Nakita.id - Bagi pasangan yang sedang merencanakan kehamilan, intensitas aktivitas intim kerap menjadi hal yang diperhatikan dengan seksama.
Namun, penting juga untuk memerhatikan produksi dan kualitas sperma yang berpengaruh vital terhadap peluang kehamilan.
Lalu, seperti apa sebenarnya kualitas sperma yang baik?
“Jumlah sperma di bawah 15 juta dianggap rendah, sementara rata-rata yang baik berkisar sekitar 30 juta.
Selain itu, kualitas sperma juga dianggap baik jika 30% dari mereka memiliki motilitas", demikian penuturan Dr. Ritesh Gupta, spesialis gangguan hormonal pria di Fortis C-Doc Hospital, Delhi.
"Menurut data yang dikumpulkan oleh berbagai pusat IVF, penurunan tajam dalam jumlah sperma telah disaksikan selama bertahun-tahun, tidak hanya di India tetapi juga di AS," tambahnya.
Baca Juga : Berita Kesehatan: Pria Ini Alami Infeksi di Seluruh Tubuh, Penyebabnya Kebiasaan Sepele!
Disamping itu, patut dicermati bahwa pola makan yang buruk nyatanya juga bisa memengaruhi kualitas sperma secara keseluruhan.
Dengan begitu, berikut ini deretan makanan yang konsumsinya sebaiknya dibatasi demi sperma berkualitas tetap terjaga. Apa saja?
Makanan manis
Mengonsumsi makanan dengan kadar gula tinggi seperti kue, manisan bahkan soda menyenangkan dan kerap menjadi penolong saat sedang stres.
Namun, hal ini nyatanya bisa merusak kualitas dan jumlah sel sperma yang diproduksi pria.
Ditambah lagi, konsumsi makanan manis berlebihan juga rentan menyebabkan obesitas dan tekanan darah tinggi yang bisa menekan kesempatan pria memiliki keturunan.
Daging Olahan
Apakah Dads termasuk gemar akan daging ham, salami atau burger dengan tumpukan keju nan lezat?
Baca Juga : Patut Dicoba 7 Trik Mudah Agar Tanaman di Rumah Subur dan Bebas Hama
Terdengar menggiurkan, namun sebaiknya Dads mengurangi porsinya.
Daging olahan mengandung hormn berlebihan, yang mana dapat menekan produksi hormon testosteron pria dan memengaruhi ukuran pinggang.
Selain itu, konsumsi makanan olahan juga rentan menyebabkan penyakit tidak menular yang mematikan seperti serangan jantung.
Makanan kalengan
Selain lezat dan mudah diolah, makanan kalengan banyak menjadi pilihan karena harga yang terjangkau dan praktis diolah menjadi apapun.
Namun, hal ini sebaiknya dibatasi konsumsinya.
Menurut dokter kebidanan dan ginekologi Dr. Peter Chew, makanan ini mengandung bisphenol A atau BPA yang kandungannya sama seperti estrogen.
Baca Juga : Bikin Awet Muda Hingga Kurangi Risiko Kanker, Ini Khasiat Super Minum Jus Daun Pepaya
Dimana zat ini jika dikonsumsi berlebihan efektif merusak jumlah dan kualitas sperma.
Jeroan
Di Indonesia, organ jeroan sapi seperti jantung, usus, atau lidah sudah biasa menjadi santapan orang lokal.
Namun, kandungan mineral kadmium dalam makanan satu ini nyatanya berpengaruh dalam hal menurunkan kesuburan sperma.
Hal ini akan semakin parah bagi Dads yang masih sulit meninggalkan kebiasaan merokok, dimana berpengaruh signifikan terhadap kualitas sperma.
Alkohol
Menurut ahli urologi Dr. Ho Siew Hong, minuman bir bisa meningkatkan jumlah estrogen namun menurunkan kualitas sperma.
Bukan hanya itu, minuman yang kerap dikonsumsi untuk menghangatkan tubuh ini juga berpotensi merusak kinerja hati.
Baca Juga : Wah 5 Cara Mudah Ini Meningkatkan Kualitas Hati, Pankreas dan Ginjal
Olahan kacang kedelai
Kelezatan produk kedelai seperti tahu, tempe, serta susu kacang kedelai sudah tak perlu diragukan lagi.
Namun, efek yang ditimbulkan nyatanya sama seperti alkohol yang mana kacang kedelai mengandung zat penambah estrogen yang akan memperburuk kualitas sperma.
Olahan susu sapi
Kualitas sperma Dads juga rentan menurun jika mengonsumsi susu penuh lemak.
Pestisida dan bahan kimia yang ada pada pakan sapi dapat diturunkan kepada kualitas susu perah yang mana berbahaya bagi kesehatan sperma.
Sayuran dan buah non-organik
Masih banyak beredar sayur serta buah yang belum bebas pestisida dan bahan kimia di pasaran.
Dengan begitu, cobalah untuk mencari sayuran dan buah organik.
Sebab, sayuran yang masih terdapat pestisida bisa menimbulkan infertilitas pada pria.
Source | : | mensjournal.com,Smartparents.sg |
Penulis | : | Erinintyani Shabrina Ramadhini |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR