Nakita.id - Kartu BPJS, kini menjadi andalan keluarga untuk berobat.
Tidak hanya kaum papa, tapi juga semua kalangan.
Mereka mempercayakan pengobatan kesehatan pada kartu kesehatan ini.
Kartu sakti ini bisa digunakan warga miskin untuk berobat ke fasilitas kesehatan dengan gratis alias tanpa biaya.
Bahkan melalui undang-undang dibentuklah Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan untuk menyelenggarakan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Melalui program ini, peserta yang mampu membayar sendiri iurannya namun banyak pula peserta penerima bantuan iuran dari pemerintah.
Mereka adalah warga miskin alias tak mampu yang bisa berobat ke Puskemas, Klinik, dan Rumah sakit yang ditunjuk secara gratis.
Pemerintah pun sudah menetapkan sanksi bagi rumah sakit yang tak melayani pasien miskin pemegang kartu BPJS-KIS.
Sayangnya, hal ini tak mengubah perilaku sejumlah rumah sakit yang seolah tak mengutamakan pelayanan bagi warga miskin.
Bahkan pelayanan bagi ibu hamil yang hendak melahirkan sekalipun, seolah tak menjadi prioritas.
Salah satunya adalah warga Sulawesi Utara yang tak mendapatkan pelayanan kesehatan dari BPJS yang layak.
SI ibu terlambat ditangani sehingga meninggal dunia.
Bahkan, janinnya pun mengalami hal yang sama sehingga terpaksa dikuburkan bersama sang ibu.
Nah kejadian ini diunggah akun facebook Eben Ropa di grub MANGUNI TEAM123 /Tetengkoren Berguna.
Dalam postingan tersebut tampak seorang wanita mengenakkan kaos hitam terbaring dan menutup mata.
Berikut foto yang diberi caption :
Permisi Pak Pitra dan segenap jajaran Tim Manguni yang kami hormati..
Cuma mo minta petunjuk/pencerahan.. Ada seorang ibu yg rencana kemarin mau melahirkan lewat operasi cesar, dikarenakan biaya yg kurang memadai pihak RS Amurang (padahal ada BPJS) terlambat atau ada kesan pembiaran dalam hal menangani korban..
Jadi 2 nyawa hilang pada saat itu juga.. Ade bayi masih ada di dlm perut ibu itu yg ternyata sama2 meninggal..
Bgmna ini kang depe jalar kaluar? Atau ada cara apa yang akan keluarga tempuh.. Trima kasih.. Tuhan memberkati
ibu hamil
Sayang akun tersebut tak memberikan identitas ibu hamil yang meninggal dunia tersebut. Namun beberapa netizen mengungkapkan identitas pasien yang meninggal dunia tersebut.
Netizen yang menggunakan akun Patricia Debora Kodongan menyebutkan pasien meninggal dunia adalah Seorang Hamba Tuhan Diana Agustina Mumu. Berikut postingan lengkapnya:
Duka Cita Yang mendalam
Kepergian Seorang Hamba Tuhan Diana Agustina Mumu
Yang Merintis Pelayanan Bersama Suaminya di Sumatera, Dtg k kampung halamannya Berharap bisa melahirkan Anak Keduanya didampingi Keluarga, setelah melakukan pemeriksaan Rutin di posyandu Samapai bulan kesembilan, memeriksakan dirinya di Klinik Bersalin, maka pihak klinik merujuk untuk menjalani Operasi di RS Amurang, setelah melakukan Pemeriksaan Kata dr Di RS itu nanti kembali Minggu depan,
Hari Minggu kami Masi Ibadah dan makan Bersama Dian bercerita Pda Istri saya, bahwa pemeriksaan dr kemarin berkata untuk kembali Tgl 1 Nov 2017,
sehingga Dian bersama Ibunya berangkat menuju Rumah sakit Amurang naik kendaraan Umum dalam keadaan sehat, sampai berada dirumah sakit di hari yg di tentukan belum ada usaha untuk di operasi padahal umur kandungannya sudah lewat sembilan bulan.
Sampai saya mendapat tlp tgl 2 Nov jam 12an siang minta di doakan Krn Diane sudah tdk utk melahirkan, setelah berdoa dia Masi terdengar kuat. Sekitar pukul 17.48 saya di tlp utk kembali mendoakan Krn Kondisinya sudah tdk ada kekuatan tapi saat berdoa sempat meneteskan air mata dan berkata Puji Tuhan. Tiba2 tlp mati.
Kira2 sepuluh menit kemudian saya di tlp bahwa Diane A Mumu sudah dipanggil Tuhan.
Saya coba minta berbicara dengan perawat atau dr yg ada di ruangan itu tdk ada yg mau alasannya sibuk sedangkan yg sedang menelpon saya berkata mereka hanya berbicara satu dgn yg lain tanpa tindakan apa2 kepada Pasien, sampai berulangkali tlp itu diberikan pada perawatan TDK ada yg mau menjelaskan sebenarnya kejadian yg sementara terjadi di ruang itu.
Hanya Tuhan yg tau dan mereka (team medis)
Mengapa TDK ada tindakan operasi sebelum jam 17an atau sebelum jam 12siang.
Padahal setahu kami Pasian ke Rumah sakit tersebut untuk dioperasi kelahiran Janinnya.
Sebagai Keluarga kami Berharap kejadian ini jangan sampai terjadi kepada pasien lainya,
Sebagai masyarakat kami berharap ada perhatian dari dinas2 Terkait yg ada di Minahasa Selatan.
Sebagai Keluarga Korban kami berharap pihak Rumah Sakit Kalooran Amurang bertanggung jawab (Memberikan Penjelasan) atas segala kejadian yg menimpa keluarga kami.
Riwayat singkat Diane A Mumu lahir di Ranoiapo. Menikah dengan Yoel Masambe
Sekolah Alkitab Palangkaraya. Tingkat I
Sekolah Alkitab Palembang Tingkat II,
Dan Menjadi Staff sampai mendapat Tugas Pelayan Perintisan.
-
hamil meninggal
Nah, berdasarkan postingan facebook, banyak yang menyalahkan pihak rumah sakit.
Salah satunya mengatakan, @Mowoka Chintya Ike: Astaga.. Kiapa RS bgtu pdhal sdh ksh tau bahwa RS tdk blh tolak pasien bpjs... Nyawa manusia bkn hewan... RIP ibu dan bayi...
Atau akun @Angelinarumetor: Tutup jo semua rumah sakit yg mengutamakan uang dulu baru di tangani itu pasien
Masih banyak lagi.
JAWABAN PIHAK RUMAH SAKIT
Kabar meninggalnya ibu hamil pengguna kartu BPJS Kesehatan mendapat tanggapan pihak rumah sakit di Amurang, pada Jumat (3/11/2017).
Penelusuran Tribun Manado, peristiwa tersebut dikabarkan terjadi di Rumah Sakit Sakit Kalooran, Amurang.
Kepala RS Kalooran Dokter Elaine Wenur pun tak membantah peristiwa pasien hamil meninggal dunia tersebut. Namun dia menjelaskan kronologinya sebagai berikut :
Nama pasien alm Diane Diana Agustina Mumu (28).
Masuk RS Tanggal 1 November 2017 pukul 13.25,
Akan melahirkan anak kedua, anak pertama umur 4 tahun lebih.
Waktu masuk belum ada tanda-tanda persalinan.
Dilakukan observasi dan diambil sikap untuk ransangan persalinan besoknya tanggal 2 November pukul 6.15 Wita.
Keadaan ibu sehat dan tanda-tanda vital normal.
Tanda-tanda nyeri di perut nanti pukul 9 pagi, dalam keadaan sehat, bagus, sadar seperti biasa.
Saat botol ransangan pertama digunakan, baru terbuka 2 cm dan belum bisa dilakukan persalinan.
Ketika dilanjutkan dengan botol rangsangan kedua, saat observasi kira-kira pukul 17.00 wita, ketuban bayi secara spontan pecah,
Saat dilakukan pemeriksaan hanya bertambah 1 cm,
10 menit kemudian, pasien tiba-tiba mengalami penurunan kesadaran dan kejang-kejang. Kondisinya langsung drop.
Dari awal masuk di kamar bersalin ditangani terus sampai ada tindakan-tindakan ransangan, adanya bidan yang menangani.
Pemasangan infus juga harus di jaga. Bisa saja persalinan cepat karena anak kedua sehingga bidan dan perawat bersama-sama saat itu.
Dokter Elaine Wenur menegaskan pihaknya tidak membiarkan pasien tersebut seperti yang diposting ke media sosial. Termasuk operasi juga tidak bisa karena dalam keadaan normal.
Pasien juga memiliki BPJS yang masih aktif, sehingga tidak benar yang diposting di media sosial.
Katanya, pasien meninggal di rumah sakit, alasan atau penyebab kematian dicurigai emboli air ketuban karena 10 menit sesudah pecah ketuban pasien kejang-kejang.
Jadi dicurigai ada air ketuban masuk ke peredaran darah ibu dan akhirnya ibu kejang-kejang hingga akhirnya meninggal.
"Hasilnya hanya bisa dibuktikan melalui otopsi," ungkap Dokter Elaine Wenur.
Katanya, kasus ini telah dilaporkan ke Dinkes Minsel. Keluarga pasien juga tidak melakukan protes atas semua penanganan pasien.
Informasi juga dari keluarga pasien, kelahiran bayi pertama di Lampung dengan cara dirangsang.
Suami korban berada di Lampung.
(Maickel_Karundeng/Tribun Manado)
Artikel ini pernah dimuat di Tribun Manado dengan judul : Ibu Hamil Meninggal Dunia, Berikut Penjelasan Pihak Rumah Sakit Kalooran
Dorong Bapak Lebih Aktif dalam Pengasuhan, Sekolah Cikal Gelar Acara 'Main Sama Bapak' Bersama Keluarga Kita dan WWF Indonesia
Penulis | : | Saeful Imam |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR