Nakita.id - Pada usia dua tahun, anak Ibh berada di tengah transisi dari "bayi" menjadi "anak". Itu artinya, anak akan membuat lompatan yang signifikan dalam proses perkembamgam dan pembangunannya.
Terdapat beberapa tonggak perkembangan yang biasanya terjadi pada anak yang berusia sekitar dua tahun, meliputi:
- Kemampuan motorik kasar
- Kemampuan motorik halus
- Intelektual atau kemampuan kognitif
- Keterampilan verbal
- Keterampilan sosial dan emosional
1. Motorik kasar mulai aktif. Anak usia satu tahun tak pernah bisa diam walau seharian telah berlarian, bermain atau melompat-lompat. Hal ini terjadi dari adanya dukungan kekuatan fisik dan keseimbangan yang terbatas.
Sebenarnya, batita pasti ingin sekali tubuhnya tetap bergerak, sehingga lebih sulit membuatnya duduk diam atau fokus pada satu hal dalam waktu yang sangat lama. Itu normal di usia ini.
Kemampuan anak untuk mengendalikan gerakan lengan dan kaki, yang menunjukkan bahwa ia telah mengembangkan keterampilan motorik kasar. Pada usia dua tahun, anak sudah bisa:
- Memanjat dengan baik
- Berjalan naik dan turun tangga (berpegang pada dukungan)
- Menendang bola
- Berdiri berjinjit
- Bawa mainan besar atau beberapa mainan sambil berjalan
- Jalan jarak pendek
Tip untuk Ibu: Tidak perlu mengatur aktivitas untuk anak pada usia ini. Anak berusia dua tahun ahli dalam mengubah lingkungan menjadi taman bermain. Itulah alasan lain mengapa Ibu harus tetap waspada dan mengawasi gerak-gerik anak.
(Baca juga : 5 Hal Kecil Ini Membentuk Perubahan Besar pada Batita)
2. Keterampilan motorik kasar: Anak berusia dua tahun mulai memiliki kontrol yang lebih baik atas gerakan tangan dan jari mereka, yang merupakan tanda bahwa mereka sedang membangun keterampilan motorik halus yang bagus. Ada pun perkembangan kemampuan anak meliputi:
- Tutup atau temukan kotak dan wadah lainnya
- Pasang dan memasukkan bulat dan persegi ke dalam lubang
- Putar gagang pintu
- Corat-coret
- Gunakan satu tangan lebih sering dari yang lain
Tip untuk Ibu: Kemampuan motorik halus membantu anak mendapatkan lebih banyak kebebasan di meja makan. Ia mulai bisa minum dari cangkir dan menggunakan sendok sendiri.
Anak juga bisa memerkirakan makanan seukuran gigitan yang bisa masuk ke dalam mulut. Anak berusia dua tahun bisa dengan mudah menelan makanan, terutama jika mereka sedang bermain atau tertawa ketika makan.
Penting untuk terus menyajikan makanan yang tidak terlalu tebal, dan hindari makanan yang bisa dengan mudah terjebak di tenggorokan anak , seperti sesendok selai kacang, 1 biji anggur, hot dog yang tidak dipotong, dan permen keras (termasuk lolipop).
3. Keterampilan intelektual atau kognitif. Sekitar usia dua tahun, Ibu akan mulai melihat batita mampu menciptakan permainan imajinatif dan menggabungkan aktivitas bersama menjadi urutan yang lebih rumit dari satu mainan atau aktivitas satu ke aktivitas lainnya.
Inilah tanda-tanda bahwa pikirannya membuat lebih banyak koneksi dan mulai memahami hubungan antara objek atau gagasan yang berbeda. Kemampuan anak yang berkembang di antaranya:
- Menemukan benda tersembunyi
- Meniru orang lain
- Libatkan orang lain dalam aktivitas bermainnya
- Mengoperasikan mainan mekanis
- Mengenali beberapa bagian tubuh pada dirinya atau boneka
Tip untuk Ibu: Usia dua tahun sudah bisa mengikuti petunjuk sederhana. Jadi Ibu bisa memberitahunya, "Letakkan mainanmu di dalam kotak."
Meskipun kelihatannya lebih mudah dan lebih cepat untuk melakukan sesuatu sendiri, sangat penting untuk mulai menumbuhkan kemandiriannya dan mengajari si kecil untuk mengurus hal-hal tertentu.
Menyiapkan area bermain dan mengatur pakaian dengan cara yang memungkinkannya membersihkan barang-barangnya sendiri akan memberi anak perasaan puas dan pada akhirnya akan memungkinkan si batita mengerjakan beberapa tugas.
(Baca juga : 6 Cara Membantu Batita Mengembangkan Motoriknya)
4. Keterampilan verbal. Sementara anak-anak berkembang dengan tingkat yang berbeda-beda, kebanyakan batita menguasai setidaknya 50 kata yang diucapkan pada ulang tahun kedua mereka.
Kemampuan bahasa anak laki-laki dapat berkembang dengan kecepatan lebih rendah, dan banyak anak sama sekali tidak berbicara selama tahun kedua mereka, namun secara umum, Ibu bisa lihat anak menguasai kemampuan untuk:
- Gunakan "aku" dan "kamu" dengan tepat
- Kenali nama bagian tubuh, hewan, dan benda yang anak kenal
- Menikmati saat melihat satu buku berulang-ulang
- Hafal nama orang dalam keluarga
- Berbicara dalam dua sampai empat kalimat
- Mengulangi kata-kata yang didengar
Tip untuk Ibu: American Academic of Pediatrics merekomendasikan agar waktu layar untuk anak yang berusia 2 tahun hanya satu jam sehari dengan pemrograman berkualitas tinggi.
(Baca juga : Lihat Tanda-Tanda Batita Siap Berolahraga)
5. Keterampilan sosial. Para ahli terkadang menyebut anak-anak ini sebagai "egosentris" atau egois. Kedengarannya agak negatif, namun kenyataannya, anak belum bisa membayangkan bahwa orang mungkin memiliki pemikiran atau kekhawatiran tersendiri selain dirinya.
Pada usia ini, batita masih belum siap untuk bermain dengan anak-anak lain dengan cara tradisional, yakni memberi dan menerima. Sebagai gantinya, anak akan terlibat dalam apa yang disebut permainan paralel (bermain bersama orang lain).
Di fase ini pula si kecil akan suka berada di sekitar orang lain. Keterampilan yang dikembangkan di usia ini:
- Mengikuti orang dewasa, terutama orangtua dan anak-anak yang lebih tua
- Menjadi lebih mandiri
- Mulai berinteraksi dengan anak lain dalam permainan seperti mengejar
- Menghibur teman atau orangtua yang tertekan atau sedih
- Bergiliran saat bermain dengan orang lain
- Pahami kapan ia melakukan sesuatu yang orangtua setujui atau tidak.
Tip bagi Ibu: Tidak biasa bagi anak berusia dua tahun untuk bersikap malu terhadap orang lain, terutama orang asing. Meskipun ini adalah masa ketika orangtua ingin mendorong kemandirian dan interaksi sosial, penting bagi Ibu untuk menghargai ritme alami anak.
Beri si kecil waktu yang dibutuhkan untuk merasa nyaman dengan situasi dan memudahkannya memasuki lingkungan baru dengan mempersiapkannya terlebih dahulu dan bersikap tenang.
Dalam beberapa kasus, ketika anak tidak ingin ditinggalkan sendiri, gunakan teknik untuk mengatasi kecemasan pemisahan. (*)
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR