Nakita.id – Tahukah Moms, bayi yang lahir dengan cacat jantung langka dan mempunyai berat badan 2,2 kg dapat menimbulkan banyak resiko yang besa.
Dokter di sini telah memberikan kehidupan baru bagi bayi berusia 20 hari yang lahir dengan cacat jantung langka.
Menurut dokter di Indraprastha Apollo Hospitals, bayi didiagnosis dengan 'Transposisi Besar Arteri'.
Baca Juga : Fakta Aneh Bayi Baru Lahir Ini Tak Pernah Diungkapkan Dokter!
Cacat jantung bawaan adalah pembuluh darah besar yang membawa darah dari jantung ke paru-paru dan tubuh terhubung kebalikan dari struktur jantung normal.
Selain itu, anak juga memiliki dua lubang besar di jantungnya bersama dengan kondisi yang meliputi peningkatan kerja pernapasan dan berat badan yang buruk.
Karena berat badan bayi 2,2 kg yang dapat menimbulkan risiko besar, para dokter memutuskan untuk membiarkan anak tumbuh sedikit dan berat setidaknya 2,8-3 kg sebelum melakukan operasi jantung terbuka.
Baca Juga : Hadir di Pernikahan Ketiga Sang Ayah, Anak Daus Mini Justru Menangis
Namun, kondisinya tidak membaik dan dia tidak bisa keluar dari ventilator.
Dengan demikian, para dokter memutuskan untuk melakukan operasi yang berlangsung selama lima jam, kata rumah sakit dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa.
"Kami melakukan operasi saklar arteri di mana aorta dan arteri koroner diputus dari tempat mereka dan disesuaikan di tempat yang tepat.
Seiring dengan peralihan arteri, penutupan lubang jantung dilakukan," kata Muthu Jothi, Konsultan Senior (Ahli Bedah Kardiotoraks Anak), di rumah sakit.
"Dengan berkah dari Tuhan, anak itu cukup memulihkan diri untuk pulang setelah 10-12 hari setelah operasi, yang biasanya tidak demikian.
Dia baik-baik saja sekarang dan bertambah berat juga," tambah Jothi.
Menurut Jothi, tidak ada penyebab khusus untuk gangguan ini.
Baca Juga : Pernah Dituding Hamil Duluan, Ardina Rasti Melahirkan Anak Pertamanya
"Namun, faktor-faktor seperti kelahiran yang terlambat, pernikahan dengan sepupu dekat atau di dalam keluarga, gizi buruk atau infeksi selama kehamilan, atau kursus antibiotik.
Dalam tiga bulan pertama, merokok atau alkohol dapat meningkatkan risiko kondisi seperti itu," katanya.
Source | : | thehealthsite.com |
Penulis | : | Rizqa Widiasti |
Editor | : | Amelia Puteri |
KOMENTAR