Nakita.id – Sekarang kita sudah berada di jam-jam akhir penghujung tahun 2018.
Hanya dalam kurun waktu beberapa jam ke depan, kita akan menjadikan 2018 menjadi tahun kenangan.
Perpisahan tahun kali ini bisa dibilang cukup unik, karena menjelang perpisahan tahun alam Indonesia yang terkenal indah dan memesona seolah ingin meninggalkan pesan untuk tidak melupakannya.
Baca Juga : Viral Pernikahan Suami Istri dengan Mahar Sandal Jepit, Begini Faktanya
Ya, di penghujung 2018 ini, tepatnya pada 23 Desember 2018, kita semua dibuat kaget dengan pemberiantaan prihal tsunami Banten dan Lampung yang terjadi pada 22 Desember malam, kurang lebih pukul 21.00 WIB.
Dalam kejadian tersebut mulai dari pesisir pantai Carita hingga Sumur dan Ujung Kulon Banten disapu oleh Tsunami.
Tentu saja, kejadian tersebut memakan banyak korban jiwa dan materi. Sampai-sampai grup band Saventeen hanya menyisakan satu personel, Ifan Saventeen yang harus rela ditinggal sang istri Dylan Shara yang ikut menjadi korban tsunami Banten.
Sementera komedian Aa Jimmy meninggalkan anak bungsunya yang selamat, sedangkan Aa Jimmy, istri, dan dua anaknya yang lain menjadi korban tsunami Banten.
Belum juga usai rasa kaget, sedih, dan takut akan pristiwa tsunami Banten dan Lampung, Minggu 30 Desemberr 2018, publik kembali terhenyak dengan pemberitaan meletusnya gunug Agung di Bali.
Gunung Agung yang terletak di Kabupaten Karangasem, Bali, kembali erupsi pada Minggu (30/12/2018) pukul 04.09 WITA.
Letusan berlangsung selama selama 3 menit 8 detik dengan amplitudo 22 mm.
Seperti dilansir dari Kompas.com, Kabid Mitigasi PVMBG Wilayah Timur Devy Kamil Syahbana mengatakan Erupsi terjadi akibat adanya “overpressure” karena akumulasi gas-gas vulkanik.
Pada saat erupsi, teramati sinar api di area puncak kawah namun ketinggian kolom abu tertutup kabut.
"Berdasarkan informasi satelit, abu vulkanik bergerak ke arah tenggara dengan ketinggian mencapai 5.500 m di atas permukaan laut," kata Devy di Denpasar, Minggu.
Baca Juga : Resmi Jadi Ayah, Ternyata Tarra Budiman Sempat Ngidam Saat Istri Hamil
Hujan abu tipis dilaporkan terjadi di wilayah Kabupaten Karangasem di sektor tenggara Gunung Agung, seperti di Kota Amlapura dan beberapa desa seperti di Desa Seraya Barat, Desa Seraya Tengah, dan Desa Tenggalinggah.
Geliat gunung Agung ini walau menimbulkan kepanikan dan ketakutan, tapi sejauh ini belum ada informasi korban jiwa maupun materil.
Beberapa waktu kemudian, pukul 15.39, kita semua kembali dibuat resah dengan adanya pemberitaan gempa di Bengkulu pada tanggal yang sama, 30 Desember 2018.
Gempa bumi tektonik bermagnitudo 5,7 mengguncang Provinsi Bengkulu, Minggu (30/12/2018) pukul 15.39 WIB.
Karena pada saat itu sedang jamnya orang beraktivitas di luar rumah, dan mal masih ramai pengunjung, sontak karena gempa tersebut ratusan pengunjung mal di Bengkulu berhamburan ke luar gedung.
Baca Juga : Resmi Jadi Ayah, Ternyata Tarra Budiman Sempat Ngidam Saat Istri Hamil
Seperti dilansir dari TribunNews.com, menurut BMKG wilayah Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu merupakan pusat diguncang gempa bumi tektonik.
Hasil analisis BMKG menunjukkan informasi awal gempa bumi ini berkekuatan magnitudo 5,7 yang selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi 5,8.
Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 2,79 LS dan 102,21 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 39 km arah utara Kota Tubei, Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu pada kedalaman 164 km.
Gempa terjadi akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia tepatnya di zona Benioff yaitu zona subduksi lempeng yang memiliki sudut tunjaman yang relatif tajam di bawah lempeng Eurasia.
Gempa dirasakan di daerah Kota Bengkulu, Kepahiang, dan Bengkulu Tengah IV MMI, Manna, Mukomuko, Lebong, dan Pesisir Selatan III MMI, Kepulauan Mentawai, Pariaman, Padang II MMI.
Belum juga usai focus perhatian public ke gempa Bengkulu, pada hari yang sama pemberitaan kembali dihebohkan oleh datanngnya angina putting beliung besar di Cirebon, Jabar.
Baca Juga : Sempat Tak Akur, Kedekatan Bella Saphira dengan Anak Tirinya Jadi Pusat Perhatian
Angin puting beliung tersebut terjadi di Desa Pangurugan Kulon, Kecamatan Pangurugan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Minggu (30/12/2018).
Menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, angin puting beliung itu menyebabkan satu orang meninggal dunia dan 9 orang luka-luka.
Selain itu, lanjut Sutopo, angin puting beliung di Pangurugan, Cirebon juga menyebabkan 165 rumah rusak.
Hal itu disampaikan Sutopo melalui cuitan di akun twitternya, Minggu (30/12/2018) malam.
Masih menurut Sutopo, angin puting beliung terjadi pada pukul 16.15 WIB.
Ternyata kejadian angin puting beliung tak hanya terjadi di Cirebon, dilansir dari TribunNews.com, angin kencang (Puting Beliung) juga menerjang sejumlah wilayah Kabupaten Kapuas Hulu, Minggu (30/12/2018).
Puting beliung itu mengakibatkan sejumlah bangunan roboh, berapa informasi yang diterima oleh Tribun, wilayah yang terkena angin kencang seperti Putussibau Selatan, mengakibatkan bangunan di depan Pujasera Putussibau roboh.
Bangunan di depan Pujasera Putussibau roboh saat usai di Terjang Angin Puting Beliung, di Jl Gajahmada Putussibau, Minggu (30/12/2018).
Alhamdulillah, Senin 31 Desmeber 2018, hingga berita ini diturunkan, tidak ada satu pun informasi mengenai geliat alam yang mencekam.
Semoga dengan geliat alam ini lahir fenomena alam indah dan menguntungkan bagi Indonesia. Pun dengan geliat alam di penghujung 2018 ini kita bisa mawas diri akan pentingnya ibadah kepada yang Maha Kuasa, doa setiap akan beraktivitas, juga membekali diri dengan pengetahuan mitigasi bencana.
GIV Gelar Kompetisi 'The Beauty of GIVing' Guna Dukung Perjalanan Inspiratif Womenpreneur Indonesia
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR