Nakita.id - Pasangan pengantin baru Baim Wong dan Paula Verhoeven masih diliputi rasa bahagia setelah resmi menjadi suami istri.
Namun, hal tersebut tidak lantas menjadi penghalang bagi keduanya untuk melontarkan komentar-komentar atau bahkan sindiran-sindiran terkait kebiasaan masing-masing.
Sebelum menikah, Paula pernah menyindir soal kebiasaan Baim yang kerap lupa waktu karena bermain game online.
Baca Juga : Bilqis Minta Papa Baru Pada Ayu Ting Ting, Begini Risikonya Tumbuh Kembang Anak Tanpa Sosok Ayah!
Tidak hanya itu, Paula juga mengungkapkan rasa tidak senangnya lantaran ada satu kamar di rumah Baim Wong yang dikhusukan untuk kucing.
Dilansir dari Grid.ID, Baim juga tidak mau ketinggalan membongkar kebiasaan istri yang tidak ia senangi.
Hal tersebut terkait dengan kepribadian Paula yang belum bisa memasak dan hanya menyediakan kopi untuknya.
Baca Juga : Moms dan Dads Harus Tahu, Anak TK Tidak Boleh Belajar Membaca!
"Sekarang baru kopi aja setiap pagi, kopi, kopi, kopi mulu. Kopi mulu gue bilang nih," tutur Baim Wong seperti dikutip Grid.ID.
Seolah tidak terima dengan pernyataan suaminya tersebut, Paula balik menyerang kalau dirinya sudah berbaik hati menawari kopi.
"Eh udah bagus aku nawarin loh," pungkas Paula Verhoeven.
Baca Juga : Dul Jaelani Mengaku Masih Butuh Waktu Untuk Panggil Irwan Mussry 'Daddy', Ada Apa?
Terlepas dari candaan dan gurauan pengantin baru tersebut, ternyata protes, komplain dan bisa dikatakan tidak menghargai jirih payah pasangan bisa menjadi pemicu konflik rumah tangga.
Dilansir dari Nakita.id, berikut hal-hal yang bisa menjadi pemicu terjadinya konflik rumah tangga.
1. Tidak Menghargai
Meski pasangan punya kekurangan, jangan membeberkannya kepada keluarga besar, sahabat, atau rekan kerja.
Bagaimanapun, pasangan ingin dan harus dihargai baik kelebihan maupun kekurangan yang dimilikinya.
Hargailah pasangan seperti halnya kita ingin dihargai oleh pasangan.
Baca Juga : Berita Kesehatan: Batasan Usia untuk Melakukan Peremajaan Vagina
2. Tidak Mendengarkan
Salah satu kebiasaan yang membuat suami istri rukun adalah jika masing-masing dapat menjadi pendengar yang baik bagi satu sama lain.
Tidak mau mendengarkan pasangan sama saja dengan tidak menghargai atau menghormatinya.
Jika suami atau istri tidak suka menatap mata pasangannya yang tengah berbicara, asyik menatap layar televisi, pergi ngeloyor, atau langsung memotong pembicaraan, tunggu saja pasti akan ada reaksi kecewa yang dapat memicu ketidakharmonisan.
Untuk menghindarinya, jadilah pendengar yang baik bagi pasangan.
Baca Juga : Berita Kesehatan: Batasan Usia untuk Melakukan Peremajaan Vagina
3. Kehidupan Seksual "Suram"
Terganggunya kehidupan intim bisa merembet menjadi munculnya konflik lain.
Cobalah bersama-sama mencari apa yang menjadi penyebabnya.
Bila perlu, minta bantuan ahli, dokter, psikolog, atau psikiater untuk membantu menemukan penyebab sekaligus solusi bagi permasalahan ini.
Baca Juga : Bilqis Minta Papa Baru Pada Ayu Ting Ting, Begini Risikonya Tumbuh Kembang Anak Tanpa Sosok Ayah!
4. Selalu Merasa Benar
Umumnya disebabkan pola asuh di masa lalu.
Misal, pasangan adalah anak manja dan tidak pernah dididik menyelesaikan masalahnya sendiri.
Sifat itu akan menetap hingga dia menikah.
Jika kita dihadapkan pada pasangan seperti ini, bersikap sabar memang dibutuhkan. Selanjutnya dekati dengan perlahan.
Saat berbincang atau beradu argumen dengannya, jawab dengan jawaban yang logis, simpel, disertai data dan fakta.
Jangan melebar ke masalah lain di luar masalah yang dibicarakan.
Baca Juga : Pengakuan Icha Gween yang Dituding Jadi Selingkuhan Gading Marten:'Aku Malu Sama Keluarga'
5. Tidak Peka
Jika pasangan tidak peka terhadap kebutuhan dan keinginan kita, cobalah untuk tetap sabar sambil mengajaknya bicara.
Untuk melatih kepekaan, mulailah dengan menanyakan apa yang dibutuhkan suami atau istri.
Lalu bicarakan hal-hal yang bisa membuatnya bahagia.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | nakita.id,grid.id |
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR