Nakita.id - Seperti tidak pernah surut, saat ini jumlah penderita diabetes di Indonesia sudah menunjukkan angka yang cukup mengkhawatirkan.
International Diabetes Federation (IDF) edisi ke-8 pada 2017 mengungkapkan bahwa jumlah penderita diabetes di Indonesia mencapai 10,3 juta, dan karenanya Indonesia menduduki urutan ke-6 jumlah penderita diabetes dewasa tertinggi di dunia.
Moms, angka tersebut tentu sangat besar, dan menjadi pertanda bahwa penyakit diabetes sudah menjadi keadaan darurat kesehatan di Indonesia.
Baca Juga : Agar Terwujud Derajat Kesehatan Pekerja, Ini Komitmen Kementerian Kesehatan!
Sedangkan, angka total penderita diabetes diprediksi akan terus mengalami peningkatan dan mencapai 16,7 juta pada tahun 2045.
Peningkatan jumlah penderita diabetes ini pun diakui oleh dr. Anung Sugihantono, M.Kes, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dalam acara Media Briefing 'Early Action in Diabetes (EAiD) oleh AstraZeneca dan Kemenkes RI, Kamis (20/12/2018) di Jakarta Selatan.
Menurut Anung, peningkatan jumlah penderita itu berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018.
Baca Juga : Garis Hitam di Perut Ibu Hamil Alias Linea Nigra, Bisakah Dicegah?
"Kementerian Kesehatan RI baru saja meluncurkan hasil Riset Kesehatan Dasar, hasil kita untuk diabetes di Riskesdas adalah 8,5%, dan itu meningkat dibandingkan periode sebelumnya," ungkap Anung.
Untuk mengatasi keadaan ini, sistem kesehatan untuk penderita diabetes perlu dikembangkan, agar pengobatan pasien juga pencegahan diabetes dapat dijangkau.
Untuk mengatasi masalah diabetes di Indonesia, suatu studi formatif perlu dilakukan guna menyediakan perancangan intervensi inovatif pengobatan pasien diabetes.
Akan tetapi, masih sedikit studi yang menggambarkan tindak lanjut dan manajemen diabetes dengan memperhitungkan perspektif pasien dan penyedia layanan kesehatan.
Baca Juga : Berita Kesehatan: Makanan Organik Tidak Lebih Sehat Dibandingkan Non-Organik
Karena itulah PT AstraZeneca Indonesia (AZI) bersinergi dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), PERKENI, dan PERSADIA serta salah satu pemangku kepentingan utama terkait yakni Center for Health Economics and Policy Studies (CHEPS) FKM UI tertarik untuk melakukan studi formatif yang berjudul: "Scoping Diabetes in Indonesia: A Baseline Study for Designing Innovative Intervention for managing Patient with T2DM".
Baca Juga : Garis Hitam di Perut Ibu Hamil Alias Linea Nigra, Bisakah Dicegah?
Studi formatif yang dipimpin oleh Center of Health Economics and Policy Science (CHEPS) Universitas Indonesia tersebut mengangkat lima tantangan utama dalam pengobatan diabetes di Indonesia.
Kelima tantangan tersebut mencakup:
- Kurangnya jumlah dan kualitas pelatihan tenaga kesehatan
- Kurangnya sumber daya manusia yang tersedia untuk dukungan penanggulangan diabetes
- Ketimpangan ketersediaan infrastruktur umum pada tingkat primer
- Kurangnya peralatan diagnostik di tingkat primer yang berdampak pada biaya yang lebih tinggi saat perawatan diabetes di tingkat sekunder dan tersier
- Keterbatasan jumlah obat-obatan dan variasi obat diabetes bagi pasien
Baca Juga : Jangan Heran Bila Garis Hitam Muncul di Perut Ibu Hamil, Ini Sebabnya!
"Kami mengadakan studi formatif "Scoping Diabetes in Indonesia: A Baseline Study for Designing Innovative Intervention for treating Patient with T2DM" sebagai studi landasan awal untuk program EAiD," kata Prof. Budi Hidayat, SKM, MPPM, PhD, Ketua Center of Health Economics and Policy Science (CHEPS) Universitas Indonesia.
Budi juga mengatakan studi tersebut menggambarkan informasi terkini mengenai penanganan diabetes di Indonesia dengan melibatkan perspektif pasien dan tenaga kesehatan.
Studi landasan ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris bagi pembuat kebijakan dalam merancang kebijakan untuk melayani dan mengobati pasien diabetes di Indonesia.
Anung kembali mengatakan, tingkat kesadaran masyarakat mengenai penyakit diabetes memang masih sangat rendah.
Sedangkan diabetes melitus merupakan penyakit kronis dan dibutuhkan peranan dari berbagai pihak baik itu dokter perawat, keluarga pasien bahkan pasien itu sendiri.
Baca Juga : Garis Hitam di Perut Ibu Hamil Alias Linea Nigra, Bisakah Dicegah?
"Edukasi mengenai penyakit, tindakan preventif serta dampak komplikasi penyakit diabetes merupakan hal yang sangat penting bagi pasien dan keluarga pasien dalam upaya penanggulangan penyakit diabetes melitus di Indonesia."
"Kami menyambut baik program EAiD ini agar melalui program ini kita dapat bersama-sama mengidentifikasi penyebab utama penyakit diabetes dan mencari solusi untuk menekan angka pertumbuhan penderita diabetes di Indonesia," tutupnya.
Penulis | : | Fadhila Afifah |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR