Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 2,79 LS dan 102,21 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 39 km arah utara Kota Tubei, Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu pada kedalaman 164 km.
Gempa terjadi akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia tepatnya di zona Benioff yaitu zona subduksi lempeng yang memiliki sudut tunjaman yang relatif tajam di bawah lempeng Eurasia.
Gempa dirasakan di daerah Kota Bengkulu, Kepahiang, dan Bengkulu Tengah IV MMI, Manna, Mukomuko, Lebong, dan Pesisir Selatan III MMI, Kepulauan Mentawai, Pariaman, Padang II MMI.
Belum juga usai focus perhatian public ke gempa Bengkulu, pada hari yang sama pemberitaan kembali dihebohkan oleh datanngnya angina putting beliung besar di Cirebon, Jabar.
Baca Juga : Sempat Tak Akur, Kedekatan Bella Saphira dengan Anak Tirinya Jadi Pusat Perhatian
Angin puting beliung tersebut terjadi di Desa Pangurugan Kulon, Kecamatan Pangurugan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Minggu (30/12/2018).
Menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, angin puting beliung itu menyebabkan satu orang meninggal dunia dan 9 orang luka-luka.
Selain itu, lanjut Sutopo, angin puting beliung di Pangurugan, Cirebon juga menyebabkan 165 rumah rusak.
Hal itu disampaikan Sutopo melalui cuitan di akun twitternya, Minggu (30/12/2018) malam.
Masih menurut Sutopo, angin puting beliung terjadi pada pukul 16.15 WIB.
Ternyata kejadian angin puting beliung tak hanya terjadi di Cirebon, dilansir dari TribunNews.com, angin kencang (Puting Beliung) juga menerjang sejumlah wilayah Kabupaten Kapuas Hulu, Minggu (30/12/2018).
Puting beliung itu mengakibatkan sejumlah bangunan roboh, berapa informasi yang diterima oleh Tribun, wilayah yang terkena angin kencang seperti Putussibau Selatan, mengakibatkan bangunan di depan Pujasera Putussibau roboh.
Bangunan di depan Pujasera Putussibau roboh saat usai di Terjang Angin Puting Beliung, di Jl Gajahmada Putussibau, Minggu (30/12/2018).
Alhamdulillah, Senin 31 Desmeber 2018, hingga berita ini diturunkan, tidak ada satu pun informasi mengenai geliat alam yang mencekam.
Semoga dengan geliat alam ini lahir fenomena alam indah dan menguntungkan bagi Indonesia. Pun dengan geliat alam di penghujung 2018 ini kita bisa mawas diri akan pentingnya ibadah kepada yang Maha Kuasa, doa setiap akan beraktivitas, juga membekali diri dengan pengetahuan mitigasi bencana.
GIV Gelar Kompetisi 'The Beauty of GIVing' Guna Dukung Perjalanan Inspiratif Womenpreneur Indonesia
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR