Pada tahun 1970 Sandra didiagnosis neurofibroma.
Diusia menginjak 20 tahun, benjolan di tubuhnya semakin lama semakin banyak tidak hanya di badan namun mulai meluas ke area lengan dan wajah.
"Setiap hari terbangun, saya selalu melihat benjolannya semakin bertambah dan terus bertambah," ujar Sandra.
Di usia tersebut juga Sandra bertemu dengan suaminya Jose, Sandra bercerita "Dia jatuh cinta dengan benjolan saya, menurutnya saya benar-benar unik dan memutuskan untuk berkencan, bertunangan, lalu dia menikahiku."
Hidup dengan neurofibroma tidak membuat Sandra terpuruk dengan kondisinya, dukungan sang suami dan kedua anaknya membuat ia harus kuat melawan neurofibroma.
Apalagi kedua anak Sandra juga memiliki penyakit yang sama dengan dirinya, ia harus memberikan contoh baik kepada anak-anaknya tersebut.
"Saya memiliki penyakit yang sama seperti Ibu saya, tapi penyakit ini bukanlah halangan.
Ibu mengajarkan saya untuk tidak peduli dan menerima kondisi diri sendiri, dan lakukan apa pun selayaknya orang normal," ujar Luana anak ketiga Sandra.
Sampai saat ini belum ada obat untuk neurofibroma, selain dengan pengangkatan tumor.
Baca juga : Tidak Hanya Panu, Ini Penyebab Bercak Putih Pada Kulit dan Wajah!
Seorang ahli dematologis, Dr David Azulay mengatakan, "Yang terpenting Sandra harus menjalani hidupnya semaksimal mungkin.
Dengan ratusan tumor pada tubuhnya, sulit untuk menghilangkan semuanya."
Neurofibroma tipe 1 adalah kondisi genetik yang komplek dan penelitian untuk menemukan penyembuhannya pun masih dalam tahap awal.
Sandra pun menambahkan "tentu saja saya ingin mencari obat penyembuhan, mungkin bukan untuk saya, tapi untuk anak-anak saya," ungkapnya.
Apa Itu Silent Treatment? Kebiasaan Revand Narya yang Membuatnya Digugat Cerai Istri
Penulis | : | Saeful Imam |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR