Tanda-tanda nyeri di perut nanti pukul 9 pagi, dalam keadaan sehat, bagus, sadar seperti biasa.
Saat botol ransangan pertama digunakan, baru terbuka 2 cm dan belum bisa dilakukan persalinan.
Ketika dilanjutkan dengan botol rangsangan kedua, saat observasi kira-kira pukul 17.00 wita, ketuban bayi secara spontan pecah,
Saat dilakukan pemeriksaan hanya bertambah 1 cm,
10 menit kemudian, pasien tiba-tiba mengalami penurunan kesadaran dan kejang-kejang. Kondisinya langsung drop.
Dari awal masuk di kamar bersalin ditangani terus sampai ada tindakan-tindakan ransangan, adanya bidan yang menangani.
Pemasangan infus juga harus di jaga. Bisa saja persalinan cepat karena anak kedua sehingga bidan dan perawat bersama-sama saat itu.
Dokter Elaine Wenur menegaskan pihaknya tidak membiarkan pasien tersebut seperti yang diposting ke media sosial. Termasuk operasi juga tidak bisa karena dalam keadaan normal.
Pasien juga memiliki BPJS yang masih aktif, sehingga tidak benar yang diposting di media sosial.
Katanya, pasien meninggal di rumah sakit, alasan atau penyebab kematian dicurigai emboli air ketuban karena 10 menit sesudah pecah ketuban pasien kejang-kejang.
Jadi dicurigai ada air ketuban masuk ke peredaran darah ibu dan akhirnya ibu kejang-kejang hingga akhirnya meninggal.
"Hasilnya hanya bisa dibuktikan melalui otopsi," ungkap Dokter Elaine Wenur.
Katanya, kasus ini telah dilaporkan ke Dinkes Minsel. Keluarga pasien juga tidak melakukan protes atas semua penanganan pasien.
Informasi juga dari keluarga pasien, kelahiran bayi pertama di Lampung dengan cara dirangsang.
Suami korban berada di Lampung.
(Maickel_Karundeng/Tribun Manado)
Artikel ini pernah dimuat di Tribun Manado dengan judul : Ibu Hamil Meninggal Dunia, Berikut Penjelasan Pihak Rumah Sakit Kalooran
4 Rekomendasi Susu Penggemuk Badan Anak yang Bisa Bikin Si Kecil Lebih Gemuk dan Sehat
Penulis | : | Saeful Imam |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR