Nakita.id - Lumrah dialami oleh anak yang beranjak remaja, tak menutup kemungkinan anak mengalami pubertas dini yang disebut precocious puberty.
Normalnya, masa ini akan dialami oleh anak perempuan sebelum usia 8 tahun dan sebelum usia 9 tahun untuk anak laki-laki.
Namun seiring perkembangan zaman, kian banyak anak yang mengalami masa pubertas sebelum waktunya.
"Sudah ada beberapa gadis sekolah dasar yang menunjukkan pubertas dini," demikian ungkap Dr Biro, seorang profesor pediatri di Rumah Sakit Anak Cincinnati Medical Center, mengutip laman The Wallstreet Journal.
Ia mengatakan, pubertas tampaknya dimulai lebih awal pada anak perempuan bahkan mungkin anak laki-laki.
Bahkan, di Kaiser Permanente California Utara, dokter mulai mendapati tanda pubertas pada anak perempuan berusia 6 tahun.
Baca Juga : Menelan Cairan Sperma Sebabkan Kehamilan dan 5 Mitos Seputar Sperma, Moms Wajib Tahu!
"Secara umum, kami berpikir bahwa sudah banyak anak perempuan yang menunjukkan tanda pubertas prekoks pada usia 7 tahun," kata Louise Greenspan, seorang ahli endokrinologi pediatrik di Kaiser Permanente yang juga melakukan penelitian pubertas.
Pubertas prekoks adalah istilah medis untuk pubertas yang dimulai pada anak perempuan di bawah 8 tahun dan anak laki-laki di bawah 9 tahun.
Kendati jarang terjadi, jika dibiarkan hal ini dapat memengaruhi kondisi kesehatan bagi tumbuh kembang anak.
Sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Pediatrics menemukan, anak-anak perempuan yang memulai pubertas dini memiliki risiko depresi yang lebih tinggi pada awal masa remaja.
Memang sejauh ini fenomena pubertas dini belum diketahui secara pasti apa penyebabnya, namun bahan kimia ternyata turut andil dalam memicu seorang anak tumbuh dewasa sebelum waktunya.
Selama 20 tahun terakhir, anak perempuan telah mencapai masa pubertas lebih awal dengan risiko tinggi dari berbagai masalah medis.
Hal ini kian diperkuat dengan banyaknya anak yang mulai menggunakan produk perawatan pribadi untuk merawat tubuh.
Baca Juga : Kebiasaan Ini Memicu Seseorang Terkena Katarak Lebih Cepat, Salah Satunya Olahraga!
Bahan kimia ini dapat ditemukan dalam produk seperti shampo, pasta gigi dan sabun juga produk perawatan lain.
Selain itu, produk ini juga bisa berpengaruh ketika digunakan oleh ibu mereka pada periode kehamilan, menurut studi longitudinal oleh peneliti dari UC Berkeley.
Kandungan bahan kimia ini bisa masuk baik melalui kulit maupun dihirup secara tidak sengaja.
Laporan baru ini berasal dari data yang dikumpulkan sebagai bagian dari penelitian Pusat Penilaian Kesehatan Ibu dan Anak Salinas (CHAMACOS).
Melibatkan 338 anak-anak, penelitian ini mencoba mengungkap bagaimana paparan lingkungan berkontribusi perkembangan anak sejak masih dalam kandungan hingga beranjak remaja.
Penelitian menunjukkan, baik anak perempuan maupun anak laki-laki sangat mungkin untuk mengalami masa pubertas lebih awal.
Hal ini meresahkan, mengingat pubertas dini erat kaitannya dengan beragam risiko kesehatan seperti penyakit mental, kanker payudara dan ovarium pada anak perempuan dan testis pada anak laki-laki.
Baca Juga : Catat, 5 Cara Alami dan Efektif Kurangi Risiko Kanker Prostat, Salah Satunya Masturbasi!
Selain itu, akan muncul kecenderungan anak mengalami peningkatan untuk anak melakukan perilaku yang berisiko demikian ungkap Kim Harley profesor di Sekolah Kesehatan Masyarakat di Berkeley.
Bahan kimia yang dimaksud yakni ftalatm paraben dan fenol yang dikenal mengganggu endokrin, sehingga akan membuat anak-anak lebih cepat dewasa.
"Sementara penelitian lebih lanjut diperlukan, orang-orang harus menyadari bahwa ada bahan kimia dalam produk perawatan pribadi yang dapat mengganggu hormon dalam tubuh kita," kata Harley.
Source | : | The Wallstreet Journal,South China Morning Post |
Penulis | : | Erinintyani Shabrina Ramadhini |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR