Nakita.id - Setiap perempuan pasti menginginkan memiliki pasangan yang sukses dan juga mapan.
Karena banyak orang percaya, menikah dengan pria kaya akan membuat hidup dan rumah tangganya lebih tenang dan tentram.
Ini karena semua keperluan rumah tangga dengan mudah tercukupi dan selebihnya juga bisa digunakan untuk melengkapi kebutuhan sekunder termasuk berlibur.
Melihat kondisi seperti itu, tentu tidak akan ada perempuan yang 'dengan sengaja' menikah dengan pria yang ekonominya pas-pasan.
Ada beberapa perempuan yang menikah dengan pria pas-pasan, atau bahkan belum memiliki karier dan juga pekerjaan yang tetap hanya karena beberapa aspek.
Baca Juga : Deretan Selebritis Cantik Ini Ditipu Pria yang Mengaku Kaya, Ada yang Malah Rela Kehabisan Harta
Biasanya karena sudah terlanjur cinta, sehingga tak lagi ingin mencari laki-laki lain.
Beberapa orang mengakui bahwa memiliki pasangan yang mapan dan kaya akan memberikan rasa aman, terutama dari segi finansial.
Melansir dari Kompas.com, penulis buku How to Snare a Millionaire yakni Lisa Johnson mengatakan, "kita ini secara genetik sudah diprogram untuk mencari pria-pria yang sukses."
"Dari zaman purba, perempuan itu harus berpasangan dengan pemburu terbaik, sosok yang bisa menjadi penyebar spesies kita," lanjutnya.
Melalui riset yang dilakukan Dr Catherine Hakim dari London School Economics mengklaim bahwa perempuan lebih menginginkan menikah dengan laki-laki kaya daripada sukses dalam karier.
Baca Juga : Sebelum Meninggal Dunia, Gebi Ramadhan Sampaikan Pesan Terakhirnya pada Uus, 'Gebi Mau Sembuh Bang'
Riset ini diterbitkan oleh think tank dari Centre for Policy Studies, tak lama setelah isu untuk menurunkan pembedaan upah antara pria dan perempuan digelontorkan.
Melalui risetnya, Hakim mengkritisi pernyataan David Cameron yang menyatakan bahwa perempuan akan lebih banyak memimpin dalam sebuah perusahaan.
Hakim mengkritisi bahwa kenyataannya, para perempuan lebih memilih menikah dengan pria yang penghasilannya lebih banyak darinya.
"Perempuan masih lebih memilih menikah dan memilih suami yang berpenghasilan lebih besar dari mereka," demikan dituliskan dalam riset Hakim.
Baca Juga : Calon Mantu Crazy Rich Surabaya, Clarissa Wang Anak dari Pengusaha Kaya di Surabaya
"Perempuan di sejumlah negara di Eropa bersikeras untuk menikah, jika bisa, dengan laki-laki yang memiliki pendidikan dan penghasilan lebih tinggi darinya," kata Hakim.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.
Ia menambahkan, perempuan memanfaatkan pernikahan dengan pria kaya sebagai alternatif atau tambahan yang menunjang kehidupan, pekerjaan, dan kariernya.
Penelitian yang mengacu pada data yang diambil dari Inggris dan Spanyol menunjukkan, sebanyak 20 persen perempuan di Inggris menikahi laki-laki yang berpendidikan jauh lebih tinggi pada era 1949.
Kemudian, pada 1990 angka ini meningkat hingga 38 persen.
Pola yang sama juga terjadi di sejumlah negara di Eropa, Amerika, dan Australia.
Menurut Hakim, hasil penelitiannya menunjukkan, kesetaraan dalam beban kerja rumah tangga bukan menjadi perspektif ideal bagi banyak pasangan.
Artinya, banyak pasangan yang tak melihat pembagian kerja rumah tangga sebagai cara pandang ideal.
Suami dan istri tak harus berbagi peran secara setara dalam urusan mengasuh anak dan pekerjaan rumah tangga lainnya.
"Bukan hal mengejutkan jika banyak istri yang memiliki penghasilan lebih rendah dari suaminya. Serta banyak pasangan yang secara rasional memutuskan bahwa perempuan lebih banyak mengambil peran mengasuh anak dan mengambil jatah cuti lebih banyak," jelas Dr Hakim.
Baca Juga : Jadi Pengusaha Kaya, Ardi Bakrie Keluhkan Mahalnya Biaya Sekolah Anak
Bahkan, tambahnya, banyak perempuan yang mengaku bersedia menjadi ibu rumah tangga bila memiliki suami yang kaya.
Tapi tak banyak orang yang tahu, bahwa nyatanya menikahi pria kaya tak selamanya bisa menjamin kebahagiaan.
Menikah dengan pria kaya sejatinya hanyalah bonus bagi kisah asmara pasangan.
Banyak yang mengatakan bahwa kebahagiaan akan mampu dibeli dengan uang.
"Tetapi salah jika Anda berpikir bahwa uang bisa membeli cinta atau kebahagiaan. Tidak bisa," tutur Kim Gandy, presiden National Organization for Women.
Mendapatkan pria kaya tidak menjadi jaminan perempuan bisa mendapatkan kebahagiaan secara batin (apalagi jika suami tipe peselingkuh).
Namun, hasil penelitian yang dilakukan sosiolog dari University of Virginia, Bradford Wilcox dan Steven Nock, para perempuan menikah di Amerika cenderung lebih bahagia ketika suami mereka berhasil memenuhi segala kebutuhan keluarga lebih dari cukup.
"Studi kami menunjukkan bahwa para perempuan yang mempertimbangkan kekayaan pasangan ketika masih berpacaran, cenderung lebih bahagia selanjutnya," ungkap Wilcox.
Meskipun demikian, Moms tidak disarankan untuk menggantungkan hidup hanya dari penghasilan suami.
Sebab ketika perkawinan kandas, perempuanlah yang akan dirugikan.
Ketika perempuan dihadapkan pada persoalan pengasuhan anak, ia harus mampu membiayai hidupnya sendiri.
Berbicara mengenai keuntungan menikahi pria kaya ternyata ada pengertian yang kerap diabaikan.
Banyak yang berpikir bahwa menikah dengan pria kaya akan menjamin kemewahan dan juga kesejagteraan.
Tetapi menurut Adam Galinski, PhD, seorang profesor manajemen organisasi di Northwestern University, Chicago mengungkap bahwa pria kaya tak lebih bisa membahagiakan perempuan, daripada pria yang berkecukupan.
Menurut Galinski, uang bisa menjadi pemicu bahwa seorang pria tak bisa setia.
Kecenderungan lain yang memungkinkan perempuan menikahi pria yang tidak kaya adalah karena semakin banyak pria yang terkena imbas resesi daripada perempuan. Ini merupakan hasil penelitian Pew Research Center.
Pertanyaannya, mengapa pria tidak kaya lebih bisa dipercaya perempuan?
1. Tidak setia pada pasangan
Pria yang memiliki kesuksesan cenderung lebih mudah berkhianat.
Pria kaya dan sukses merasa bahwa dengan uang dan kekuasan, ia bisa mendapatkan segalanya semau hati dan menganggap perasaan cinta tak lagi penting.
Baca Juga : Putus dari Reino Barack, Luna Maya Diduga Dekat dengan Konglomerat Asal Malaysia! Sempat Berlibur Bersama
Perselingkuhan yang dilakukan Tiger Woods, contohnya. Dalam permintaan maafnya, Woods mengimplikasikan perselingkuhan yang dilakukannya tak lepas dari kesuksesan yang dia raih.
Woods tidak hanya memanfaatkan kesuksesan untuk mencari kepuasan individual.
Galinsky dalam penelitiannya menemukan bahwa pria kaya cenderung hipokrit mengenai kecenderungannya bermain hati.
Adapun pria berpenghasilan lebih rendah cenderung menunjukkan kesetiaan kepada pasangannya.
"Seseorang yang memiliki posisi kuat lebih gampang untuk berselingkuh. Uang dan kekuasaan menjadi alatnya," kata Galinsky.
Baca Juga : Jangan Khawatir Jika Puting Rata, Moms Bisa Menyusui Si Kecil dengan 6 Cara Ini
2. Apatis terhadap teman pasangannya
Jurnal Psychological Science menuliskan, pria berpenghasilan kecil ke menengah memiliki karakter yang lebih santun dibandingkan pria kaya.
Hal ini terutama saat pria bertemu orang baru. Lihat saja bedanya saat Moms mengenalkan pria berbeda tipe ini kepada teman-teman Moms.
Para peneliti yang melakukan observasi menemukan, pria tidak kaya lebih sering berbincang dengan kontak mata kepada teman-teman barunya, bahkan sering kali tertawa bersama.
Kehangatan ini tak didapatkan dari sikap pria kaya yang cenderung lebih kaku dan kasar.
"Pria berdompet tipis berusaha keras membangun hubungan sosial karena, dengan membangun jaringan, mereka bisa bertahan. Sementara itu, pria kaya tak menyadari pentingnya menjalin pertemanan karena merasa tak membutuhkannya," kata Dacher Keltner, PhD, pengarang buku Born to Be Good.
Baca Juga : Cucu Konglomerat Habiskan Rp 40 Triliun Saat Menikah Agar Mantan Kekasih Kembali ke Pelukannya
Lebih mendukung karier pasangannya Jurnal Psikologi Terapan meluncurkan penelitian bahwa pria sukses lebih seksi.
Pria kaya cenderung memosisikan dirinya sebagai sumber penghasilan dan mengambil semua peran dengan merasa kewajibannya adalah menyediakan segala keperluan yang dibutuhkan bersama pasangan.
Demikian dikatakan Beth Livingston, PhD, asisten professor SDM di Cornell University.
Untuk itu, akhirnya, pria kaya lebih menginginkan dirinya yang berkembang dalam kariernya.
Baca Juga : Konsumsi Rambutan Saat Hamil Muda Punya Banyak Manfaat Lo Moms!
Sebaliknya, pria tak kaya lebih suportif terhadap pengembangan diri dan karier pasangannya.
"Pasangan yang saling menyemangati dan membangun pencapaian diri untuk mencapai karier atau impian dari kehidupan profesinya cenderung lebih bahagia," kata Joshua Coleman, PhD, pengarang buku Marriage Makeover.
Lebih hebat dalam hubungan seks pria berdompet tipis akan membahagiakan pasangannya di atas ranjang.
Begitulah yang dikatakan Bethany Marshall, PhD, pengarang buku Deal Breakers.
Alasannya, pria tipe ini akan mengupayakan segala cara untuk memuaskan pasangan dan mengambil hatinya.
Meski tak mampu memberikan berbagai perlakuan dan hadiah mewah, pria ini menunjukkan kehebatannya dalam hubungan seksual.
Serunya Van Houten Baking Competition 2024, dari Online Challenge Jadi Final Offline
Source | : | Kompas.com,Bussines Insider |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR