Akibat lainnya: berat badan di bawah normal, IQ rendah, stunting (pendek), konsentrasi rendah, kulit bermasalah, sering diare, gangguan pada usus, daya tahan tubuh rendah sehingga mudah sakit.
Untuk itu perlu penanganan segera agar anak terhindar dari SED. Berikut solusi yang diberikan Rika Oktarina;
- Pahami pemicu utamanya. Apabila memang terdapat masalah mendasar yang bersifat organik, maka hal itu yang harus diatasi terlebih dahulu. Misalnya, memeriksakan anak ke dokter gigi bila ada gangguan menelan atau membawanya ke psikolog bila ia selalu cemas dan panik setiap kali hendak makan.
- Ubah persepsi anak terhadap makanan. Tanyakan apa makanan favoritnya, lalu tawarkan untuk membuatnya bersama-sama. Mengajak anak untuk terlibat dalam proses belanja dan mengolah makanan juga terbukti mampu membuatnya memandang makan sebagai aktivitas yang tidak menakutkan.
- Hindari memaksa anak untuk makan setiap kali ia rewel atau menolak makan.
- Hindari mendorong anak makan dengan memberikan penjelasan panjang mengenai pentingnya makan (misalnya: agar ia sehat, pintar, dan sebagainya) karena tidak efektif.
- Perlu berkonsultasi ke dokter gizi karena kemungkinan besar anak mengalami malnutrisi, disamping berat badannya terlalu rendah (underweight). Untuk mengatasinya, dokter akan memberikan suplementasi. Bila nafsu makan anak sudah meningkat, ia akan tertarik untuk mencoba jenis makanan baru.
- Selalu sediakan alternatif untuk mengganti makanan yang ditolak anak. Misalnya, jika anak selalu menolak makan nasi, tawarkan kentang, roti, atau jagung sebagai alternatif. (*)
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR