Nakita.id - Kesehatan mental sangat penting bagi semua orang termasuk Si Kecil.
Tak kalah pentingnya setiap orang tua harus memperhatikan kesehatan mental sedini mungkin.
Melansir dari Kompas.com, World Health Organization (WHO), memaparkan setengah dari kasus penyakit mental yang dialami oleh masyarakat dunia dimulai pada tahapan usia 14 tahun.
Kasus penyakit mental yang dialami anak usia 14 tahun ini sebenarnya bisa terdeteksi jika kita memperhatikan pentingnya kesehatan mental sedini mungkin.
Lalu apa pengertian dari kesehatan mental itu sendiri?
Menurut Kantiana Taslim, M.Psi., psikolog yang berpraktek di Personal Growth, Jakarta Barat mengatakan, "Kesehatan mental adalah suatu kondisi seseorang di mana secara emosional, sosial, atau perilaku terjaga atau keseimbangannya terjalin dengan baik."
Baca Juga : 4 Manfaat Main Bola, Dapat Meningkatkan Mental dan Suasana Hati Anak
Seseorang dikatakan kesehatan mentalnya terjamin ketika aspek emosional, sosial, atau kognisinya terampil.
Misalnya, anak dapat mengendalikan rasa marah atau mengekspresikan kemarahannya dengan baik atau dengan cara-cara yang bisa diterima.
Baca Juga : Anak Mengalami Bully, Siapa Sangka Berisiko Tinggi Bagi Kesehatan Mental
Seorang anak yang ceria dan dapat bersosialisasi dengan baik juga dapat dikatakan kesehatan mentalnya terjamin.
"Jadi bentuk kesehatan mental seorang anak bisa kita lihat dari berbagai perilaku dan dari berbagai sikap," jelas Kantiana.
Anak terkena gangguan mental sebenarnya memiliki faktor-faktor yang mendasarinya yaitu faktor biologis, faktor lingkungan, dan dalam diri anak sendiri.
Faktor biologis adalah anak memiliki sejarah keluarga yang memang memiliki gangguan kesehatan mental.
Anak menerima stimulus-stimulus dari lingkungannya setiap hari apakah membuat stres atau ada hal-hal yang membuatnya tidak nyaman.
Atau tidak bisa beradaptasi dengan baik itu merupakan faktor lingkungan.
Terakhir, karakteristik diri anak sendiri yang mempengaruhi ia terkena gangguan mental.
Baca Juga : Gempita Ulang Tahun, Gading dan Gisel Gelar Acara Meriah di Sekolahnya, Mereka Terlihat Akrab!
"Tapi kalau anak ini memiliki daya tahan dan daya juang tinggi atau resilien dan orang-orang di sekitarnya juga mengajarkan pada anak ini menyelesaikan masalahnya dengan baik, anak akan baik-baik saja," kata Kantiana.
Baca Juga : Moms Bisa Alami Emosi yang Tidak Stabil, Begini Tips Mengatasinya
Moms dan Dads bisa menghindari gangguan mental pada anak dengan peka terhadap perilaku sehari-hari.
"Orang tua perlu mengobservasi anak jika ada hal-hal yang dirasa tidak sesuai dengan anak misalnya yang tadinya ceria jadi lebih pendiam," tambah Kantiana.
Selain itu, Moms dan Dads bisa melatih anak untuk menjaga kesehatan mentalnya.
1. Mengajarkan anak untuk mengelola emosi dengan baik
Mengafirmasi emosi yang dikeluarkan oleh anak. Seperti 'oh kamu marah ya?' 'kamu lagi senang ya?'.
Hal ini berfungsi untuk menyadarkan anak terhadap emosi yang ia keluarkan.
2. Selanjutnya mengajarkan anak untuk menyalurkan emosinya dengan hal-hal positif.
Misalnya ketika anak marah menyakiti orang lain itu kurang tepat.
3. Mengajarkan anak untuk lebih produktif
Hal ini karena dapat menumbuhkan daya pikir dan daya analisa anak sehingga ketika anak terpapar hal-hal negatif anak bisa menangkalnya.
Tak hanya itu anak memiliki beragam pengalaman yang berguna untuk melatih daya juang anak.
Lewat Ajang Bergengsi Pucuk Cool Jam 2024, Teh Pucuk Harum Antar Anak Indonesia 'Bawa Mimpi Sampai ke Pucuk'
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Cecilia Ardisty |
Editor | : | Amelia Puteri |
KOMENTAR