Sementara itu, mereka yang berjiwa individualis mengalami peningkatan aktivasi amigdala hanya ketika orang lain menerima lebih banyak uang, lebih karena merasa iri hati.
Perbedaan juga terletak pada aktivitas hippocampus, daerah otak primitif lain yang terlibat dengan respons stres otomatis. Para peneliti kemudian melakukan pemeriksaan dengan menggunakan kuesioner depresi umum yang disebut Beck Depression Inventory.
Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat apakah pola aktivitas otak ini dikaitkan dengan gejala depresi dalam dua minggu sebelumnya.
Hasil menunjukan, mereka yang memiliki jiwa prososial, dikaitkan dengan lebih banyak depresi.
Baca Juga : Ditanya 'Apakah Jatuh Cinta pada Diana', Jawaban Pangeran Charles Sederhana Namun Bikin Sang Putri Trauma!
Hasil yang sama juga ditunjukan ketika pemeriksaan ditindaklanjuti setahun kemudian.
Temuan ini membuat peneliti menyimpulkan mereka yang memiliki kepribadian yang dianggap baik oleh masyarakat lebih rentan mengalami depresi.
Ini terjadi karena mereka lebih cenderung mudah empati, merasa ikut bersalah atas hal-hal buruk yang terjadi, dan stres yang ekstrem.
Selain itu, kepekaan emosional ini terhubung ke daerah terdalam dan paling otomatis di otak — tempat yang mudah memicu depresi.
Baca Juga : Trauma Digerebek, Angel Lelga Justru Tanam Tumbuhan Penangkal Sihir di Rumahnya
Rekap Perjalanan Bisnis 2024 TikTok, Tokopedia dan ShopTokopedia: Sukses Ciptakan Peluang dan Dorong Pertumbuhan Ekonomi Digital
Source | : | Kompas.com,Life Hack |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR