Seperti dilansir dari Kompas.com, Kabid Mitigasi PVMBG Wilayah Timur Devy Kamil Syahbana mengatakan Erupsi terjadi akibat adanya “overpressure” karena akumulasi gas-gas vulkanik.
Pada saat erupsi, teramati sinar api di area puncak kawah namun ketinggian kolom abu tertutup kabut.
"Berdasarkan informasi satelit, abu vulkanik bergerak ke arah tenggara dengan ketinggian mencapai 5.500 m di atas permukaan laut," kata Devy di Denpasar, Minggu.
Baca Juga : Resmi Jadi Ayah, Ternyata Tarra Budiman Sempat Ngidam Saat Istri Hamil
Hujan abu tipis dilaporkan terjadi di wilayah Kabupaten Karangasem di sektor tenggara Gunung Agung, seperti di Kota Amlapura dan beberapa desa seperti di Desa Seraya Barat, Desa Seraya Tengah, dan Desa Tenggalinggah.
Geliat gunung Agung ini walau menimbulkan kepanikan dan ketakutan, tapi sejauh ini belum ada informasi korban jiwa maupun materil.
Beberapa waktu kemudian, pukul 15.39, kita semua kembali dibuat resah dengan adanya pemberitaan gempa di Bengkulu pada tanggal yang sama, 30 Desember 2018.
Gempa bumi tektonik bermagnitudo 5,7 mengguncang Provinsi Bengkulu, Minggu (30/12/2018) pukul 15.39 WIB.
Karena pada saat itu sedang jamnya orang beraktivitas di luar rumah, dan mal masih ramai pengunjung, sontak karena gempa tersebut ratusan pengunjung mal di Bengkulu berhamburan ke luar gedung.
Baca Juga : Resmi Jadi Ayah, Ternyata Tarra Budiman Sempat Ngidam Saat Istri Hamil
Seperti dilansir dari TribunNews.com, menurut BMKG wilayah Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu merupakan pusat diguncang gempa bumi tektonik.
Hasil analisis BMKG menunjukkan informasi awal gempa bumi ini berkekuatan magnitudo 5,7 yang selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi 5,8.
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR