Nakita.id - Lauren Marler mendapati gejala-gejala aneh pada usia 15 tahun dan ia memiliki firasat bahwa ia mengidap kanker.
Untuk membuktikan firasatnya ia melakukan pemeriksaan, dan dokter menyatakan firasatnya benar.
Pada 2005, Marler mendapati bahwa ada darah di kursinya.
Selama dua tahun Marler tetap diam sampai gejalanya memburuk. "Aku mencari tau gejala yang aku alami dan semua tanda-tanda itu menunjukkan penyakit kanker usus besar," katanya
"Aku ketakutan tetapi masih tidak sanggup memberi tahu ibu secara langsung, jadi aku menulis surat kepadanya, mengatakan bahwa aku mengidap kanker.
Ibuku menganggap aku berlebihan, bahkan mengatakan bahwa aku hanya mengalami sembelit."
Gejala yang dialami Marler tetap sama meskipun melakukan diet tinggi serat.
Lalu dokter melakukan endoskopi dan kolonoskopi dan mengkonfirmasi apa yang diketahui Marler pada usia 17 tahun dan benar bahwa ia menderita kanker usus besar.
Baca Juga : Ayah Hrithik Roshan Berjuang Lawan Kanker, Sussanne Khan Beri Dukungan dengan Katakan Ini
"Ketika aku bangun dari tidur, ibuku melihat ku seperti melihat hantu.
Dokter yang menangani aku juga menangis.
Katanya ia tidak pernah menangani penyakit yang separah ini, dan mengatakan aku perlu dipindah ke Pusat Kanker MD Anderson University of Texas," ungkap Marler.
Di sana Marler bertemu dengan Miguel Rodriguez-Bigas, MD, FACS, FASCRS, yang menyembuhkan kanker usus besar dan hampir semua rektumnya serta menyisakan satu rektum untuk mempertahankan fungsi pencernaan dan untuk menghindari memiliki kantong ileostomi seumur hidup.
Namun hanya sembilan bulan kemudian, kankernya kembali.
Setelah melakukan operasi, tiga bulan kemoterapi dan radiasi, Marler percaya bahwa kankernya sudah sembuh.
Marler masih melakukan pemeriksaan secara rutin, sampai pada usia 23 tahun ia mendapat panggilan dari rumah sakit bahwa ia terkena kanker lagi.
Baca Juga : Jarang Disadari, 11 Makanan yang Kerap Dikonsumsi Ini Bisa Memicu Kanker
"Aku sedang bekerja dan dokter menelepon untuk memberi tahu bahwa scan menunjukkan ada sesuatu di rahim.
Dokter mengungkapkan ada kanker endometrium yang agresif.
Kami kembali ke MD Anderson untuk bertemu dengan TT Ramirez, MD, yang merekomendasikan histerektomi penuh.
"Untungnya, waktu itu, kankernya terkandung pada polip, jadi saya tidak perlu kemoterapi," jelasnya.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | rd.com |
Penulis | : | Cecilia Ardisty |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR