Nakita.id - Orang ketiga disebut-sebut sebagai biang keladi dari sebagian kasus perceraian yang terjadi di seluruh dunia.
Fenomena perselingkuhan sebenarnya bukanlah hal baru. Perselingkuhan sudah terjadi dari zaman dahulu kala.
Bahkan, Ratu Cleopatra dulu dikabarkan berselingkuh dengan orang terdekatnya.
Baca Juga : Terlalu Banyak Makan Bayam, Ini 10 Efek Samping Serius yang Terjadi
Dalam setiap kasus perselingkuhan memang tidak cuma satu pihak yang bersalah, tapi si perempuan dan laki-laki.
Meski tak selalu perempuan, namun kebanyakan kasus perselingkuhan dilibatkan oleh seorang perempuan yang disebut pelakor atau perebut suami orang.
Lalu, mengapa para perempuan tersebut rela menjadi orang ketiga dalam suatu rumah tangga?
Bukankah ia telah merusak kebahagiaan perempuan lain? Apakah dia siap menerima segala hujatan yang akan tertuju padanya karena telah berhubungan dengan suami orang?
Selain perselingkuhan, ada juga perempuan yang rela menjadi istri kedua, ketiga, dan kesekian. Berikut beberapa penyebabnya:
Cinta
Meski terdengar klasik, namun alasan yang satu ini kerap kali terdengar dari pengakuan para orang ketiga.
Mereka mengaku jatuh cinta meski sang pria sudah menjadi suami orang.
Rasa cinta tersebut membuat mereka tidak pantang menyerah dan berusaha mendapatkan sang pria, meski pria tersebut telah beristri.
Terkesan egois memang, namun mereka hanyalah berusaha jujur dengan perasaannya. Bahkan, beberapa diantaranya rela menjadi istri kedua, ketiga, atau kesekian.
Dikutip dari website The Star, seorang remaja putri berusia 11 tahun rela menjadi istri ketiga dari pria berumur 41 tahun.
Pengantin perempuan yang masih berusia 11 tahun itu mengaku, tak keberatan menjadi istri ketiga, dari pria yang merupakan ayah teman mainnya.
Ia mengaku telah mencintai pria yang kini menjadi suaminya, sejak berusia sembilan tahun.
"Aku selalu menyukainya sejak kecil. Dia pria yang baik hati. Dia baik pada keluarga saya. Jadi ketika dia mengusulkan pernikahan, saya setuju," kata gadis itu, yang mengaku telah bertahun-tahun tinggal di belakang rumah si pria.
Pernikahan gadis 11 tahun dengan pria 41 tahun sempat menggegerkan beberapa negara seperti Malaysia dan Thailand.
Baca Juga : Bukan Gading Marten, Icha Gween Justru Mengaku Pernah Didekati Kriss Hatta Hingga Membuatnya Ilfeel
Meskipun tertangkap dalam sorotan atas pernikahan kontroversial yang dilakukan di Thailand, gadis itu mengatakan dia tidak akan meninggalkannya “Abe” (Abang) selama dia ingin menjadikannya sebagai istri ketiganya.
“Saya tidak tahu mengapa orang marah. Saya hanya akan tinggal bersamanya ketika saya jauh lebih tua.
"Dia orang baik ... dia baik hati," kata gadis kecil tersebut, yang orangtuanya adalah pendatang dari Thailand.
Gadis itu percaya bahwa dia jatuh cinta pada pria itu, yang dikenalnya untuk “waktu yang lama”.
Pria 41 tahun itu juga mengatakan pernikahan resminya akan dilaksanakan ketika umur si gadis mencapai 16 tahun.
“Saya akan mendaftarkan pernikahan kami di Malaysia ketika dia berumur 16 tahun. Sampai saat itu, dia akan tinggal bersama orang tuanya.
Faktor ekonomi
Dikutip dari Kompas.com, selain alasan jatuh cinta, menurut psikolog keluarga Irma Gustiana Andriana M.Psi, faktor ekonomi berpengaruh besar pada alasan perempuan yang rela menjadi orang ketiga.
"Ada beberapa orang yang kecenderungannya enggak mau susah. Jadi mereka lebih mencari keadaan ekonomi si laki-laki yang dianggap sudah mapan," kata Irma.
Baca Juga : Manfaat Bawang Putih Panggang yang Tak Terduga, Turunkan Tekanan Darah Hingga Cegah Serangan Jantung!
Jika dicermati, beberapa kasus cinta segitiga dengan pria beristri yang mencuat di media sosial kebanyakan memang melibatkan pria berusia di atas 35 tahun yang status ekonominya berkecukupan.
Biasanya adalah pejabat, pengusaha, atau orang dengan jabatan tinggi.
Memiliki tekanan mental tersendiri
Irma menjelaskan, kebanyakan pelakor adalah mereka yang memiliki konsep diri rendah.
"Entah karena ada trauma, kehilangan, atau kurang kasih sayang, yang membuatnya tidak percaya pada diri sendiri dan merasa tidak seperti orang lain," ujarnya.
Kompensasi dari kondisi psikologi tersebut dapat mendorongnya mencari cara demi menunjukkan eksistensinya sebagai perempuan.
"Pemuasan kebutuhan psikologi seseorang bermacam-macam, ada yang dengan olahraga, berkesenian, tapi ada yang tidak mampu mengontrol dorongan mendominasi dengan merebut perhatian pasangan orang. Ini akibat dari konsep dirinya tidak kuat," katanya.
Dengan berhasil menaklukkan hati pria yang sudah berpasangan, menurut Irma, bisa memberikan rasa kepuasan dan menaikkan eksistensinya.
Baca Juga : Dads Perlu Tunjukkan Cinta di Atas Ranjang Untuk Rebut Hati Moms, Begini Caranya
"Kepuasan setiap orang beda-beda. Mungkin buat pelakor, jika ada suami orang memilih dia merupakan indikasi dia lebih unggul dari perempuan lain. Ini enggak sehat," ujar psikolog dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia ini.
Padahal, menjalin hubungan dengan pria beristri bukan saja menghancurkan rumah tangga orang lain tapi juga reputasi si pelakor itu sendiri.
Jika dari pihak pelakor ada persoalan psikologis yang dibawa dari masa lalunya, maka dari pihak laki-laki yang berselingkuh biasanya karena memang punya kesempatan dan ikatan pernikahan yang tidak kuat.
Tidak mau ribet
Dikutip dari Huffingtonpost, seorang perempuan mengaku tertarik menjadi orang ketiga dan tidak masalah menjadi istri kedua.
Hal ini dikarenakan alasan yang cukup mengejutkan. Karena banyaknya aktivitas dan waktu yang dilakukan sehari-hari, membuatnya tidak terlalu memikirkan untuk mencari suami, sehingga dirinya menerima saja ketika ada seorang pria menjadikannya istri kedua.
Baca Juga : Lihat Paula Verhoeven Dulu yang Chuby Hingga Kini, Intip Tipsnya Menjadi Langsing!
Baginya, menjadi istri kedua bukanlah masalah, sebab kesibukannya membuat dirinya tidak bisa menghabiskan waktu sepenuhnya bersama suami.
Dia merasa baik-baik saja bila sang suami bermalam di rumah istri pertama dan kemudian bermalam di rumahnya di hari berikutnya.
Wah, ternyata terdapat beberapa macam hal yang membuat seorang perempuan baik-baik saja bila menjadi orang ketiga dalam rumah tangga orang lain.
Bagaimana menurut Moms?
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | Huffington Post,the star,kompas |
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR