Pada usia batita, tutur Betty, emosi yang timbul adalah perasaan takut dan marah.
Bentuk ketakutan pun bisa bermacam-macam seperti perasaan khawatir, malu, cemas, menarik diri, maupun pasif dan pendiam.
Perasaan takut bisa disebabkan oleh lingkungan rumah yang tak pernah memberi kesempatan padanya, sehingga akhirnya ia tak mau mencoba.
Sedangkan perasaan marah biasanya ada kaitannya dengan sikap agresivitas, impulsif, ataupun meledak-ledak.
Biasanya perkembangan emosi dikendalikan oleh kematangan dan proses belajar.
Nah, pada anak yang pasif, pendiam atau menarik diri, saran Betty, sebaiknya ditelusuri, "Jangan-jangan ada perkembangan emosi yang tak sehat." Karena anak yang pasif atau penurut bisa saja disebabkan karena ada hal yang berhubungan dibaliknya. Misalnya, ada kekhawatiran pada suatu hal. Masalah kesehatan yang dialami anak juga bisa membuatnya bersikap menarik diri ataupun pasif.
"Bila ia kurang gizi, maka ia cenderung akan menjadi anak yang pasif dan tak ingin bereksplorasi," ujar Betty.
Iklim rumah pun bisa menjadi salah satu penyebab, yaitu yang berkaitan dengan hubungan antara anak dan orangtua atau orang lain yang dekat dengannya.
"Apakah hubungannya cukup harmonis? Kalau tidak, misalnya terlalu dikekang atau overprotective, maka bisa saja anak menjadi pemalu atau pendiam," tambahnya.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | David Togatorop |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR