Nakita.id - Memiliki total populasi sebanyak 262 juta orang, Indonesia saat ini sedang bertransformasi untuk mencapai sistem kesehatan nasional atau Universal Health Coverage (UHC).
Sistem UHC di Indonesia yang diperkenalkan pada tahun 2014 lalu dikenal sebagai Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dengan tujuan untuk menyediakan akses kesehatan bagi seluruh masyarakat.
JKN diharapkan dapat mengakomodasi keragaman dengan implementasi sistem yang fleksibel dan adaptif terhadap perubahan kebutuhan kesehatan masyarakat.
Sistem JKN berkembang pesat dan berhasil menjangkau 203 juta orang (sekitar 73 persen dari total populasi) untuk terdaftar dalam sistem.
Hal ini menjadikan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) menjadi lembaga dengan skema asuransi kesehatan pembayar tunggal terbesar di dunia.
Sayangnya, Indonesia masih menghadapi beberapa tantangan, seperti keberlanjutan keuangan, rendahnya pendaftar mandiri dari kelompok kuintil kekayaan menengah, kesenjangan dalam cakupan asuransi, serta tantangan dalam kesiapan layanan.
Untuk itu, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) bersama dengan fakultas-fakultas Universitas Indonesia lainnya meluncurkan artikel ilmiah berjudul "Universal Health Coverage in Indonesia: Concept, Progress, and Challenges".
Baca Juga : Berita Kesehatan: Makan 1 Butir Telur Tiap Hari Ampuh Cegah Stroke
Artikel ilmiah berjudul "Universal Health Coverage in Indonesia: Concept, Progress, and Challenges" ini dipublikasikan dalam The Lancet pada Kamis, 20 Desember 2018.
The Lancet adalah jurnal kesehatan internasional peringkat 1 (Q1) dengan impact factor yang sangat tinggi (52.254) yang membutuhkan riset dan penulisan yang berkualitas tinggi dengan review yang sangat ketat untuk dapat diterima.
Dengan cakupan pembaca yang luas di tingkat nasional dan internasional, jurnal ini merupakan salah satu yang penting secara nasional dan global yang akan memberi dampak tertinggi di dunia kesehatan global.
"Ketika ada sebuah penelitian yang dipublish di The Lanset maka bisa dibilang dia peneliti tingkat dunia.
Hal ini merupakan salah satu pencapaian yang luar biasa sekali untuk Indonesia.
Oleh karena itu, pihak The Lancet sampai datang ke Indonesia dan hadir di sini karena jarang sekali ada penulis penelitian di Indonesia," ujar Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dalam Peluncuran hasil riset berjudul "Universal Health Coverage in Indonesia: Concept, Progress, and Challenges" di FKUI, Salemba, Jakarta, Kamis (20/12).
Baca Juga : Berita Kesehatan: Penyebab Perut Kencang Di Setiap Trimester Kehamilan
Artikel ilmiah ini memaparkan pencapaian, kesenjangan, dan kesempatan dari Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS) dalam memperluas cakupan, akes pelayanan, dan keadilan untuk pelayanan kesehatan.
Setidaknya ada tiga masalah menarik yang dibahas dalam artikel ilmiah ini.
Pertama, masalah kelompok menengah yang hilang (missing middle) yang sebenarnya muda, produktif, dan bisa membayar tetapi tidak terdaftar sebagai peserta JKN.
"Hanya 52 persen orang yang terdaftar pada usia 20 hingga 35 tahun dari lapisan ekonomi menengah.
Bila mereka bisa menjadi peserta, sebenarnya hal ini bisa menambah pendapatkan BPJS Kesehatan," ujar dr. Rina Agustina, MSc,PhD
Kedua, masalah kesenjangan finansial JKN dengan keadaan pendapatan yang tidak menutupi pengeluaran.
Hal ini disebabkan oleh rendahnya iuran dan tingginya klaim penyakit kronis.
Ketiga, masalah kesiapan layanan kesehatan yang belum memadai.
Seiring dengan meningkatkan kebutuhan peserta JKN dan BPJS, jumlah tenaga dan fasulitas media belum memadai. Terutama di rumah sakit umum dan puskesmas.
Baca Juga : Berita Kesehatan: Kenali Beberapa Penyebab Kaki Bengkak dan Cara Mengatasinya
Mengacu pada beberapa masalah di atas, peneliti pun memberikan beberapa rekomendasi.
Pertama, mengusulkan percepatan kepesertaan dan pengumpulan iuran. Terutama dalam kelompok pekerja di sektor informal atau kelompok menengah yang hilang (missing middle), ibu hami, dan anak-anak.
Kedua, inovasi untuk pendekatan preventif dan promotif. Salah satunya dengan fokus mengatasi 1000 hari pertama kehidupan.
Ketiga, menekankan penguatan pada lini terdepan kegiatan masyarakat dan sistem informasi kesehatan digital agar lebih efisien dalam menciptakan solusi permasalahan kesehatan.
Baca Juga : Agar Anak Cerdas, Moms Wajib Lakukan 3 Stimulasi Dasar Ini Saat Hamil
Artikel ilmiah ini dipimpin oleh dr. Rina Agustina dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dengan kolaborasi peneliti multidisiplin dari Fakultas Kedokteran - RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Kementerian Kesehatan RI, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes), serta Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kementerian Kesehatan RI., BPJS, dan Harvard University.
Mulai Kamis, 20 Desember 2018, hasil riset ilmiah ini sudah bisa dilihat secara gratis dalam laman resmi The Lancet.
Peluncuran Peluncuran hasil riset berjudul "Universal Health Coverage in Indonesia: Concept, Progress, and Challenges" ini disambut baik oleh sejumlah pihak.
Salah satunya oleh Prof. Dr. dr. Fachmi Idris, M,Kes, Presiden Direktur BPJS.
"Sebagai badan penyelenggara JKN, kami menilai bahwa riset ini berhasil memberikan analisa tajam terhadap tantangan JKN serta memberikan beberapa rekomendasi untuk mengatasi tantangan tersebut.
Kedepannya, kami berharap seluruh pemangku kepentingan dalam sistem JKN dapat memiliki perspektif yang sama sehingga dapat secara nyata memberikan kontribusi untuk menciptakan sistem kesehatan yang lebih baik dan berkelanjutan bagi masyarakat Indonesia," tuturnya.
Baca Juga : Bukan Hanya ASI, Pijatan Juga Penting Diberikan di 28 Hari Pertama Kehidupan Bayi
Penulis | : | Fadhila Auliya Widiaputri |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR