, dan sebagainya. Oleh karena itu, kebanyakan penderita autisme berjenis laki-laki, bukan perempuan.
Namun, tugas kita sebagai orangtua tetap berkewajiban untuk mengajari si kecil (baik ia laki-laki maupun perempuan) dalam mengenal kata, menghafal kata, dan juga melafalkan kata. Ibu dan Ayah dapat mulai mengajari bayi berbicara dari kata-kata sederhana. Mungkin pada awalnya, bayi akan lebih sering bergumam dengan bahasa yang kurang dimengerti. Seiring waktu, ia akan bisa mengucapkan kata yang lebih jelas, tentu saja jika diajari dengan cara pelafalan yang benar oleh orangtuanya.
- Bayi laki-laki lebih cepat besar.
Pertumbuhan dan ukuran besar tubuh bayi tidak dipengaruhi jenis kelaminnya. Ada variabel tertentu yang memengaruhi pertumbuhan tubuhnya, misal, asupan makanan dan juga vitamin.
Sebisa mungkin, vitamin yang diberikan kepada bayi merupakan vitamin alami dan berasal dari sayur-sayuran dan buah-buahan. Hindari suplemen sintetis atau buatan karena jika tidak cocok akan menimbulkan gangguan pada kesehatan bayi.
- Bayi laki-laki lebih sulit disapih.
Hal mendasar yang memengaruhi proses menyapih pada bayi adalah kesiapan serta kondisi psikologis dari ibu dan bayi. Secara umum, memang bayi laki-laki memiliki sifat “keras kepala” dan lebih terlihat posesif terhadap keinginannya. Bayi akan merasa lebih nyaman ketika sedang disusui oleh ibunya sendiri. Ketika hal tersebut dihentikan, secara otomatis perasaan “nyaman” itu akan terganggu.
Oleh karena itu, Ibu harus mulai membiasakan diri dan mencari cara agar dapat siap menyapih bayinya. Proses menyapih memang diperlukan dan wajib dilakukan karena setelah enam bulan, ASI sudah tidak memiliki manfaat secara optimal. Ibu harus mencari asupan makanan pengganti lain, seperti makanan padat, agar bayi tetap mendapatkan gizi yang sesuai. ASI berperan sebagai asupan makanan tambahan.
Hindari cara-cara menyapih yang “memaksa” sehingga bayi merasa terganggu dan “tidak dianggap”, seperti menempelkan dedaunan pahit pada daerah puting susu. Jika dilakukan secara terus-menerus, hal tersebut dapat mengganggu kondisi psikologis bayi. Mulailah dari kebiasaan yang halus, seperti mengurangi frekuensi menyusui dan juga mulai memberikan makanan padat pengganti ASI. (*)
Bantu Kurangi Tanda Penuaan Dini, Collagena Hadir Penuhi Kebutuhan Kolagen Sebagai Kunci Awet Muda
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR