Nakita.id - Dukungan suami sangat dibutuhkan para istri apalagi dalam masa kehamilan trimester pertama.
Hal ini agar pada Ibu dapat merasakan kasih sayang karena perubahan hormon di awal kehamilan menyebabkan emosi negatif.
Selama trimester pertama, ada begitu banyak perubahan pada tubuh Ibu dan yang paling menonjol adalah emosinya.
Penyebabnya tak lain karena kadar hormon estrogen (hormon yang mengatur siklus menstruasi) dan prestogen di dalam tubuh Ibu berubah dan mengakibatkan keadaan mood Ibu hamil terus berubah-ubah.
Baca juga: Dampak Jika Ibu Hamil Tak Diperhatikan Suami ?
Hal ini menyebabkan Ibu hamil menjadi sering mual muntah dan sering merasa cepat lelah.
"Banyak wanita terkejut mengetahui betapa tubuh mudah lelah pada trimester pertama," ujar Kathy Lee, seorang profesor keperawatan di University of California San Francisco.
Baca juga: 2 Bentuk Dukungan Penting Ayah Untuk Ibu
Tidak hanya itu, Ibu hamil juga jadi mudah menginginkan sesuatu atau sering disebut ngidam.
Menurut Dr. Janet Pope , PhD seorang professor nutrisi di Ruston, sama seperti hasrat saat siklus datang bulan ngidam juga terjadi akibat perubahan hormon yang terjadi pada kehamilan.
Nah kalau sudah begini, para Ayah juga punya peran penting untuk mengatasinya. Untuk itu, Ayah bisa mencoba berbagai cara ini:
- Bawakan makanan atau minuman ke tempat tidur. Ingat bahwa setiap pagi Ibu mungkin merasa lelah dan tidak enak badan lantaran mual dan muntah.
Keluhan yang dirasakan akan langsung menghilang berkat perhatian dan kasih sayang dari pasangan Ibu.
Baca juga:3 Hal yang Sering Dilakukan Saat Hamil Ini Membuat Persalinan Sulit dan Lama
- Buatlah Ibu merasa nyaman sehingga ia dapat beristirahat dengan cukup tidur misalnya dengan memutarkan lagu-lagu lembut.
- Tunjukkan rasa bahagia dan berikan perhatian untuk janin dengan cara mengajaknya ngobrol.
Menurut UCLA life Scientist Indicated, Ibu hamil yang mendapat dukungan dan perhatian penuh saat masa kehamilan tidak jadi mudah stres dan depresi.
Penulis | : | Gisela Niken |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR