Hal itu menunjukkan bahwa kunyit mungkin memiliki nilai pada pasien yang rentan terhadap trombosis vaskular dan membutuhkan anti-arthritis terapi.
Sebuah studi tahun 2004 yang diterbitkan dalam jurnal Oncogene menemukan bahwa curcumin adalah alternatif yang efektif untuk obat aspirin, ibuprofen, sulindac, phenylbutazone, naproxen, indomethacin, diklofenak, deksametason, celecoxib, dan tamoxifen dalam meminimalkan anti-inflamasi dan anti-proliferasi terhadap sel tumor.
Sebuah studi pada 2007 yang dipublikasikan dalam International Journal of Cancer menemukan bahwa curcumin lebih baik dibandingkan dengan oxaliplatin sebagai agen antiproliferatif dalam garis sel kolorektal.
Sebuah studi tahun 2009 yang diterbitkan dalam jurnal Biochemitry and Biophysical Research Community mengeksplorasi bagaimana curcumin amat efektif dalam mengobati diabetes.
Curcumin dalam kunyit dapat mengaktifkan AMPK (yang meningkatkan pengambilan glukosa) dan menekan ekspresi gen glukoneogenik (yang menekan produksi glukosa di hati) dalam sel hepatoma.
Terdapat 54 penelitian yang mengindikasikan bahwa curcumin dapat menginduksi kematian sel atau menyadarkan garis sel kanker yang resistan terhadap obat konvensional.
Baca Juga : Wah, Ini 7 Tanda Jika Moms Mengandung Bayi Perempuan, Cek Sekarang!
Melihat rekam jejak kunyit (curcumin) yang sangat bermanfaat, maka kunyit dapat digunakan sebagai alternatif obat atau pembantu dalam pengobatan kanker.
Atau, lebih baik lagi, gunakan kunyit organik dalam dosis rendah pada masakan setiap hari sehingga dosis heroik tidak diperlukan di kemudian hari setelah penyakit serius menyerang.
Source | : | Wakingtimes.com |
Penulis | : | Erinintyani Shabrina Ramadhini |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR