Nakita.id - Saat hamil, ada sebagian istri mengidam. Peran suami jelas penting untuk menghadapinya. Berikut peran suami saat istrinya mengidam.
* Saat istri mengidam, pahami bahwa wanita yang sedang hamil itu temperamental. Kadang ada suami yang tak menyadari dan malah ikut-ikutan emosi.
* Suami pun harus sadar, kehamilan istri merupakan tanggungjawabnya juga. Jadi, apa salahnya suami memberi perhatian lebih pada istri saat istri mengidam? Tentu perhatiannya tak perlu berlebihan. Misal, sepulang kantor suami menanyakan pada istri, "Gimana, mualnya sudah berkurang apa belum?" Ini saja sudah merupakan perhatian. Tapi jika sepulang kerja mendapatkan istri tengah muntah-muntah dan suami cuek, ini tentu kurang baik.
* Sebaiknya suami juga tak menolak permintaan istri mengidam sepanjang permintaan itu masuk akal. Kalau tidak, bisa-bisa istri enggak terima. Jadi, berusahalah memenuhinya. Minimal, berusaha mencari apa yang diinginkan istri. Kalaupun tidak dapat, ya, enggak apa-apa. Yang penting, kan, sudah berusaha.
* Suami pun perlu ekstra sabar dan mengerti, kesehatan dan emosi sang istri harus dijaga betul. Kalau tidak, istri bisa depresi. Suami harus berusaha untuk lebih toleran saat istri mengidam. Yang paling bagus adalah berkomunikasi dengan baik. Misal, sepulang kantor istri sudah minta dimanja, suami bisa mengatakan, "Saya mandi dulu, ya."
* Jika istri mengidam aneh-aneh, bicarakan juga secara baik-baik. Misal, istri minta durian padahal bukan musimnya, katakan, "Sekarang durian lagi enggak musim. Saya harus cari ke mana?" Cobalah juga untuk memberikan alternatifnya, "Bagaimana kalau mangga saja? Kemarin aku lihat di pasar ada mangga harumanis. Besar-besar dan matang. Pasti rasanya enak dan manis, deh."
* Ajaklah istri mengidam ke suasana bercanda. Dengan begitu, istri juga bisa balik berpikir "biasa". "Oh, benar, juga. Biar ingin durian tapi kalau lagi enggak musim, ya, susah juga carinya. Iya, deh, beli mangga saja."
* Pengertian, toleransi, dan perhatian ekstra suami akan sangat berperan mengurangi beban psikologis istri. Cobalah bayangkan. Ibu membawa sesuatu yang beratnya lebih dari sekilo di perut, menyita tempat hingga Ibu sesak napas, dan selama 9 bulan tak bisa melakukan aktivitas yang biasanya gampang, padahal ini sesuatu yang penting. Tidak mudah, bukan? Lagi pula, tak ada ruginya, kok, berempati pada istri mengidam. Selain Ibu senang dan si janin bisa bertumbuh sehat, Ibu pun jadi tak perlu kewalahan akibat Ibu ngidam.
Belajar dari Viralnya Anggur Muscat, Ini Cara Cuci Buah yang Benar untuk Hilangkan Residunya
Penulis | : | Faras Handayani |
Editor | : | Faras |
KOMENTAR