Nakita.id - Publik sedang dikejutkan oleh pemberitaan artis Vanessa Angel yang terciduk polisi karena kasus prostitusi online.
Kabar ini juga dibenarkan oleh Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Frans Barung Mangera bahwa artis sinetron Vanessa Angel ditangkap terkait prostitusi online di Surabaya, Jawa Timur.
"Itu Vanessa Angel yang ditangkap prostitusi. Itu (pernyataan) bukan dari saya, tapi dari Wadir Ditreskrimsus Polda Jatim AKBP Arman Asmara. Tulis saja itu," kata Kombes Pol Frans Barung kepada Kompas.com, Sabtu (5/1/2019).
Baca Juga : Tragis! Wanita Ditemukan Tewas di Lorong Apartemen Green Pramuka
Setelah ditangkap, Vanessa dan satu temannya berinisial AV langsung dibawa ke Polda Jatim untuk dimintai keterangan lebih lanjut.
Setelah diselidiki, ternyata tarif yang dipatok keduanya adalah sebesar Rp80 juta dan Rp25 juta untuk sekali berkencan.
Tarif kencan prostitusi online yang mencapai puluhan juta itu pun sontak membuat publik terheran.
Baca Juga : Cara Membuat Donat Kentang yang Lembut, Tahan Lama dan Anti Gagal!
Mereka menilai bahwa tarif kencan tersebut dinilai sangat tinggi yang kemudian membuat warganet berkomentar di unggahan terakhir Vanessa Angel.
"80 juta mahal choy," tulis seorang warganet.
"Ada yang bisa jawab nggak? Bedanya di mana ya 80jt, 25jt sama 2,5 jt????? Aku penasaran banget," komen seorang warganet lain.
Baca Juga : Ngeri, Ini Dampak Sosial Bila Anak Bermain Media Sosial Sejak Dini !
Terlepas dari kasus Vanessa Angel, fenomena prostitusi online memang tumbuh subur di Indonesia.
Sejumlah nama artis juga sebelumnya pernah tersangkut dengan kasus yang serupa.
Lantas, bagaimana psikolog memandang tentang para pria yang rela menghabiskan puluhan juta hanya demi memuaskan fantasi seks mereka?
Baca Juga : Dapat Rp 80 Juta dari Prostitusi Online, Ini Bisnis Lain Vanessa Angel yang Tak Kalah Populer!
Dilansir dari laman Psychology Today, seorang psikolog Roy Baumeister dari Universitas Florida meneliti soal seks dari pandangan ekonomi.
Dalam dunia seks heteroseksual, ia mengibaratkan perempuan sebagai penjual dan laki-laki sebagai pembelinya.
Hal tersebut bisa dijabarkan dengan bahasa bahwa aktivitas seksual seorang perempuan bernilai tinggi dibanding aktivitas seksual laki-laki.
Baca Juga : Foto Mesranya dengan Vanessa Angel Jadi Bahasan, Hotman Paris: 'Masih Ada yang Lebih Serem!'
Persetujuan perempuan untuk melakukan hubungan seks dianggap mahal dan karena seks harusnya tidak bisa dibeli, laki-laki bahkan rela membayar mahal untuk mendapatkan kesediaan perempuan untuk berhubungan intim.
Penjelasan dari Roy Baumeister tersebut seolah menjawab pertanyaan kenapa orang rela membayar hingga puluhan juta untuk berkencan dengan perempuan idaman.
Fantasi laki-laki dan aktivitas seksual seorang perempuan yang dianggap mahal adalah pemicu kaum adam mau merogoh kocek yang tidak sedikit.
Baca Juga : Bingung Kejutan Anniversary Bersama Pasangan? Simak 8 Tips Ini
Selain itu, Roy menjelaskan satu lagi alasan kenapa seks menjadi hal yang sangat penting di sejarah manusia.
Laki-laki biasanya bergulat dengan hidup demi mendapatkan uang, status dan kedudukan, sementara perempuan bisa menggunakan seks sebagai aset untuk mendapatkan semua hal tersebut.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | Instagram,psychology today |
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR