Artikel ilmiah berjudul "Universal Health Coverage in Indonesia: Concept, Progress, and Challenges" ini dipublikasikan dalam The Lancet pada Kamis, 20 Desember 2018.
The Lancet adalah jurnal kesehatan internasional peringkat 1 (Q1) dengan impact factor yang sangat tinggi (52.254) yang membutuhkan riset dan penulisan yang berkualitas tinggi dengan review yang sangat ketat untuk dapat diterima.
Dengan cakupan pembaca yang luas di tingkat nasional dan internasional, jurnal ini merupakan salah satu yang penting secara nasional dan global yang akan memberi dampak tertinggi di dunia kesehatan global.
"Ketika ada sebuah penelitian yang dipublish di The Lanset maka bisa dibilang dia peneliti tingkat dunia.
Hal ini merupakan salah satu pencapaian yang luar biasa sekali untuk Indonesia.
Oleh karena itu, pihak The Lancet sampai datang ke Indonesia dan hadir di sini karena jarang sekali ada penulis penelitian di Indonesia," ujar Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dalam Peluncuran hasil riset berjudul "Universal Health Coverage in Indonesia: Concept, Progress, and Challenges" di FKUI, Salemba, Jakarta, Kamis (20/12).
Baca Juga : Berita Kesehatan: Penyebab Perut Kencang Di Setiap Trimester Kehamilan
Artikel ilmiah ini memaparkan pencapaian, kesenjangan, dan kesempatan dari Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS) dalam memperluas cakupan, akes pelayanan, dan keadilan untuk pelayanan kesehatan.
Setidaknya ada tiga masalah menarik yang dibahas dalam artikel ilmiah ini.
Pertama, masalah kelompok menengah yang hilang (missing middle) yang sebenarnya muda, produktif, dan bisa membayar tetapi tidak terdaftar sebagai peserta JKN.
"Hanya 52 persen orang yang terdaftar pada usia 20 hingga 35 tahun dari lapisan ekonomi menengah.
Bila mereka bisa menjadi peserta, sebenarnya hal ini bisa menambah pendapatkan BPJS Kesehatan," ujar dr. Rina Agustina, MSc,PhD
Kedua, masalah kesenjangan finansial JKN dengan keadaan pendapatan yang tidak menutupi pengeluaran.
Hal ini disebabkan oleh rendahnya iuran dan tingginya klaim penyakit kronis.
Ketiga, masalah kesiapan layanan kesehatan yang belum memadai.
Seiring dengan meningkatkan kebutuhan peserta JKN dan BPJS, jumlah tenaga dan fasulitas media belum memadai. Terutama di rumah sakit umum dan puskesmas.
Baca Juga : Berita Kesehatan: Kenali Beberapa Penyebab Kaki Bengkak dan Cara Mengatasinya
Penulis | : | Fadhila Auliya Widiaputri |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR